tirto.id - Hampir empat tahun Rose (50) menjadi mitra GoClean, jasa bersih-bersih rumah yang disediakan Gojek. Dari sanalah ia bisa membeli makan, listrik, sampai menyekolahkan anak.
“Yang punya penghasilan di rumah hanya saya,” katanya kepada reporter Tirto, Kamis (25/6/2020), menegaskan bahwa dia adalah tulang punggung keluarga.
Kini Rose terancam kehilangan mata pencaharian karena Gojek berencana menonaktifkan GoClean. Pimpinan Gojek menyampaikan ini pada Selasa 23 Juni lalu. Rencananya GoClean bakal ditutup hari ini, 27 Juni 2020.
Selain GocCean, Gojek juga bakal menutup GoMassage, layanan pijat ke rumah. Strategi ini dilakukan dalam rangka efisiensi, menyesuaikan diri dengan situasi pandemi. GoClean, juga GoMassage, tak efektif selama pandemi karena mengharuskan para konsumen berinteraksi dengan mitra. Jumlah pemesan menurun drastis.
Selain berdampak ke mitra, kebijakan ini juga membuat 430 karyawan Gojek diputus hubungan kerjanya.
Sebaliknya, perusahaan yang didirikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim itu akan fokus di bisnis-bisnis inti seperti transportasi (Goride dan Gocar), pesan-antar makanan (GoFood), dan uang elektronik (GoPay).
Rose mengatakan “informasi ini sangat dadakan”. Dia mengaku sedih dan bingung karena tak tahu lagi akan mencari uang dari mana. Pun sekarang dia masih harus membayar beberapa cicilan ke bank. “Saya kira akan lanjut terus, makanya berani cicil motor dan pinjam uang ke bank untuk benerin rumah. Ini cicilan masih harus bayar 14 bulan lagi. Anak juga masih semester 3.”
Sejak pandemi sebenarnya Rose jarang sekali mendapat panggilan. Bulan ini saja ia hanya mendapat tiga, padahal sebelum ada wabah dalam sebulan bisa melayani hingga 50 konsumen. Tapi itu saja sudah lumayan.
“Harapannya saat pelonggaran PSBB ini akan kembali lagi ramai yang order, ternyata bulan depan tutup,” katanya sedih.
Rose bukan satu-satunya mitra GoClean yang merana karena keputusan perusahaan aplikasi yang menyandang status decacorn ini. Dewi (43) juga merasa gelisah.
Dari GoClean ia bisa mendapatkan pemasukan Rp3 juta per bulan. Ia mengatakan uang sebanyak itu lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan ia dan tiga anaknya. Dari hasil bersih-bersih tempat tinggal konsumen ini, Dewi dapat membelikan anaknya mainan, jajan makanan, hingga baju baru.
“Saya mulai jadi mitra GoClean sejak Maret 2019, Alhamdulilah sih sejak gabung jadi mitra bisa sekolahin anak dan bisa simpan uang agak banyak. Sebelumnya ngepas banget buat sehari-hari, hanya jualan sepatu, PKL-an, yang hasilnya enggak seberapa,” katanya kepada reporter Tirto.
Sekarang ia harus memutar otak lagi. Suaminya, pengemudi ojek online di aplikasi yang sama, juga tengah kesulitan mengingat mereka belum diizinkan mengangkut penumpang. “Masih bingung sekarang mau gimana, selalu kepikiran.”
Disayangkan Pelanggan
Dalam siaran pers, Gojek mengatakan memberikan dukungan kepada para mitra seperti Dewi dan Rose bernama ‘Program Solidaritas Mitra COVID-19’. Ini adalah program peningkatan keterampilan melalui pelatihan online, juga program bantuan dana tunai untuk mitra aktif yang memenuhi kriteria.
Masalahnya menghilangnya layanan tersebut juga bukan hanya memberikan dampak besar kepada mitra, tapi juga pengguna.
Regina salah satunya. “Gimana nanti kalau lagi butuh banget. Misalnya seperti kemarin aku mau bersihin satu unit studio yang sudah lama enggak kepakai. Itu kan pekerjaan rumah banget kalau bersihin sendiri. GoClean membantu sekali,” kata Regina kepada reporter Tirto.
Ada pula Fahmi yang sudah rutin menggunakan jasa GoClean dan GoMassage sebulan dua kali. Fahmi mengaku fasilitas tersebut meringankan beban ketika ia terlalu sibuk sampai tak sempat membersihkan tempat tinggal sendiri. “Layanan itu kalau enggak Corona bantu banget,” kata Fahmi.
Ia berharap setelah COVID-19 berakhir, layanan tersebut akan kembali diaktifkan oleh Gojek.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Rio Apinino