Menuju konten utama

Makna Daun Palma Bagi Umat Katolik: Simbol Damai dan Keselamatan

Simak makna daun palma bagi umat Katolik, simbol kemenangan, kerendahan hati, dan pengorbanan dalam perayaan Minggu Palma serta sejarah liturginya.

Makna Daun Palma Bagi Umat Katolik: Simbol Damai dan Keselamatan
Dirigen memandu kelompok paduan suara dalam perayaan Misa Minggu Palma di Gereja Santa Maria Immaculata Mataram, NTB, Minggu (24/3/2024). ANTARA FOTO/Dhimas Budi Pratama/Spt.

tirto.id - Daun palma secara harfiah adalah daun dari pohon palem, tanaman tropis yang tumbuh subur di Timur Tengah dan berbagai wilayah Asia.

Dalam sejarah dan budaya kuno, daun ini sering digunakan sebagai simbol kemenangan, kehormatan, dan kesuburan. Namun, dalam tradisi Kristen, terutama dalam Gereja Katolik, daun palma memperoleh makna yang jauh lebih dalam dan spiritual.

Daun palma menjadi elemen penting yang selalu terlihat saat perayaan Minggu Palma dalam tradisi Katolik. Pada Pekan Suci, khususnya Minggu Palma, umat Katolik membawa daun palma ke gereja untuk diberkati, lalu dibawa pulang sebagai simbol iman dan pengingat akan sengsara Kristus.

Namun, apa sebenarnya makna penggunaan daun palma bagi umat Katolik?

Sebelum membahas lebih jauh tentang daun palma Katolik, penting untuk memahami makna Minggu Palma agar lebih menyelami simbolisme daun palma itu sendiri.

KIRAB ALAM MINGGU PALMA

Umat Katolik dari Paroki Bedono Santo Thomas Rasul berjalan saat mengikuti kirab alam Minggu Palma bertema 'Pahargyan Bojana Kurban Ngahad Blarak Janur' di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (9/4). Kirab tersebut dalam rangkaian menyambut Hari Paskah serta bertujuan agar masyarakat ikut menjaga kelestarian alam. ANTARA FOTO/Aji Styawanom/aww/17.

Pengertian Minggu Palma

Minggu Palma adalah hari Minggu sebelum Paskah yang menandai awal dari Pekan Suci dalam kalender liturgi Katolik. Hari ini memperingati peristiwa Yesus memasuki Yerusalem, di mana orang banyak menyambut-Nya dengan sorakan dan daun palma, seraya berseru:

“Hosana bagi Anak Daud! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!” (Matius 21:9)

Daun palma Katolik dalam peristiwa ini melambangkan penghormatan, sukacita, dan pengakuan akan Yesus sebagai Raja dan Mesias.

Dalam Kitab Wahyu 7:9 juga tertulis:

“Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palma di tangan mereka.”

Ayat ini menunjukkan bahwa daun palma melambangkan kemenangan dan kemuliaan para kudus di surga.

Penggunaan daun palma Katolik bukan sekadar tradisi simbolis, tetapi memiliki akar spiritual dan teologis yang kuat. Dalam liturgi, daun palma adalah lambang semangat pengorbanan, kemenangan atas dosa, serta kesetiaan umat kepada Kristus.

Misa Minggu Palma di Mataram

Umat Kristiani menyaksikan prosesi perarakan Minggu Palma di Gereja Santa Maria Immaculata Mataram, NTB, Minggu (24/3/2024). ANTARA FOTO/Dhimas Budi Pratama/Spt.

Apa Makna Daun Palma bagi Umat Katolik?

Pemaknaan daun palma bagi umat Katolik tidak hanya berhenti sebagai dekorasi atau perlengkapan liturgi. Daun ini memiliki simbolisme mendalam yang bersumber dari ajaran Kitab Suci dan tradisi Gereja.

Dalam teologi Katolik, filosofi pohon palem mengacu pada keteguhan iman yang menjulang tinggi di tengah kesulitan dunia.

Berikut adalah beberapa makna utama daun palma dalam tradisi Katolik:

1. Simbol Kemenangan

Menurut Vatican News, daun palma melambangkan kemenangan Kristus atas maut dan kemenangan para kudus atas penderitaan. Hal ini merujuk pada Wahyu 7:9, di mana orang-orang kudus memegang daun palma sebagai tanda kemenangan rohani. Dalam liturgi, daun palem Katolik menjadi pengingat bahwa penderitaan bukan akhir, tetapi jalan menuju kehidupan kekal.

2. Menyambut Yesus

Dilansir dari USCCB.org, penggunaan daun palma pada Minggu Palma merupakan bentuk partisipasi rohani umat Katolik dalam peristiwa masuknya Yesus ke Yerusalem. Sebagaimana dalam Matius 21:8–9, orang banyak menghamparkan daun palma untuk menyambut-Nya sebagai Raja Damai yang membawa keselamatan.

3. Kesetiaan dan Pengharapan

Menurut Catholic Answers, daun palma Katolik melambangkan kesetiaan umat kepada Kristus dan pengharapan akan keselamatan kekal. Filosofi pohon palem, yang tetap berdiri kokoh di tengah padang gurun, mencerminkan keteguhan iman yang tidak mudah digoyahkan oleh ujian hidup.

4. Simbol Kerendahan Hati

Meski disambut dengan daun palma, Yesus datang bukan dengan kuda perang, melainkan dengan keledai—tanda kerendahan hati. Dokumen Lumen Gentium dari Konsili Vatikan II menegaskan bahwa Kristus adalah Raja yang rendah hati. Maka, daun palma bagi umat Katolik juga menjadi simbol panggilan untuk hidup rendah hati di tengah dunia.

5. Pengingat Akan Pengorbanan

Menurut Liturgical Press, daun palma yang diberkati pada Minggu Palma akan dibakar dan abunya digunakan pada Rabu Abu tahun berikutnya. Ini menjadi lambang siklus rohani antara pertobatan, pengorbanan, dan kebangkitan. Dengan demikian, daun palma melambangkan kesadaran akan penderitaan Kristus sekaligus harapan akan hidup baru.

Misa Minggu Palma di Mataram

Umat Kristiani dalam pemberkatan daun palma pada perayaan Misa Minggu Palma di Gereja Santa Maria Immaculata Mataram, NTB, Minggu (24/3/2024). ANTARA FOTO/Dhimas Budi Pratama/Spt.

Sejarah Penggunaan Daun Palma di Umat Katolik

Tradisi penggunaan daun palma dalam Gereja Katolik telah ada sejak abad ke-4 Masehi. Menurut Catholic Encyclopedia, kebiasaan ini dimulai di Yerusalem ketika umat melakukan prosesi mengenang masuknya Yesus ke kota suci.

Dilansir dari The Catholic Herald, umat Kristen awal mengumpulkan daun palma dan menggunakannya dalam prosesi liturgis sebagai lambang sambutan terhadap Yesus Sang Raja Damai. Mereka berjalan bersama sambil memegang daun palma Katolik, menyanyikan pujian dan doa.

Selain itu, menurut Liturgical Press, di berbagai wilayah di dunia, penggunaan daun palem Katolik disesuaikan dengan tumbuhan lokal seperti daun kelapa atau daun pinang, namun tetap membawa makna yang sama: tanda kehormatan, sukacita, dan pengakuan atas Kristus sebagai Raja.

Hingga kini, daun palma bagi umat Katolik menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perayaan Minggu Palma di seluruh dunia—menjadi pengingat akan sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus.

Dengan makna yang begitu kaya, daun palma bukanlah sekadar tradisi visual dalam ibadah Katolik. Ia adalah simbol iman, kerendahan hati, dan pengharapan akan kehidupan kekal.

Bagi umat Katolik, daun palma melambangkan perjalanan rohani yang dimulai dari sambutan penuh sukacita, melewati penderitaan, hingga akhirnya mencapai kemenangan bersama Kristus yang bangkit.

Baca juga artikel terkait MINGGU PALMA atau tulisan lainnya dari Robiatul Kamelia

tirto.id - Edusains
Penulis: Robiatul Kamelia
Editor: Robiatul Kamelia & Yulaika Ramadhani