tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, kendaraan seperti motor dan mobil menjadi penyebab polusi udara terbesar. Berdasarkan data Kementerian Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sektor transportasi berkontribusi sebesar 44 persen dari penggunaan bahan bakar di Jakarta.
"Sekarang kita sudah tahu, kendaraan itu, transportasi itu penyebab yang parah, karena emisi segala macam mobil motor itu," kata Luhut di Kompleks Istana, Jakarta, Jumat (1/9/2023)
Luhut mengatakan, untuk mengatasi polusi udara pemerintah akan mempercepat Electric Vehicle (EV). Di samping juga pemerintah tengah melakukan uji emisi kendaraan kepada seluruh transportasi.
"Anda lihat ada pengecekan karbon emisi daripada mobil motor sudah mulai dilakukan," ujarnya.
Pemerintah, lanjut Luhut juga tengah melakukan tirai air di gedung-gedung tinggi di Jakarta untuk mendorong terjadinya hujan. "Jadi nanti paralel semuanya kita lakukan. Masalahnya adalah hujan tidak ada," ujar Luhut.
Terpisah, Guru Besar Ilmu Lingkungan Hidup Universitas Diponegoro Sudharto P Hadi mengatakan, pengguna kendaraan pribadi belum begitu mengerti terhadap dampak negatif yang dihasilkan dari perilakunya.
“Ada negative externalities atau eksternalitas negatif yang merupakan konsekuensi negatif dari aktivitas ekonomi (konsumsi atau produksi) pada pihak ketiga yang tidak terkait,” kata Sudharto dalam keterangannya.
Menurutnya, beberapa eksternalitas negatif bisa dihasilkan dari penggunaan kendaraan pribadi dan industri, yaitu polusi udara yang bisa berakibat fatal pada kesehatan. “Untuk itu, penting kiranya publik sadar betul terkait negative externalities tersebut.”
Pada tingginya kesadaran masyarakat akan negative externalities, dia mencontohkan, ada di Provinsi Bali waktu perayaan hari raya Nyepi. Saat Nyepi, masyarakat di Bali dilarang ada yang melakukan aktivitas, apalagi berkendara dengan kendaraan bermotor.
“Saat itu polusi udara di Bali sangat rendah,” kata Sudharto.
Namun demikian, jelasnya, Jakarta tidak perlu mengambil langkah ekstrim seperti perayaan Nyepi di Bali dengan tidak beraktivitas. “Bisa dilakukan dengan cukup mengurangi penggunaan kendaraan pribadi saja. Itu sudah cukup mengurangi polusi di Jakarta.”
Saat ini, sektor transportasi masih tercatat menempati urutan tertinggi penyumbang polutan di Jakarta. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkapkan sumber polusi udara di Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya berasal dari kendaraan dengan kontribusi 44 persen.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang