tirto.id - NASA mengamati dua asteroid raksasa yang diprediksi akan melintasi Bumi pada 14 September 2019. Pada 28 Agustus lalu, sepasang asteroid telah melewati Bumi sepanjang orbitnya mengelilingi matahari.
Dua asteroid raksasa yang sedang diamati NASA yaitu 2000 QW7 dan 2010 CO1 yang dikategorikan sebagai Near-Earth Object atau Objek Dekat Bumi oleh NASA's Centre for Near-Earth Object Studies (CNEOS), demikian diwartakan Mashable India.
Asteroid 2000 QW7 akan menjadi yang pertama melintasi Bumi. 2000 QW7 pertama kali terdeteksi pada 26 Agustus 2000 dan diperkirakan memiliki lebar 650 meter dan tinggi 290 meter, kira-kira setinggi Menara Shanghai.
Di jalur sekitar Bumi dan Matahari, jarak terdekatnya adalah 0,035428 Astronomical Units (AU). Asteroid itu sebelumnya diperkirakan kembali pada 19 Oktober 2038 dan melewati Bumi setiap 6956 hari atau 19.04 tahun.
Asteroid ini diklasifikasikan NASA sebagai asteroid Armor karena merupakan Asteroid Dekat Bumi dengan perihelion orbital yang hampir sama tetapi sedikit lebih besar dari aphelion orbital Bumi. Asteroid ini akan berpapasan dengan jalur orbit Mars di sekitar Matahari.
2010 CO1 akan menjadi asteroid kedua yang mendekati Bumi pada 14 September dan terdeteksi pada 31 Januari 2010. Asteroid ini memiliki lebar 260 meter, panjang 120 meter, dan melintas dengan kecepatan sekitar 51.696 km/jam.
Asteroid ini telah diklasifikasikan NASA sebagai Asteroid Apollo, karena merupakan Asteroid Dekat-Bumi dengan orbit yang sangat lebar dengan jarak perihelion kurang dari 1,017 AU, dan sumbu semi-mayor lebih besar dari 1 AU.
Para astronom meyakini asteroid 2000 QW7 tidak akan menimbulkan bahaya atau menabrak Bumi, tetapi CNEOS akan terus melacaknya. Saat ini perkiraan jarak 2000 QW7 dan Bumi adalah sekitar 3.312.944 mil.
NASA memperkirakan tingkat ancaman untuk 2000 QW7 sebagai moderat, sehingga tabrakan dengan Bumi masih terjadi, tetapi tidak mungkin tahun ini. Jarak terdekat 2000 QW7 ke Bumi diperkirakan akan terjadi pada 14 September sekitar pukul 23.54 UTC.
Danica Remy, presiden organisasi nirlaba B612 Foundation yang bekerja untuk melindungi Bumi dari asteroid mengatakan, NASA perlu memiliki inventaris asteroid yang diprediksi diekati bumi.
"Bisa dipastikan 100 persen kita akan terkena asteroid, tetapi tidak pasti 100 persen dipastikan kapan. Masalah sebenarnya adalah kita perlu memiliki inventaris semua asteroid," ujarnya, sebagaimana dikutip Express.
Untungnya, NASA belum menemukan asteroid yang dipastikan akan menabrak Bumi. Setidaknya 95 persen asteroid 1 km (3.280 kaki) atau yang lebih besar telah dicatat, tanpa ada yang menjadi ancaman bagi planet ini.
Batu ruang angkasa seukuran 2000 QW7 bisa meluluhlantakkan sebuah kota dan menimbulkan dampak meluas dalam satu tabrakan langsung, menurut NASA.
Administrator NASA Jim Bridenstine sebelumnya memperingatkan tentang bahaya tabrakan asteroid. Meskipun tidak ada tabrakan yang diperkirakan selama 100 tahun ke depan, Bridenstine memperingatkan ancaman itu tidak bisa sepenuhnya dikesampingkan.
"Kita harus memastikan orang-orang mengerti ini bukan tentang Hollywood, ini bukan tentang film. Ini tentang melindungi satu-satunya planet yang kita tahu, saat ini, menampung kehidupan-dan itu adalah Planet Bumi," ujarnya.
Editor: Agung DH