tirto.id - Koordinator lapangan aksi kawal putusan sengketa Pilpres di Mahkamah Konstitusi, Abdullah Hehamahua mengimbau massa agar tidak membeli makanan dan minuman dari pedagang kaki lima. Ia menyarankan massa hanya mengambil makanan dari koordinator aksi.
"Saya katakan, jangan terima makanan, jangan terima minuman dari siapa pun yang tidak dikenal. Kalau bisa jangan beli makanan dan minuman yang ada di kaki lima. Sudah ada informasi 1 orang sudah kena racun, sudah masuk ambulans." kata Abdullah di sela orasinya pada unjuk rasa di Jalan Medan Merdeka Barat pada Kamis (27/6/2019) siang tadi.
Namun rupanya seruan itu tak didengar. Jalan Medan Merdeka Barat tetap menjadi lahan peruntungan bagi puluhan pedagang kami lima. Jualannya bermacam-macam, mulai dari minuman, ketoprak, baso, tahu sumedang hingga rokok.
Ujang salah satunya, pedagang tahu sumedang ini menjual dagangannya seharga Rp5.000 untuk dua bungkus. Sejak pukul 08.00 WIB ia mengaku sudah berhasil menjual 200 bungkus tahu.
"Alhamdulillah ada 200 bungkus [terjual]," kata Ujang.
Hal tersebut juga terjadi pada Hamzah, pedagang kopi keliling ini mengaku sudah menjual lebih dari 30 cangkir kopi dengan harga Rp5.000 secangkir. Selain kopi, tampak juga berenceng-renceng minuman bubuk dan kacang-kacangan.
"Saya baru datang siang tadi dari Menteng," katanya sambil tertawa.
Reza (43 tahun) mengaku senang dengan banyaknya pedagang kaki lima di aksi kali ini. Ia mengaku terbantu memperoleh makan siang, selain itu keberadaan tukang kopi keliling menyemarakkan obrolannya dengan teman-temannya.
"Kan enak ngobrol-ngobrol gini sambil ngopi haha," katanya.
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Alexander Haryanto