tirto.id - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir memaparkan kurikulum pembelajaran yang akan diterapkan di politeknik akan fokus indusrti.
Nantinya, kata Nasir, mahasiswa akan dituntut untuk lebih banyak praktik daripada mengikuti kegiatan akademik di kelas.
"Perbandingannya sekitar 70:30 atau 60:40. Sehingga kami merumuskannya '321'," ujarnya usai peletakan batu pertama Politenik Manufaktur Astra di Cikarang, Jumat (10/5/2019).
Pola belajar '321', menurutnya, sepanjang 3 semester mahasiswa akan belajar di kelas dan laboratorium, kemudian 2 semester belajar di industri terkait, dan 1 semester untuk tugas akhir atau menyelesaikan tugas di industri.
"Sehingga mereka di industri sudah tidak lagi tumpang tindih, bisa dihitung. Satu minggu menyelesaikan 45 jam setara dengan satu SKS. Kalau satu semester 6 bulan setara 24 SKS. Kalau setahun bisa 48 [SKS]. Ini sudah berjalan pada 2017 kemarin di politeknik negeri," tutur dia.
Ia juga mengatakan, sejak menjabat sebagai menteri, sudah tampak perubahan pada penyelenggaraan politeknik di Indonesia.
"Sehingga yang dulu pengelolaannya yang tidak jelas dalam hal ini tidak pernah link dengan industri. Sejak saya sebagai menteri tidak boleh politeknik tidak berhubungan dengan industri. Ini hukumnya wajib," ujar dia.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Zakki Amali