tirto.id - Sindrom Iritasi Usus atau Irritable Bowel Syndrome (IBS) merupakan kelainan sistem pencernaan yang mempengaruhi kinerja usus besar. Gejala IBS yang umum terjadi adalah sakit perut, kram perut, banyaknya gas di perut, kembung, diare, konstipasi atau sembelit, dan perut mulas.
Gejala sindrom iritasi usus cenderung dapat datang dan pergi seiring waktu. Gejala IBS juga dapat berlangsung selama berhari-hari, berminggu-minggu atau berbulan-bulan pada suatu waktu.
IBS termasuk penyakit kronis yang memerlukan penanganan jangka panjang. Selain itu, ia dapat kambuh lagi sewaktu-waktu usai gejalanya menghilang.
Laman American Gastroenterological Association (AGA) menginformasikan bahwa IBS merupakan kelainan yang umum terjadi dan tidak menyebabkan dampak buruk berkepanjangan. Namun, jika gejala IBS muncul lebih dari tiga kali sebulan selama tiga bulan, penderita disarankan agar segera menghubungi dokter.
Penyebab khusus IBS belum diketahui. Namun, ada perpaduan beberapa faktor yang mungkin bisa memicu IBS. Mengutip laman AGA, di antara faktor yang bisa memicu IBS adalah konstraksi usus yang tak teratur, saraf usus terlalu sensitif, dan masalah pada koneksi antara saraf otak dan usus.
Sementara menurut laman Healtline ada beberapa faktor yang kerap memicu gejala IBS, meskipun setiap orang dapat mengalami kondisi berbeda.
Sejumlah faktor itu ialah intoleransi makanan (seperti intoleransi laktosa); makanan pedas atau manis; stres; efek obat tertentu; perubahan hormon; dan infeksi saluran pencernaan.
Selain penyebabnya yang belum diketahui secara pasti, pengobatan khusus untuk IBS juga belum ada. Namun, IBS dapat dicegah dengan sejumlah langkah.
Dirangkum dari laman American Gastroenterological Association dan Healtline berikut sejumlah langkah untuk mencegah IBS:
1. Kontrol pola makan dengan mengurasi porsi makanan
2. Menghindari makanan yang memicu gejala IBS
3. Diet FODMAP: menghindari makanan yang mengandung laktosa (susu sapi, keju, yogurt); fruktosa (pemanis buatan, apel, pir, semanggka); fruktan (brokoli, bawang-bawangan, gandum); galaktan (kacang-kacangan, kol); dan poliol (kol, jamur, aprikot, apel, pemanis buatan)
4. Olah raga jalan santai, jogging, bersepeda santai, senam aerobik ringan, dan renang santai
5. Melakukan meditasi untuk mencegah stres dan kecemasan berlebihan
6. Gaya hidup sehat.
Penulis: Salma Mahjatina Zahra
Editor: Addi M Idhom