Menuju konten utama

Menkeu: Rupiah Alami Tekanan hingga Melemah 6,58 Persen

Menurut Sri Mulyani, pergerakan nilai tukar rupiah menembus Rp16.431 per dolar AS pada Mei 2024.

Menkeu: Rupiah Alami Tekanan hingga Melemah 6,58 Persen
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pandangannya saat High Level Panel sesi ke-16 World Water Forum ke-10 2024 di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (21/5/2024). ANTARA FOTO/Media Center World Water Forum 2024/Maulana Surya/pras.

tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyebut nilai tukar rupiah mengalami takanan hingga terdepresiasi 6,58 persen year to date (ytd). Tekanan tersebut tersentimen dari kondisi global di mana suku bunga Fed Funds Rate (FFR) tidak seperti ekspektasi pasar dan diproyeksikan bakal turun satu kali pada 2024.

Dia menjelaskan nilai tukar rupiah melemah senada dengan nilai tukar mata uang mayoritas emerging market yang lain indeks dolar Amerika Serikat (AS) disebutkan dalam tren menguat secara ytd.

"Kurs rupiah kita mengalami tekanan hingga 6 persen," ungkap Sri Mulyani dalam paparan APBN KiTA, Kamis (27/6/2024).

Ia melaporkan pergerakan nilai tukar rupiah menembus Rp16.431 per dolar AS pada Mei 2024. Namun, rupiah juga sempat mengalami penguatan dari sentimen di dalam negeri maupun dari global.

"Dari global suku bunga FFR tidak akan mengalami penurunan sebanyak seperti yang diharapkan market. Market dalam hal ini tadinya mengharapkan adanya penurunan 4 hingga 5 kali pada tahun ini," ujarnya.

"Namun ternyata masih mengalami posisi yang stabil di 5,5 persen dan tidak terjadi tanda-tanda mereka akan segera menurunkan bahkan mungkin yang paling optimis penurunannya hanya satu kali pada tahun ini," imbuh Sri Mulyani.

Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (27/6/2024) pukul 13.35 WIB, nilai tukar rupiah tercatat masing bertengger di atas level Rp16.400 yakni Rp16.410 per dolar AS.

Di samping nilai tukar yang terdepresiasi, yield surat berharga negara (SBN) meningkat 63 basis points (bps) secara ytd atau naik 17 bps month-to-date (mtd). Pergerakan ini masih terpengaruh sentimen global dari dampak dinamika geopolitik di Timur Tengah dan kebijakan moneter AS.

Kemudian, pasar SBN mencatatkan outflow Rp42,37 triliun (ytd) atau outflow Rp7,29 triliun (mtd). Pasar saham mencatatkan outflow Rp6,14 triliun (ytd) atau outflow Rp2,01 triliun (mtd).

"Capital flow sangat dipengaruhi oleh dinamika global, baik geopolitik maupun arah kebijakan moneter negara-negara maju," ungkap Sri Mulyani.

Baca juga artikel terkait RUPIAH MELEMAH atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Flash news
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Irfan Teguh Pribadi