Menuju konten utama
Info Kesehatan

Mengenal Apa Itu Sindrom Asherman, Kondisi Langka dalam Rahim

Mengenal apa itu sindrom asherman atau kondisi langka dalam rahim, gejala dan penyebabnya.

Mengenal Apa Itu Sindrom Asherman, Kondisi Langka dalam Rahim
Ilustrasi Asherman Syndrome. foto/Istockphoto

tirto.id - Sindrom asherman atau asherman syndrome adalah kondisi langka di mana jaringan parut, atau adhesi intrauterin, terbentuk di dalam rahim.

Ketika kamu memiliki sindrom Asherman, maka ruang di dalam rahim akan semakin kecil karena ada jaringan parut yang terbentuk. Kadangkala, jaringan parut ini juga bisa menghalangi leher rahim mu.

Menurut Cleveland Clinic, sindrom ini dapat menyebabkan nyeri panggul dan pendarahan rahim yang tidak normal. Selain itu, kondisi ini juga dapat menyebabkan masalah kesuburan.

Pada kasus yang parah, seperti dilansir Healthline, seluruh dinding depan dan belakang rahim bisa menyatu.

Sementara itu, dalam kasus yang lebih ringan, perlengketan atau adhesi ini dapat muncul di area rahim yang lebih kecil.

Perlengketan atau adhesi pada sindrom Asherman ini bisa berbentuk tebal atau tipis. Mungkin juga akan menyebar atau bisa juga menyatu.

Penyebab Asherman Syndrome

Salah satu penyebab utama sindrom asherman ini adalah kamu pernah melakukan prosedur operasi rahim atau operasi leher rahim.

Beberapa penyebab lainnya dari sindrom Asherman ini di antaranya adalah:

1. Histeroskopi operatif

Prosedur operasi yang memasukkan kamera ke dalam rahim untuk kemudian memotong dan mengangkat fibroid menggunakan alat listrik.

2. Prosedur pelebaran dan kuretase (D&C)

Salah satu prosedur operasi berupa pelebaran dan kuretase (D&C) untuk membuka serviks dan kemudian mengangkat jaringan dari rahim.

Prosedur ini dilakukan untuk mengangkat lapisan rahim (endometrium) atau jaringan akibat keguguran atau aborsi.

Prosedur ini biasanya tidak menyebabkan jaringan parut, kecuali kamu memiliki infeksi sehingga dapat menyebabkan jaringan ekstra terbentuk.

3. Operasi caesar (C-section)

Operasi caesar dapat menyebabkan jaringan parut ketika kamu mengalami infeksi, sehingga diperlukan jahitan untuk menghentikan pendarahan selama operasi caesar.

4. Infeksi

Bila kamu mengalami infeksi saat menjalani operasi rahim, seperti D&C atau operasi caesar, maka kamu dapat mengembangkan sindrom asherman.

Beberapa infeksi yang dapat menyebabkan sindrom asherman di antaranya adalah servisitis dan penyakit radang panggul (PID).

5. Perawatan radiasi

Terapi radiasi yang digunakan untuk perawatan kanker serviks, dapat menyebabkan adhesi sehingga menimbulkan sindrom Asherman.

Gejala Asherman Syndrome

Beberapa gejala yang dapat muncul saat kamu terkena sindrom Asherman adalah:

  • Kamu memiliki periode menstruasi yang sangat ringan (hypomenorrhea)
  • Kamu tidak mengalami menstruasi (amenore) atau mengalami perdarahan uterus abnormal
  • Kamu merasakan kram parah atau nyeri panggul
  • Kamu mengalami kesulitan hamil atau sulit untuk mempertahankan kehamilan
Dalam beberapa kasus, sindrom Asherman juga tidak memunculkan gejala-gejala yang mengganggu. Selain itu, kamu juga masih mungkin masih mengalami menstruasi secara normal.

Cara Mengobati Asherman Syndrome

Cara untuk mengobati sindrom asherman, menurut Healthline, adalah dengan menggunakan prosedur pembedahan yang disebut histeroskopi operatif.

Pada prosedur ini dokter akan menempelkan instrumen bedah kecil ke ujung histeroskop. Gunanya adalah untuk menghilangkan perlengketan atau adhesi.

Dokter akan memberikan anestesi umum saat prosedur ini dilakukan.

Setelah itu, dokter akan memberikan antibiotik untuk mencegah infeksi serta tablet estrogen untuk meningkatkan kualitas lapisan rahim.

Di kemudian hari, dokter akan melakukan histeroskopi ulang untuk memeriksa keefektifan operasi, serta melihat apakah rahim sudah terbebas dari perlengketan.

Kamu perlu tahu bahwa adhesi bisa kembali setelah perawatan. Oleh karena itu, bila kamu masih ingin mencoba untuk hamil, dokter menyarankan untuk menunggu setahun sebelum mencoba untuk hamil untuk memastikan adhesi tidak terjadi.

Namun, jika kamu tidak berencana untuk hamil, dan sindrom ini tidak menyebabkan rasa sakit, maka kamu tidak memerlukan perawatan apapun.

Baca juga artikel terkait GEJALA atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno