tirto.id - Gerhana bulan merupakan salah satu fenomena langit yang asing bagi beberapa kelompok masyarakat. Akibatnya, tidak sedikit orang yang memercayai beberapa mitos tentang gerhana bulan. Lantas, apakah gerhana bulan itu berbahaya?
Ada banyak mitos terkait dampak gerhana bulan. Beberapa di antaranya bahkan berkaitan dengan dampak kesehatan. Di antaranya termasuk efek gerhana bulan penumbra yang dianggap berbahaya bagi ibu hamil serta efek buta jika melihatnya secara langsung dengan mata telanjang.
Faktanya, dampak gerhana bulan terhadap kesehatan sebagaimana disebut di atas hanyalah mitos. Menurut para ahli, fenomena gerhana bulan tidak memberikan efek atau dampak negatif yang signifikan pada kesehatan.
Kalau begitu, gerhana bulan bisa menyebabkan apa? Untuk memahaminya, kita akan mendalami dampak gerhana bulan, termasuk efeknya bagi kehidupan manusia.
Apa Dampak Gerhana Bulan terhadap Kehidupan Manusia?
Dampak gerhana bulan bisa dilihat dari segi astronomi dan lingkungan. Berikut penjelasan terkait efek gerhana bulan penumbra dan gerhana bulan pada umumnya.
1. Dampak terhadap perilaku hewan dan lingkungan
Gerhana bulan memengaruhi perilaku hewan, khususnya yang aktif pada malam hari. Hewan nokturnal, seperti burung dan serangga, dapat menunjukkan perubahan perilaku yang signifikan, misalnya bertindak seolah-olah malam tiba lebih awal, menyebabkan mereka beristirahat atau kembali ke sarang.Menurut informasi resmi dari NASA Science, perubahan kebiasaan pada hewan ini menunjukkan respons yang mencerminkan ketergantungan hewan pada isyarat cahaya alami, yang berubah drastis saat gerhana bulan terjadi.
2. Pasang surut air laut
Posisi bulan saat gerhana dapat menyebabkan pasang naik air laut yang lebih tinggi dari biasanya. Bahaya gerhana bulan dalam aspek ini jelas akan berpengaruh terhadap aktivitas nelayan dan masyarakat pesisir.3. Ketegangan emosional secara psikologis
Menukil informasi dari situs web resmi Cleveland Clinic, meskipun tidak ada dampak biologis langsung, gerhana bulan dapat memicu reaksi psikologis dan emosional. Banyak orang merasa cemas atau terganggu selama gerhana, yang sebagian besar dipengaruhi oleh kepercayaan budaya atau mitos lama.Ilusi korelasi atau efek plasebo juga dapat berperan di sini. Keyakinan bahwa gerhana membawa dampak buruk menyebabkan seseorang lebih cenderung mengalami ketegangan atau emosi tertentu.
4. Dampak psikologis
Di berbagai budaya, gerhana bulan diiringi dengan ritual untuk melindungi diri atau merayakan peristiwa ini. Hal ini memberikan dampak psikologis tertentu, tetapi di sisi lain memperkuat ikatan sosialMitos dan Fakta Dampak Gerhana Bulan Penumbra pada Kesehatan
Ada sejumlah mitos tentang dampak gerhana bulan bagi masyarakat. Mitos-mitos tersebut bahkan sering kali berkaitan dengan bahaya terhadap kesehatan manusia. Berikut fakta terkait mitos-mitos gerhana bulan.
1. Melihat gerhana bulan secara langsung bisa bikin buta
Kepercayaan bahwa melihat gerhana bulan secara langsung bisa bikin buta merupakan mitos yang umum beredar di masyarakat. Faktanya, hal ini tidaklah benar.Dikutip dari situs web resmi NASA, melihat fenomena gerhana bulan secara langsung tanpa perlindungan tidak berbahaya untuk kesehatan mata. Hal ini karena fenomena gerhana bulan tidak memancarkan sinar yang terik ataupun radiasi berbahaya. .
Yang justru bisa membuat kesehatan mata terganggu bukanlah gerhana bulan, melainkan gerhana matahari. Gerhana matahari dapat membahayakan retina mata dan memicu kondisi yang disebut "kebutaan gerhana".
2. Radiasi gerhana bulan berbahaya untuk ibu hamil dan janin
Mitos bahwa radiasi gerhana berbahaya untuk ibu hamil dan janin sempat beredar di Indonesia beberapa tahun lalu. Mitos ini diperburuk dengan beredarnya pesan berantai yang dikirimkan lewat pesan singkat.Di dalam pesan berantai tersebut disebutkan, selama gerhana bulan berlangsung ibu hamil harus bersembunyi di bawah tempat tidur dengan pintu tertutup.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bahkan telah menegaskan bahwa pesan berantai tersebut berisi informasi yang salah atau hoax.
Faktanya, radiasi gerhana bulan memang besar, tetapi tidak memengaruhi permukaan bumi secara signifikan. Masih menurut NASA, radiasi yang terjadi pada gerhana bulan sama sekali tidak memengaruhi kondisi janin maupun ibu hamil.
Manusia justru selalu terpapar radiasi setiap detik meskipun tidak terjadi gerhana bulan. Ini karena unsur-unsur radioaktif terdapat di berbagai tempat secara alami maupun buatan, termasuk tanah, bebatuan, makanan, minuman, udara, hingga peralatan rumah tangga.
3. Gerhana bulan meracuni makanan dan air selama berlangsung
Beberapa dari pembaca mungkin masih penasaran dan bertanya-tanya: apakah gerhana bulan berbahaya? Memang mitos dampak gerhana bulan sangat banyak, termasuk gerhana bulan total.Selain dua hal di atas, ada pula mitos bahwa gerhana bulan dapat meracuni makanan dan air selama peristiwa berlangsung. Itu dipercaya oleh sejumlah masyarakat di Eropa dan Asia. Akibatnya, banyak kepercayaan yang melarang orang untuk makan selama gerhana bulan.
Bahkan di beberapa kebudayaan, makanan yang dibuat sebelum dan saat gerhana bulan terjadi tidak lagi boleh dimakan karena sudah terpapar zat beracun.
Faktanya, sebagaimana dikutip dari The Health Site, gerhana bulan tidak menyebabkan makanan dan minuman yang ada di bumi menjadi beracun.
4. Harus berbaring lurus saat gerhana terjadi
Pada intinya, tidak ada pantangan atau larangan khusus saat gerhana bulan terjadi. Itu juga berlaku pada mitos bahwa gerhana bulan tidak boleh keluar rumah.Bahkan, ada juga mitos lainnya yang juga dipercaya di berbagai kalangan, yakni harus tidur atau berbaring lurus saat gerhana terjadi. Jika tidak, akan berbahaya bagi sistem pernapasan dan kinerja jantung.
Faktanya, tidak ada korelasi antara peristiwa gerhana bulan dengan posisi tidur. Gerhana bulan tidak dapat memengaruhi sistem pernapasan maupun kinerja jantung seseorang secara langsung.
Editor: Yantina Debora
Penyelaras: Fadli Nasrudin