Menuju konten utama
Info Kesehatan

Mengenal Apa Itu Inseminasi Buatan, Tujuan dan Prosedurnya

Mengenal apa itu inseminasi buatan, tujuan serta proses inseminasi buatan pada manusia. Simak penjelasannya di artikel berikut ini.

Mengenal Apa Itu Inseminasi Buatan, Tujuan dan Prosedurnya
Ilustrasi inseminasi buatan untuk manusia. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Inseminasi buatan adalah kegiatan memasukkan sperma secara sengaja ke dalam serviks atau rongga rahim wanita yang bertujuan mencapai kehamilan melalui pembuahan in vivo dengan cara lain selain hubungan seksual.

Inseminasi merupakan salah satu prosedur medis yang dilakukan untuk mengatasi masalah infertilitas atau gangguan kesuburan.

Ketika Anda dan pasangan berkonsultasi dengan dokter kandungan bagaimana cara mengatasi ketidaksuburan, dokter mungkin akan menyarankan teknik inseminasi buatan.

Ini adalah prosedur sederhana dengan sedikit efek samping, dan dapat membantu beberapa pasangan yang belum bisa hamil.

Lalu apa yang dimaksud dengan inseminasi buatan, tujuan dan bagaimana proses inseminasi? Di bawah ini akan dijelaskan secara detail.

Apa Itu Inseminasi Buatan?

Inseminasi buatan adalah proses memasukkan sperma secara langsung ke dalam leher rahim, saluran tuba, atau rahim wanita.

Dikutip laman WebMD, metode yang paling umum disebut "inseminasi intrauterin (IUI)," ketika dokter menempatkan sperma di dalam rahim.

Manfaat dari metode ini membuat perjalanan sperma menjadi lebih singkat dan dapat melewati berbagai halangan. Dokter kemungkinan menyarankan metode ini terlebih dahulu sebagai pengobatan untuk infertilitas.

Prosedur ini dapat digunakan untuk berbagai jenis masalah kesuburan. Pada kasus yang melibatkan infertilitas pria, prosedur ini sering digunakan ketika jumlah sperma sangat rendah atau ketika sperma tidak cukup kuat untuk berenang melalui leher rahim dan masuk ke saluran tuba.

Metode ini mungkin juga dilakukan jika Anda memiliki sesuatu yang disebut lendir serviks yang tidak dapat diterima, yang artinya lendir yang mengelilingi serviks mencegah sperma masuk ke dalam rahim dan saluran tuba. Inseminasi buatan memungkinkan sperma melewati lendir serviks sepenuhnya.

Dokter juga sering menyarankan inseminasi buatan ketika mereka tidak dapat menemukan penyebab ketidaksuburan pada pasangan.

Tujuan Inseminasi Buatan

Inseminasi buatan dilakukan ketika tidak ditemukannya penyebab pasti dari infertilitas. Biasanya, proses ini dijalani terlebih dulu oleh wanita dengan cara menjalani stimulasi ovarium sebelum memulai proses inseminasi sehingga akan diperoleh beberapa sel telur sekaligus yang siap dibuahi.

Tujuan utama inseminasi buatan ini adalah meningkatkan peluang hamil dengan cara mempertemukan lebih banyak sperma dengan lebih banyak pelepasan sel telur.

Inseminasi buatan utamanya diharapkan oleh para wanita yang ingin melahirkan anak mereka sendiri.

Namun jika dibandingkan dengan inseminasi alami (yaitu inseminasi dengan hubungan seksual), inseminasi buatan tentu lebih mahal dan memiliki risiko yang lebih berbahaya, serta memerlukan bantuan profesional.

Ilustrasi inseminasi buatan untuk manusia

Ilustrasi inseminasi buatan untuk manusia. FOTO/iStockphoto

Peringatan dan Perhatian Sebelum Inseminasi Buatan

Menurut laman Medical News Today, inseminasi buatan dapat membantu pasangan yang menghasilkan sperma dan sel telur yang sehat tetapi tidak dapat melakukan hubungan seksual, mungkin karena kondisi medis, seperti disfungsi ereksi, karenanya pasien wanita harus dipastikan dalam keadaan yang sehat.

  • Pada wanita dengan infertilitas faktor serviks, serviks tidak menghasilkan lendir yang membantu perjalanan sperma menuju rahim, atau lendir tersebut mengandung zat yang membunuh sperma. Inseminasi buatan dapat membantu mengatasi masalah ini.
  • Endometriosis menyebabkan sel-sel dari lapisan rahim mulai tumbuh di luar rahim, misalnya, di dalam indung telur atau saluran tuba. Inseminasi buatan dapat berhasil pada kasus endometriosis yang ringan hingga sedang. Banyak wanita dengan endometriosis dapat hamil secara alami, tetapi pada wanita yang memiliki kasus endometriosis berat, IUI jarang sekali berhasil.
  • Pada kasus yang jarang terjadi, seorang wanita dapat mengalami reaksi alergi terhadap protein tertentu dalam sperma atau air mani. Inseminasi buatan dapat menghilangkan sebagian besar protein ini sebelum memasukkan sperma.

Tahapan/Prosedur Inseminasi Buatan

Inseminasi buatan membutuhkan koordinasi yang cermat sebelum menjalani prosedur yang sebenarnya.

Proses untuk IUI membutuhkan waktu sekitar 15 hingga 20 menit dan biasanya dilakukan di ruang praktik dokter atau klinik.

Prosedur IUI itu sendiri hanya membutuhkan waktu satu atau dua menit dan tidak memerlukan obat atau pereda nyeri. Dokter atau perawat yang terlatih khusus selanjutnya akan melakukan prosedur ini.

Berikut tahapannya dari persiapan hingga setelah prosedur dijalani

1. Persiapan

Mempersiapkan sampel air mani. Pasangan Anda memberikan sampel air mani ke dokter, atau botol sperma donor yang dibekukan dapat dicairkan dan disiapkan.

Karena elemen non-sperma dalam air mani dapat menyebabkan reaksi dalam tubuh wanita yang mengganggu pembuahan, sampel akan dicuci dengan cara memisahkan sperma yang sangat aktif dan normal dari sperma yang berkualitas lebih rendah dan elemen-elemen lainnya.

Kemungkinan untuk mencapai kehamilan meningkat dengan menggunakan sampel sperma sehat yang kecil dan sangat pekat.

Memantau ovulasi. Karena waktu pelaksanaan IUI sangat penting, maka pemantauan terhadap tanda-tanda akan terjadinya ovulasi sangatlah penting.

Untuk melakukan hal ini, Anda dapat menggunakan alat prediktor ovulasi urine di rumah yang dapat mendeteksi ketika tubuh menghasilkan lonjakan atau pelepasan hormon luteinizing (LH).

Atau, metode pencitraan yang memungkinkan dokter memvisualisasikan ovarium dan pertumbuhan sel telur wanita (USG transvaginal) dapat dilakukan.

Anda juga dapat diberikan suntikan human chorionic gonadotropin (HCG) atau obat-obatan untuk membuat Anda berovulasi satu atau lebih sel telur pada waktu yang tepat.

Menentukan waktu yang optimal. Sebagian besar IUI dilakukan satu atau dua hari setelah mendeteksi ovulasi.

Dokter biasanya akan memiliki rencana untuk menentukan waktu pelaksanaan prosedur dan apa yang diharapkan.

2. Selama prosedur berlangsung

Sambil berbaring di atas meja pemeriksaan, Anda memasukkan kaki ke dalam sanggurdi. Dokter atau tenaga kesehatan akan memasukkan spekulum ke dalam vagina, mirip dengan apa yang dilakukan selama tes Papsmear.

Selama prosedur berlangsung, dokter atau perawat akan melakukan:

  • Memasukkan botol yang berisi sampel sperma sehat ke ujung tabung (kateter) yang panjang, tipis, dan fleksibel
  • Memasukkan kateter ke dalam vagina, melalui lubang serviks dan masuk ke dalam rahim
  • Mendorong sampel sperma melalui tabung ke dalam rahim
  • Melepaskan kateter, diikuti dengan spekulum

3. Setelah prosedur

Setelah inseminasi, Anda akan berbaring telentang selama beberapa saat. Setelah prosedur selesai, Anda dapat berpakaian dan melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa.

Anda mungkin akan mengalami bercak ringan selama satu atau dua hari setelah prosedur.

Ilustrasi inseminasi buatan untuk manusia

Ilustrasi inseminasi buatan untuk manusia. FOTO/iStockphoto

Hasil Inseminasi Buatan

Tunggu dua minggu sebelum melakukan tes kehamilan di rumah. Menguji terlalu cepat dapat memberikan hasil yang:

  1. Negatif palsu. Jika hormon kehamilan belum berada pada tingkat yang dapat diukur, hasil tes mungkin negatif, padahal Anda benar-benar hamil.
  2. Positif palsu. Jika Anda menggunakan obat pemicu ovulasi seperti HCG, obat yang masih beredar di dalam tubuh Anda dapat mengindikasikan kehamilan padahal Anda tidak hamil.
Dokter mungkin menginstruksikan Anda untuk kembali sekitar dua minggu setelah hasil tes di rumah untuk melakukan tes darah, yang lebih sensitif dalam mendeteksi hormon kehamilan setelah pembuahan.

Jika belum juga hamil, Anda dapat mencoba IUI lagi sebelum beralih ke terapi kesuburan lainnya. Sering kali, terapi yang sama digunakan selama tiga sampai enam bulan untuk memaksimalkan peluang kehamilan.

Baca juga artikel terkait INSEMINASI BUATAN atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Iswara N Raditya