Menuju konten utama

Perempuan Muda yang Obesitas Berisiko Tinggi Kanker Usus Besar

"Kanker kolorektal biasanya pasien mengalami gangguan saat BAB, misalnya diare, sembelit atau fesesnya keluarnya sedikit-sedikit, bahkan sampai mengeluarkan darah."

Perempuan Muda yang Obesitas Berisiko Tinggi Kanker Usus Besar
Ilustrasi perempuan muda gemuk. FOTO/iStock

tirto.id -

Obesitas bisa dideritas siapa saja, mulai dari orang tua, laki-laki, perempuan, hingga anak balita. Sementara kasus obesitas pada perempuan berisiko tinggi terhadap serangan kanker usus besar.

Terkait hal ini, Nicolas Bakalar di New York Times menyebutkan angka kasus kanker usus besar telah meningkat pada orang berusia di bawah 50 tahun, sementara itu kasus tersebut menurun pada orang yang sudah tua.

Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan JAMA (Journal of the American Medical Association) Oncology menyebutkan terdapat 114 kasus kanker usus besar pada perempuan berusia di bawah 45 tahun. Para peneliti menerangkan kondisi kesehatan tersebut berdasar dari lebih dari 85.000 perempuan selama 22 tahun, mulai dari mereka yang berusia 25 hingga 42 tahun.

Dalam penelitian tersebut disebutkan, perempuan obesitas, dengan indeks massa tubuh lebih dari 30, memiliki risiko tinggi sebanyak 93 persen terkena penyakit tersebut.

“Kami memiliki skrining yang baik dan deteksi dini untuk kanker payudara pada perempuan muda, namun tidak untuk kanker usus besar. Saat ini tidak ada skrining untuk kanker usus besar bagi orang yang berusia di bawah 50 tahun. Beberapa dokter berdebat mengenai penurunan usia menjadi 45 tahun,” pungkas penulis senior Yin Cao, lektor di Washington University Medical School.

Apa sebenarnya penyakit kanker usus besar tersebut?

Kanker usus besar atau kolon atau juga disebut kanker kolorektar adalah kanker yang berkembang dari sel-sel usus besar.

Kanker kolorektal dapat dipicu dari berbagai hal seperti terjadinya mutasi gen, infeksi usus dan gaya hidup yang tidak sehat.

Dokter spesialis penyakit dalam dari RSCM dr. Nadia Ayu Mulansari, SpPD-KHOM mengatakan salah satu ciri kanker usus besar atau kolorektal adalah keluar darah saat buang air besar (BAB).

"Kalau kanker kolorektal biasanya pasien mengalami gangguan saat BAB, misalnya diare, sembelit atau fesesnya keluarnya sedikit-sedikit, bahkan sampai mengeluarkan darah," kata dia dilansir dari Antara.

Menurut Nadia jika saat BAB mengeluarkan darah maka harus segera periksa ke dokter meski kemungkinan kanker kolorektal tidak besar.

"Biasanya kalau pasien dengan keluhan BAB berdarah, 85 persennya adalah wasir, sisanya bisa penyakit lain termasuk kanker kolorektal," kata dia.

Di Indonesia 30 persen penderita kanker kolorektar adalah usia produktif atau di bawah 40 tahun. Bahkan dia pernah menangani pasien yang berusia 15 tahun.

"Faktor gen hanya sekitar 10 persen, sekitar 90 persen pemicu kanker kolorektal adalah gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, obesitas, makan makanan berlemak dan kurang mengkonsumsi serat serta kurang berativitas fisik," kata dia.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, kanker kolorektal merupakan penyebab kematian kedua terbesar untuk pria dan penyebab kematian ketiga terbesar untuk perempuan.

Data Globocan 2012 menunjukkan, insiden kanker kolorektal di Indonesia adalah 12,8 per 100 ribu penduduk usia dewasa, dengan tingkat kematian 9,5 persen dari seluruh kanker. Bahkan secara keseluruhan risiko terkena kanker kolorektal adalah satu dari 20 orang.

Baca juga artikel terkait OBESITAS atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani