tirto.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, proses penyaluran alat memasak listrik, dalam hal ini rice cooker atau penanak nasi gratis akan dilakukan bertahap atau per paket.
“(Penyaluran alat memasak listrik) ya jalan. Lagi dipetakan pembagiannya paket (per) paket,” kata Arifin Tasrif dikutip Antara, Selasa (10/10/2023).
Arifin memastikan, proses penyaluran akan sesuai dengan paket atau masing-masing tahapan. Tahap pertama akan diselesaikan pada tahun ini.
“Ya kita akan selesaikan (tahun ini), ini kan ada paket per paket. Nah paket tahun ini diselesaikan tahun ini,” ujarnya.
Ia tak dapat menjelaskan secara rinci siapa saja yang berhak menerima alat memasak listrik tersebut. Namun, menurutnya, program ini dapat membantu mengurangi emisi.
“Kemudian nanti kebutuhan listriknya bisa pakai energi terbarukan, untuk penggunaan listrik di rumah tangga itu memang menjadi salah satu program kita juga,” tuturnya.
Sebelumnya rencana penyaluran penanak nasi gratis ini tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023 tentang Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik Bagi Rumah Tangga. Bahkan petunjuk teknisnya telah diturunkan melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 548.K/TL.04/DJL.3/2023.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P Hutajulu menyebut ada kriteria tertentu bagi masyarakat yang berhak menerima alat memasak listrik gratis dari pemerintah.
Penerima merupakan pelanggan PLN atau PLN Batam dengan daya 450-1.300 VA (Volt Ampere) yang berdomisili di daerah tersedia listrik 24 jam menyala, dan rumah tangga tersebut tidak memiliki alat menanak nasi berbasis listrik.
Saat ini Kementerian ESDM sedang menyiapkan data calon penerima atas usulan kepala desa atau pejabat setingkat, namun disebutkan bahwa jumlah penanak nasi hibah dari pemerintah itu adalah 500.000 unit, dengan harapan alat-alat yang dibagikan tersebut dapat menghemat penggunaan elpiji.
"Tujuan program ini adalah menjamin akses energi bersih yang terjangkau, andal, dan berkelanjutan. Selain itu program ini bertujuan mengurangi impor elpiji yang digunakan untuk memasak, meningkatkan konsumsi listrik per kapita, serta mendukung teknologi memasak yang lebih bersih," kata Jisman.
Editor: Anggun P Situmorang