Menuju konten utama

Menkes Sebut Tidak Ada Lockdown untuk Cegah COVID-19 di Indonesia

Menkes Terawan menyatakan, Indonesia belum akan melakukan lockdown untuk mencegah penyebaran corona COVID-19. 

Menkes Sebut Tidak Ada Lockdown untuk Cegah COVID-19 di Indonesia
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (tengah) memberikan keterangan pers seusai meninjau RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Senin (2/3/2020). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/ama.

tirto.id - Indonesia disebut belum perlu melakukan lockdown (menutup kota atau negara) untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menilai bahwa

"Tidak ada lockdown sudah dikasih tahu apa yang dilakukan adalah preventif, pencegahan, membersihkan lingkungan dalam beribadah, yang kita lakukan sekarang jaga imunitas tubuh kita termasuk para wartawan, kalau panic attack itu yang paling menghancurkan imunitas kita, jangan sampai paranoid," kata Terawan seusai menemani Presiden Jokowi melihat penyemprotan disinfektan di masjid Istiqlal Jakarta, Jumat (13/3/2020).

Pembersihan dimulai sekitar pukul 09.10 WIB di ruang salat utama masjid. Sekitar 15 orang petugas pembersihan merupakan gabungan dari PMI, TNI dan pihak kepolisian yang seluruhnya menggunakan baju pelindung.

Presiden Jokowi melihat pembersihan itu didampingi Menteri Agama Fachrul Razi, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Erick Thohir serta Imam Besar Masjid Istiqlal Nazaruddin Umar.

"Rasa takut semua menurunkan imunitas kita, dan itu berbahaya. Apa yang dibangun negara lain, negara yang mulai bangkit dari COVID-19 adalah membangun imunitas psikologis rakyatnya. Teman-teman di negara lain mulai mendorong optimistis sehingga imunitasnya naik," ungkap Terawan sebagaimana dilansir Antara.

Saat ini sudah ada beberapa negara yang melakukan lockdown sebagian maupun seluruh wilayah negaranya yaitu Italia sejak 9 Maret 2020, Denmark sejak 13 Maret 2020, Filipina sejak 12 Maret 2020 hingga Irlandia pada 12-29 Maret 2020.

Sedangkan pemerintah China mengunci kota Wuhan dan beberapa kota di dekatnya yang menjadi lokasi episentrum COVID-19 sedangkan Korea Selatan melakukan lockdown terhadap kota metropolitan Daegu.

"Program preventif yang terus kita ajukan seperti tempat peribadatan disemprot disinfektan supaya ibadah lebih aman dan nyaman. Kalau badanya 38 derajat sudah pasti badannya 'greges' disadarkan agar tidak usah menuju tempat ibadah bisa di rumah tapi kalau sehat harus beribadah," ungkap Terawan.

Terawan juga mengatakan Kemenkes bersama dengan TNI, BNPB serta kementerian lain melakukan bersama-sama berjuang bersatu menghadapi pendemi yang dialami dunia.

"100 lebih negara terkena, berjuang bersama, percaya deh semua banting tulang jangan sampai pandemi ini membuat kita menderita sekali kita yakin bisa dibebaskan dari ini semua dengan perjuangan yang keras bersama, tidak ada yang diuntungkan dari kondisi pandemi ini," tegas Terawan.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah resmi menyatakan COVID-19 sebagai pandemi karena telah menjangkiti 134.679 orang di di 119 negara dengan 69.142 orang dinyatakan sembuh dan 4.973 kematian.

Dalam dua pekan terakhir, terjadi peningkatan jumlah kasus di luar China hingga 13 kali lipat dengan jumlah negara terdampak yang meningkat drastis. Di Italia terdapat 15.113 kasus dan 1.016 kematian, Iran 10.075 kasus dan 429 kematian serta Korea Selatan 7.979 kasus dan 67 kematian.

Di Indonesia pemerintah menyatakan 34 orang positif terjangkit COVID-19 sedangkan ada 12 orang masuk dalam kategori Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Hingga sekarang telah ada 5 orang yang sembuh dari COVID-19 di Indonesia. Di Jepang, 9 WNI dari ABK Dream World dinyatakan sudah sembuh semua.

Baca juga artikel terkait WABAH VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Agung DH