tirto.id - Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengajak 452 pilar sosial dari Nganjuk dan Jombang mengambil peran dalam upaya pemberantasan kemiskinan.
Didampingi Wakil Menteri, Agus Jabo Priyono, Gus Ipul menekankan bahwa diperlukan penyamaan visi dan strategi. Dirinya menyebut upaya ini sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
“Kami ajak mereka mengambil peran yang signifikan dalam rangka menjalankan tugas masing-masing sesuai arahan Presiden. Jadi tidak maunya sendiri-sendiri, maunya Presiden terarah, terpadu, dan berkelanjutan,” kata Gus Ipul selepas Dialog Pilar-Pilar Sosial di Pendopo Bupati Jombang, Minggu (10/3).
Menurut dia, pencapaian target pengentasan kemiskinan memerlukan kerja keras dan keterpaduan antar kementerian, pemerintah daerah, dan pendamping sosial.
Sebabnya, Gus Ipul menegaskan salah satu strategi utama, yaitu graduasi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH). Gus Ipul memberikan target setiap pendamping PKH mampu melakukan graduasi 10 KPM tiap tahun, sehingga mereka tidak selamanya bergantung pada bantuan sosial.
“Minimal itu (sepuluh), dan yang direncanakan (pemberdayaannya) bukan yang meninggal. Siap ya,” kata Gus Ipul kepada para pendamping PKH.
Pendamping PKH diminta memahami profil KPM secara mendalam agar bisa memberikan intervensi yang tepat. Gus Ipul menegaskan KPM tidak boleh menerima bantuan sosial tanpa lebih dari lima tahun evaluasi.
“Harus dievaluasi kalau lebih dari lima tahun, harusnya sudah pindah ke program pemberdayaan. Bantuannya modal usaha, pelatihan, bantuannya pemberdayaan,” katanya.
Selain itu, Gus Ipul juga menekankan pentingnya Data Terpadu Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) sebagai basis data yang terintegrasi guna pemberantasan kemiskinan. Data ini menjadi acuan bagi semua instansi, termasuk pemerintah daerah, dalam menyalurkan bantuan sosial dan merancang program pemberdayaan yang lebih efektif.
Gus Ipul juga menjelaskan, DTSEN akan membantu mengidentifikasi 10 persen terbawah penduduk miskin, sehingga kebijakan yang diterapkan lebih tepat sasaran.
“Strateginya apa? Dengan pendidikan salah satu yang paling penting. Maka Presiden Prabowo menggagas Sekolah Rakyat,” ujarnya.
Sekolah Rakyat ditujukan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, agar mendapatkan akses pendidikan yang lebih baik dan tidak terjebak dalam rantai kemiskinan. Karena itu, Gus Ipul meminta pendamping melakukan pendataan untuk Sekolah Rakyat yang akan dibangun di seluruh Indonesia.
“Nanti teman-teman pendamping saya minta mendata putra-putri dari keluarga miskin, miskin ekstrem untuk bisa disekolahkan di Sekolah Rakyat, yang insyaallah akan dibangun di setiap kabupaten/kota di seluruh Indonesia,” kata Gus Ipul.
Mengamini Gus Ipul, Agus Jabo menekankan peran para pendamping sebagai garda terdepan dalam pemberantasan kemiskinan. Menurut dia, para pendamping PKH berperan penting dalam memberdayakan orang-orang di garis kemiskinan.
“Ibu-ibu, bapak-bapak inilah yang menjadi ujung tombak yang akan menggraduasi. Orang miskin ini menjadi orang yang berdaya dan mandiri,” tegasnya.
Lebih lanjut, Kementerian Sosial telah menyalurkan bantuan sosial senilai Rp420 miliar di Kabupaten Jombang untuk 116 ribu Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Bantuan PKH sebesar Rp141 miliar dan bantuan sembako Rp258 miliar menjadi salah satu bansos dengan nilai tertinggi, maka peran 155 pendamping PKH di Jombang menjadi kunci dalam optimalisasi program pemberdayaan hingga graduasi.
(INFO KINI)
Penulis: Tim Media Servis