Menuju konten utama
Pemilu Serentak 2024

Nasib KIB Usai PPP Usung Ganjar di 2024: Kian Solid atau Bubar?

Usai PPP deklarasi Ganjar, KIB dinilai sedang dalam keadaan dilematis. Bisa bubar atau justru makin solid gabung dengan PDIP.

Nasib KIB Usai PPP Usung Ganjar di 2024: Kian Solid atau Bubar?
Tiga ketum parpol yang tergabung di KIB tampak duduk semeja saat pertemuan di kediaman Airlangga Hartarto, Jalan Widya Chandra III, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (27/4/2023) malam. (FOTO/Dok. Istimewa)

tirto.id - Keputusan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendeklarasikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden 2024, membuat nasib Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) berpotensi bubar. Sebab, saat ini PPP masih menjadi bagian KIB bersama Partai Golkar dan PAN.

KIB memang belum punya kandidat definitif yang disepakati. Namun, Golkar sebagai partai yang memiliki kursi terbanyak di parlemen –dibandingkan PPP dan PAN-- merekomendasikan Airlangga Hartarto untuk maju pada pilpres mendatang.

Sementara Ganjar adalah politikus PDIP yang telah resmi diumumkan Megawati Soekarnoputri sebagai bakal capres 2024. Secara simbolis, Megawati memberikan peci hitam ke Ganjar usai deklarasi di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat pada Jumat, 21 April 2023.

Selain PDIP dan PPP, Partai Hanura juga secara resmi telah mendeklarasikan Ganjar sebagai bakal capres mereka. PSI bahkan sebelum PDIP telah deklarasi duluan. Namun, dukungan PSI tidak dianggap oleh PDIP karena tidak melalui komunikasi politik terlebih dahulu.

Plt Ketua Umum DPP PPP, Muhammad Mardiono mengungkap sejumlah alasan dan pertimbangan pihaknya mendukung Ganjar Pranowo. PPP ingin melanjutkan estafet kepemimpinan periode 2024-2029. Apalagi PPP menjadi pengusung Ganjar di Pilgub Jateng 2018.

“Dukungan serupa telah pernah diberikan oleh PPP, yakni dukungan politik pada Pilkada Jawa Tengah 2018, PPP telah mengantarkan beliau [Ganjar] menjadi Gubernur Jateng yang berpasangan dengan kader partai PPP Taj Yasin Maimoen," kata Mardiono.

Usai PPP mendukung Ganjar, tiga ketum parpol yang tergabung di KIB langsung menggelar pertemuan terbatas dan tertutup di kediaman Airlangga Hartarto, Jalan Widya Candra, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis malam (27/4/2023).

Dalam foto yang diterima awak media, tampak Airlangga, Zulkifli Hasan alias Zulhas, dan Mardiono tengah duduk bersama di rumah Ketum Golkar itu. Terlihat, ketiganya saling melempar senyum.

Ganjar Pranowo jadi capres PDIP

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pascapenetapan calon presiden yang diusung oleh PDI Perjuangan, di Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4/2023). FOTO/Tim Humas PDIP

KIB Diklaim Masih Solid

Setelah pertemuan berlangsung satu jam lebih, Airlangg mengkalim bahwa KIB masih solid. “Koalisi KIB pada malam hari ini terlihat, kami solid, guyub, dan rukun," kata Airlangga saat jumpa pers di lokasi.

Airlangga memastikan KIB sepakat tidak akan mencampuri urusan internal partai masing-masing. Khususnya PPP yang sudah mengumumkan dukungan kepada Ganjar Pranowo menjadi capres pada Pilpres 2024.

“Jadi, Rapimnas itu bagian dari mekanisme yang ada di Partai Persatuan Pembangunan. Kalau di Golkar ada musyawarah nasional, demikian pula ada mekanisme di PAN," ucap Airlangga.

Sementara itu, Ketum DPP PAN, Zulhas mengatakan, pihaknya menghormati keputusan PPP yang mendukung Ganjar Pranowo. Dia menilai setiap partai memiliki keputusan masing-masing.

“Masing-masing partai itu mungkin bisa sama, bisa tidak, baru kita berembuk apakah bisa ada kesepakatan, apakah tidak, pada akhirnya nanti masih panjang perjalannya ini KIB," kata Zulhas.

Di sisi lain, kata Zulhas, pihaknya juga membahas kelanjutan dari pertemuan di kantor PAN beberapa waktu yang lalu, yakni ihwal komitmen kebangsaan atau koalisi besar. Zulhas memastikan saat ini KIB masih solid, harmonis, dan kuat.

Sedangkan Mardiono mengklaim telah menyampaikan hasil Rampinan [PPP] kepada Zulhas dan Airlangga pada pertemuan KIB. Dia menjelaskan semua parpol yang tergabung di KIB memiliki mekanisme internal masing-masing.

“Manakala dari apa yang dibawa dari masing-masing partai ini sama, ya, itulah yang menjadi keinginan kita dalam koalisi, tapi kalau beda kita perlu debatkan, kita perlu negosiasi begitu agar kita memiliki pandangan, gagasan, kemudian tujuan yang sama," ucap Mardiono.

Mardiono mengatakan tiga parpol di KIB masih solid, sehingga kans bubar tak akan terjadi.

“Kalau ada orang mengatakan ini KIB bubar, enggak bubar, manakala nanti pilihannya sama, itu nanti jadi Koalisi Plus. Potensi plus ini yang disampaikan Pak Ketum Golkar," kata Mardiono.

KIB Dilematis, Berpeluang Bubar

Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga mengatakan, usai PPP mendeklarasikan Ganjar, sejatinya KIB sedang dalam keadaan dilematis. Ia menilai, KIB berpeluang bubar bila Golkar dan PAN tidak sejalan dengan PPP. Sebaliknya, jika Golkar dan PAN sejalan, maka gerbong KIB akan berkoalisi ke PDIP.

Namun, kata Jamiluddin, menilik langkah politik Golkar dan Gerindra yang kian intensif, menunjukkan Golkar kurang sejalan dengan PPP. Misalnya, Airlangga bertemu Ketum Gerindra Prabowo Subianto di Kantor Menteri Pertahanan di Jakarta Pusat, Selasa (11/4/2023).

Pertemuan kedua pimpinan partai politik itu membahas sejumlah isu, antara lain, masalah swasembada pangan, pengembangan perekonomian dan pertahanan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, dan menjaga aset pembangunan Presiden Joko Widodo.

“Artinya Golkar tampaknya ingin tetap mengusung capres atau cawapres dari kadernya yang dalam hal ini tentu Ketua Umumnya Airlangga Hartarto,” kata Jamiluddin saat dihubungi reporter Tirto, Jumat (28/4/2023).

Jika Golkar dan Gerindra berkoalisi, maka peluang KIB bubar makin kuat. Sebab, PAN kelihatannya dari beberapa bulan terakhir juga menonjolkan Ganjar. Ia mengatakan kemungkinan besar PAN akan mengikuti jejak PPP.

Selain itu, kata dia, PAN tampaknya ingin bermain politik dan berpotensi mendorong Erick Thohir ke PDIP sebagai bakal cawapres. Jamiluddin menyebut bila hal itu terjadi, maka peluang bubar KIB semakin besar.

“Jadi, secara singkat saya melihat KIB ini potensi bubar. Pertama, PPP sudah memastikan [dukungan]. Kedua, kemungkinan itu akan diikuti oleh PAN. Sedangkan, Golkar tetap kukuh untuk mengusung Airlangga [merapat ke Gerindra],” ucap Jamiluddin.

Jamiluddin mengatakan, jika Golkar merapat ke Gerindra, maka tentunya akan meminta jatah cawapres. Pasalnya, kata dia, hal itu merupakan pilihan yang paling realitis secara politik. Apalagi menilik elektabilitas Airlangga, jauh dibawa Prabowo.

“Kalau ini terjadi tentu ini akan menggoyahkan KIR,” kata Jamiluddin.

Jamiluddin mengatakan, dalam beberapa bulan lalu, Prabowo sudah berkomitmen dengan Ketum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin untuk sama-sama memutuskan seperti apa koalisi mereka ke depan.

“Kalau akhirnya nanti memilih Airlangga, maka Cak Imin dengan sendirinya tersingkir,” ucap Jamiluddin.

Ia mengatakan, jika Cak Imin tersingkir, maka ada dua kemungkinan langkah politik ketum PKB itu. Pertama, tetap bertahan di KIR kalau Prabowo memberi kompensasi yang mengutungkan buat PKB atau pada dirinya sendiri. Kedua, kemungkinan Cak Imin dengan PKB pindah ke PDIP.

“Dari semua kemungkinan itu, saya melihat baik KIB maupun KIR itu dalam tanda petik itu di bawah genggaman Pak Jokowi. Karena itu saya melihat tergantung arahan Pak Jokowi kepada KIB dan KIR,” tutur Jamiluddin.

GERINDRA DAN PKB MEMBAHAS KOALISI BESAR

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) bersama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kanan) memberikan keterangan sebelum mengikuti rapat tertutup di Jakarta, Senin (10/4/2023). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/hp.

Tiga Skenario

Analis Politik dari Universitas Padjajaran [Unpad] Bandung, Kunto Adi Wibowo mengatakan, ada tiga skenario yang muncul usai PPP memutuskan untuk mendaulat Ganjar Pranowo. Ia mengatakan, selain PPP, sebetulnya PAN sudah terlebih dahulu mendeklarasikan Ganjar-Erick.

“Kalau begitu ceritanya, sangat mungkin skenario pertama PAN dan PPP gabung ke PDIP. Sangat mungkin Golkar ke Gerindra atau Nasdem, Demokrat, dan PKS,” kata Kunto saat dihubungi Tirto.

Skenario kedua, kata dia, sangat mungkin satu gerbong KIB mendukung Ganjar Pranowo yang telah resmi diusung PDIP. “Problemnya siapa cawapresnya,” kata Kunto.

Adapun skenario ketiga adalah wacana pembentukan koalisi besar yang terdiri dari gabungan KIB dan KKIR. Wacana itu mencuat ketika lima ketum parpol dari dua lokasi itu bertemu dengan Jokowi di markas PAN pada Minggu (2/4/2023).

“Namanya dinamika politik, saya masih melihat bahwa masih mungkin saja,” tukas Kunto.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - Politik
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Abdul Aziz