Menuju konten utama
Pemilu Serentak 2024

Menilik Kans Duet Ganjar Pranowo-Sandiaga Uno di Pilpres 2024

Wacana Ganjar-Sandiaga bisa saja terjadi. Apalagi Sandi sudah resmi keluar dari Gerindra dan berpotensi merapat ke PPP.

Menilik Kans Duet Ganjar Pranowo-Sandiaga Uno di Pilpres 2024
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pascapenetapan calon presiden yang diusung oleh PDI Perjuangan, di Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4/2023). FOTO/Tim Humas PDIP

tirto.id - Dukungan terhadap Ganjar Pranowo usai dideklarasikan PDIP sebagai bakal calon presiden pada Pemilu 2024 terus bertambah. Dua di antaranya datang dari Partai Hanura dan PPP yang deklarasi dukungan usai PDIP memilih gubernur Jawa Tengah itu.

Namun yang menjadi perhatian publik adalah deklarasi yang dilakukan PPP. Hal ini memunculkan spekulasi publik terkait wacana menduetkan Ganjar-Sandiaga. Sebab, momentumnya bertepatan dengan keluarnya Sandi dari Partai Gerindra dan berpotensi merapat ke parpol berlambang ka’bah.

Meski demikian, Plt. Ketua Umum DPP PPP, Mardiono enggan berkomentar soal penentuan bakal cawapres, apalagi bicara nama tertentu. Ia mengaku PPP masih fokus pada penentuan capres yang akan diusung di 2024.

“Belum sampai ke situ. Rapat-rapat ini tidak membahas soal cawapres,” kata Mardiono, Rabu (26/4/2023).

Mardiono juga mengaku belum menerima kabar soal pilihan politik Sandiaga. “Untuk bergabung atau tidak, Pak Sandi yang memutuskan, tetapi kan harus tulus, meyakini akan berjuang dengan PPP. Komunikasi baik, saya kenal dengan beliau 20 tahun lalu. Bukan hanya Pak Sandi saja, yang lain juga datang,” kata Mardiono.

Sandiaga yang juga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga belum memberikan jawaban pasti terkait isu dirinya akan merapat ke PPP. Ia hanya memastikan bahwa proses politiknya akan terus berjalan usai keluar dari Partai Gerindra.

“Intinya ada langkah yang secara alamiah saja, tidak usah terburu-buru, sudah ada pembicaraan awal dan ini pasti akan nanti dilanjutkan dengan pembicaraan-pembicaraan selanjutnya, tapi teman-teman mohon sabar,” kata Sandiaga usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (27/4/2023).

Sementara terkait dirinya berduet dengan Ganjar, Sandiaga mengaku masih menunggu proses politik yang berjalan.

“Mohon sabar teman-teman prosesnya masih harus melalui tahapan-tahapan, pendalaman-pendalaman, langkah-langkah selanjutnya. Saya baru saja memutuskan untuk undur diri dan pamit dari Partai Gerinda dan dari Pak Prabowo, jadi mungkin dalam minggu-minggu ke depan, bulan-bulan ke depan akan ada penyiapan langkah-langkah,” kata Sandiaga.

Sandiaga meminta semua pihak untuk bersabar. “Mohon teman-teman sabar kita engga usah terburu-buru, ojo kesusu karena tentunya ini harus dilandasi pemikiran-pemikiran, dilandasi juga sebuah harapan aspirasi dari masyarakat yang harus kita tuangkan,” kata Sandiaga.

PDIP TETAPKAN GANJAR PRANOWO CALON PRESIDEN 2024

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) didampingi Presiden Joko Widodo (kedua kiri), para Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani (kiri) dan Prananda Prabowo (kanan) serta calon Presiden 2024 yang diajukan PDI Perjuangan Ganjar Pranowo (kedua kanan) berfoto bersama di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4/2023). PDI Perjuangan resmi menetapkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024. ANTARA FOTO/Setpres/Agus Suparto/YU

Menilik Kans Duet Ganjar-Sandiaga

Analis politik dari Indostrategi, Arif Nurul Imam menilai, wacana Ganjar-Sandiaga bisa saja terjadi. Hal itu tidak lepas dari keberanian Sandiaga untuk meninggalkan Partai Gerindra dan berpotensi merapat ke PPP.

Namun, kata Imam, pasangan tersebut belum tentu bisa memenangkan pemilu, tetapi menguntungkan PDIP dalam mencari pemilih muslim.

“Kalau kemudian apakah bisa memenangkan pemilu? Itu tentu sangat-sangat banyak pertimbangan. Pertama, memang tetap PDIP bisa mengajukan mandiri, secara mandiri, tetapi memang harus menggandeng partai Islam sebagai legitimasi politik. Karena itu, PDIP berkoalisi dengan PPP itu sebagai bagian strategi memenangkan pemilu,” kata Imam, Kamis (27/4/2023).

“Kalau secara elektabilitas, Ganjar juga masuk dalam bursa capres dengan elektabilitas tinggi, sementara sandi juga bursa cawapres yang tinggi,” lanjut Imam.

Mengacu pada hasil survei, nama Ganjar dan Sandiaga berada di 3 besar. Mengutip hasil survei Indikator pada 19 April 2023 [PDF] terhadap 1.212 responden, nama Ganjar berada di peringkat 2 dalam simulasi 3 nama. Ia berada di peringkat kedua dengan 27,9 persen atau berada di bawah Prabowo sebesar 32,7 persen dan Anies 22,2 persen.

Sementara itu, Sandiaga berada di peringkat kedua dengan 18,4 persen atau berada di bawah Ridwan Kamil (19,7 persen) dan di atas Erick Thohir (11,8 persen).

Karena itu, Imam menilai, duet Ganjar-Sandi mungkin saja terealisasi. Ia menilai tidak ada yang rugi dengan pengusungan Ganjar-Sandi karena partai tentu sudah saling menguntungkan. Kerugian hanya mengarah pada Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) karena koalisi tersebut terancam rusak.

Imam yakin pengusungan Ganjar-Sandiaga akan untung karena akan membawa PPP. “Semua punya plus minus, namun Ganjar-Sandi, lebih menguntungkan karena Sandi didukung PPP,” kata Imam.

Sandiaga Usai Betemu Presiden Jokowi

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno memberikan keterangan kepada pers usai bertemu Presiden Jokowi di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (27/4-2023). (Tirto.id/Andrian Pratama Taher)

Sementara itu, analis politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago menilai, PPP berpotensi kuat mengusung Sandiaga untuk berdampingan dengan Ganjar bila eks wakil gubernur DKI Jakarta itu jadi merapat ke parpol berlambang ka’bah.

Menurut Arifki, peluang pasangan Ganjar-Sandi kuat. Pertama, jika dilihat secara sejarah, PDIP dan PPP punya hubungan baik, yakni saat Megawati bersama dengan mantan Ketum PPP, Hamzah Haz menjadi presiden dan wakil presiden.

Kedua, kata Arifki, PDIP butuh partai religius untuk meraup suara pemilih muslim sehingga koalisi PPP-PDIP akan menguntungkan PDIP. Hal ini tidak lepas dari pernyataan Hasto Kristiyanto selaku Sekjen PDIP yang mengatakan bahwa moncong putih tetap butuh partai lain meski bisa mengusung calon sendiri.

Di sisi lain, PPP juga akan untung karena memiliki cawapres yang merupakan kader sendiri.

“Makanya dengan merekrut atau merangkul para [tokoh] Islam ini akan menjadi keuntungan bagi partai-partai PDIP maupun PPP dalam artian PPP meskipun pas kecil punya kemungkinan untuk mengusung atau mendorong cawapres dari PPP,” kata Arifki.

“Dengan Sandiaga salah satu figur yang punya kemungkinan ketika dia bergabung dengan PPP. Ini poin yang cukup menarik, kita melihat konstelasi politik dari hal ini,” tutur Arifki.

Namun demikian, Arifki yakin, KIB akan mengalami dampak buruk bila PPP jadi merapat ke PDIP. Ia beralasan, Golkar dan PAN berpotensi tidak sepaham dengan PPP, apalagi Golkar diisukan dekat dengan Koalisi Gerindra-PKB.

Menurut dia, Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar tentu akan berhitung mana yang menguntungkan, yakni tetap menjaga KIB sambil mendukung Ganjar atau bergeser ke koalisi lain demi kursi tertentu seperti cawapres.

“Ini juga akan melihat bagaimana konstelasi politik ini memberikan ruang kepada KIB, PAN dan Golkar apakah memiliki sikap bersama dengan PPP atau ada skema lain dalam konstelasi KIB beberapa partai yang melebur dengan KIR. Ini akan melihat bagaimana untung ruginya dalam penentuan capres," kata Arifki.

Akan tetapi, Arifki memandang nama cawapres Ganjar tidak terkunci pada Sandiaga saja. Ia melihat masih ada nama alternatif seperti Menkopolhukam Mahfud MD atau Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Ia menilai Khofifah lebih punya kans menang daripada Sandiaga.

“Ganjar-khofifah mas, logis, perempuan, NU, Jatim," kata Arifki.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz