tirto.id - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengatakan pihaknya sedang membangun lapas dengan penjagaan super maksimum di daerah Karanganyar, Jawa Tengah. Ia menargetkan lapas tersebut akan rampung pada Maret 2019 mendatang.
"Sekarang on going di Karanganyar, kami sedang membangun lapas super maksimum, security dengan high technology. Mungkin bulan 3 tahun depan," kata Yasonna di kompleks DPR RI, Senin (3/12/2018) sore.
Proses pembangunan yang lama, kata Yasonna, dikarenakan anggaran yang cukup besar sehingga tak cukup dengan hanya menggunakan dana tahun 2018.
"Kita harapkan selesai dengan cepat," katanya.
Penjara super maksimum tersebut, kata Yasonna, akan menggunakan sistem penjaga satu orang dengan satu penjaga. Hal tersebut dinilai tak akan membuat napi lari.
Salah satu pertimbangan pihaknya membangun lapas baru juga dikarenakan melihat keadaan lapas-lapas di Indonesia yang sudah terlalu penuh.
"Persoalan kita kan memang terlalu penuh. Sudah satu ruangan 4x5 m saja 40 orang. Di satu tempat sangat penuh, disebut di sana berebut bernapas. Di Salemba itu sudah sangat parah. Pintu dibuka dan tidur di selasar. Beberapa tempat ada yang kaya gitu. Ruang Blok tak mungkin lagi menampung," kata Yasonna.
Pada Kamis (29/11/2018) malam terjadi kerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Banda Aceh di kawasan Lambaro, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Peristiwa itu menyebabkan 113 narapidana kabur.
Ketika itu, para narapidana hendak melaksanakan salat magrib pada sekitar pukul 18.30 WIB. Ada tahanan yang memprovokasi tahanan lain untuk kabur dengan merusak pintu dan jendela lapas. Mereka menyerang 10 petugas jaga yang terdiri dari tujuh orang CPNS dan tiga sipir penjara, juga memecahkan kaca, merusak pintu dan ornamen lapas.
Menkumham meminta tahanan di lapas Aceh dipindahkan ke wilayah lain termasuk ke Nusakambangan. Menurutnya, lapas-lapas di wilayah Sumatera tak memungkinkan lagi menampung napi.
"Di Sumatera itu permasalahan kami adalah sudah semua sampai lapas-lapas di daerah itu sudah sangat padat sekali. Mau tidak mau kita lakukan. Kalau tidak nanti berat. Maksudnya supaya ada efek jera juga," kata Yasonna.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Yantina Debora