tirto.id - Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir, menurut laporan televisi Al Arabiya, terbang ke Muscat pada Kamis (8/6/2017) waktu setempat untuk mengadakan pembicaraan menteri luar negeri Oman. Langkah ini dilakukan setelah meningkatnya ketegangan antara Qatar dan negara-negara Arab yang terlibat dalam krisis diplomatik.
Seperti diberitakan sebelumnya, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Mesir memutuskan hubungan dengan Qatar pada Senin (5/6/2017), menuduhnya mendukung militan Islam dan musuh mereka, Iran. Suatu tuduhan yang disebut Qatar tidak berdasar.
Qatar pun bersumpah pada Kamis untuk mengatasi isolasi yang diberlakukan kepadanya oleh sesama negara Arab atas dugaan dukungannya terhadap terorisme.
Mengutip Antara, Jumat (9/6/2017), Oman berbeda dari tetangganya di Teluk Arab, memiliki hubungan yang saling menghormati dan bahkan saling bekerja sama dengan Iran, yang mengecewakan mitra mereka di Organisasi Kerja Sama Teluk (GCC). Oman berperan sebagai perantara dalam membuka negosiasi antara Amerika Serikat dan Iran.
Namun, Arab Saudi, yang memimpin sebuah kampanye pengeboman terhadap pemberontak Houthi, sekutu Iran di Yaman, telah bersikeras bahwa hubungan monarki-monarki Teluk Arab semakin erat untuk menghadapi Teheran.
Menteri Luar Negeri Qatar Syeh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani mengatakan Qatar tidak siap untuk mengubah kebijakan luar negerinya menyelesaikan perselisihan dengan negara-negara Teluk Arab lain dan tak akan pernah berkompromi.
Qatar akan menghormati perjanjian-perjanjian gas LPG yang telah ditandatangani dengan Uni Emirat Arab (UAE) kendati pemutusan hubungann dengan Doha, kata al-Thani.
Menurut dia, Iran telah mengatakan kepada Doha siap membantu menjamin pasokan makanan dan Teheran akan menunjuk tiga dari pelabuhannya ke Qatar tetapi tawaran itu belum diterima.
Pada bagian lainnya, Menlu Qatar menyatakan perselisihan itu mengancam stabilitas keseluruhan kawasan dan menambahkan diplomasi masih dikedepankan oleh Doha dan tidak pernah ada solusi militer untuk mengatasi masalah tersebut.
Ia mengatakan Qatar tidak pernah mengalami sejenis permusuhan itu, bahkan dari satu negara musuh.
Dikatakannya tak ada perubahan dari pengerahan militer Qatar dan belum ada tentara digerakkan.
Ia berbicara setelah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Bahrain dan beberapa negara lainnya memutuskan hubungan diplomatik dengan Doha pada Senin dan menutup hubungan transportasi.
Dari Dubai, Reuters melaporkan Menteri Luar Negeri Bahrain Syeh Khalid bin Ahmed al-Khalifa yang tetap menekan Qatar mengulangi lagi pada Kamis sebuah tuntutan agar Doha menjaga jarak dari Iran dan menghentikan dukungan bagi "organisasi-organisasi teroris."
Dalam wawancara yang disiarkan surat kabar Asharq al-Awsat yang terbit di Saudi, Syeh Khalid mengatakan yang diajukan keempat negara itu untuk penyelesaian krisis "sudah jelas seperti kristal."
Sementara itu, Raja Kuwait Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber al-Sabah, pergi dari UAE ke Qatar pada Rabu setelah mengunjungi Arab Saudi sehari sebelumnya, berusaha menyelesaikan krisis itu.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari