tirto.id - Mengetahui masa subur wanita merupakan salah satu bekal utama untuk mempersiapkan rencana kehamilan bagi pasangan suami-istri. Lantas, apa saja ciri-ciri masa subur wanita?
Peluang hamil akan meningkat jika pasangan suami-istri berhubungan seks pada waktu tertentu yang disebut masa subur.
Dilansir Your Fertility, masa subur wanita berada dalam rentang 5 hari sebelum proses ovulasi.
Masa subur wanita akan berakhir 12-24 jam setelah ovulasi. Sebab, pada masa itu sel telur sudah tidak lagi berada di saluran tuba (tuba fallopi).
Ovulasi sendiri adalah waktu ketika sel telur yang matang dilepaskan dari ovarium.
Setelah lepas dari ovarium, sel telur yang matang tersebut akan bergerak menuju saluran tuba. Di situlah tempat sperma bisa membuahi sel telur.
Jika sperma berada di saluran tuba saat sel telur dilepaskan, kemungkinan besar sel telur bisa dibuahi, menciptakan embrio, yang kemudian tumbuh menjadi bayi.
Menghitung Masa Subur Wanita
Masa subur setiap wanita berbeda-beda tergantung siklus menstruasinya (haid).
Siklus haid mulai dihitung sejak hari pertama wanita mengalami pendarahan (mengalami menstruasi).
Secara umum, siklus menstruasi dikatakan teratur apabila haid berlangsung setiap 28 hari, antara hari ke-21 hingga hari ke-35.
Dikutip dari Very Well Family, proses ovulasi seorang wanita, dengan siklus haid teratur, berlangsung antara hari ke-11 dan hari ke-21.
Jika siklus menstruasi seorang wanita lebih pendek, ovulasi lebih mungkin terjadi di dekat hari ke-11. Sebaliknya, jika siklus menstruasi lebih lama, ovulasi akan lebih dekat ke hari ke-21.
Pasangan suami-istri bisa melakukan hubungan seks setiap hari dalam rentang hari ke-8 hingga hari ke-21.
Akan tetapi, hubungan seksual juga bisa dilakukan pada sekitar hari ke-8 dan hari ke-21.
Tanda-tanda Masa Subur Wanita
Selain mengambil jalan pintas dengan berhubungan seks dalam rentang hari ke-8 dan hari ke-21, pasangan suami-istri juga bisa mendeteksi tanda-tanda masa subur yang lebih akurat.
Masih dari Very Well Family, berikut ini ciri-ciri utama masa subur atau waktu menjelang ovulasi seorang wanita.
1. Perubahan posisi serviks
Serviks mengalami banyak perubahan saat wanita mengalami ovulasi. Selama proses tersebut serviks akan melunak, terbuka, dan basah.
Tepat sebelum ovulasi, serviks bergerak ke atas, lebih lembut saat disentuh, dan sedikit terbuka. Saat tidak dalam tahap subur dari siklus menstruasi, serviks lebih rendah, lebih keras, dan lebih tertutup rapat.
Bagi kebanyakan perempuan, perlu beberapa waktu untuk dapat membedakan antara perubahan serviks secara alami sebelum masa ovulasi dan perubahan serviks di waktu lain.
2. Perubahan cairan serviks
Setiap perempuan mengalami proses pengeluaran cairan, dengan jenis yang berbeda -beda. Tidak semua cairan serviks terlihat sama.
Cairan serviks yang menyerupai putih telur adalah tanda bahwa seorang perempuan mendekati ovulasi atau bahkan tengah mengalami ovulasi. Ovulasi biasanya terjadi pada hari ketika seorang perempuan memiliki jumlah cairan basah paling banyak.
3. Perubahan suhu tubuh basal
Kebanyakan wanita juga akan merasakan adanya perubahan suhu tubuh basal sebelum terjadi proses ovulasi.
Suhu tubuh basal sendiri merupakan suhu terendah yang dicapai oleh tubuh ketika istirahat, tidur, atau tidak sedang melakukan aktivitas apapun.
Saat mengalami ovulasi, seorang wanita mungkin mengalami sedikit penurunan suhu basal. Akan tetapi, di waktu lain terutama pascaovulasi, suhu bisa meningkat tajam.
Peningkatan suhu basal adalah tanda bahwa ovulasi baru saja terjadi. Melacak suhu tubuh basal Anda secara akurat selama beberapa bulan dapat membantu Anda memprediksi kapan ovulasi akan terjadi.
4. Peningkatan hasrat seksual
Keinginan seorang wanita untuk berhubungan seks biasanya meningkat ketika menjelang ovulasi.
Hasrat wanita tersebut dapat terlihat dengan bentuk tubuh yang tampak lebih menonjol, struktur tulang wajah menjadi lebih bagus, serta cara berjalan yang lebih tegap.
Ini merupakan salah satu tanda yang bisa digunakan untuk mengatur waktu yang tepat untuk berhubungan seks dalam rangka merencanakan kehamilan.
5. Kelembutan Payudara
Hormon yang diproduksi tubuh wanita saat Ovulasi menyebabkan payudara menjadi lebih lembut daripada biasanya. Pasangan suami-istri bisa menggunakan perubahan ini untuk memastikan bahwa ovulasi mungkin telah terjadi.
6. Nyeri Ovulasi
Jika seorang wanita merasakan nyeri tajam di bagian bawah perut, bisa jadi itu merupakan tanda menjelang ovulasi.
Penelitian telah menemukan bahwa nyeri pertengahan siklus (juga dikenal sebagai mittelschmerz, bahasa Jerman untuk "nyeri tengah") terjadi tepat sebelum ovulasi, yaitu saat paling subur seorang wanita.
Bagi sebagian besar perempuan, nyeri ovulasi adalah nyeri tajam sementara yang terjadi di perut bagian bawah. Namun, yang lain mengalami rasa sakit yang cukup parah sehingga mencegah mereka melakukan hubungan seksual selama masa subur.
Namun, apabila rasa sakit semakin parah selama ovulasi, anda bisa berkonsultasi dengan dokter sebab itu mungkin merupakan gejala endometriosis atau perlengketan panggul.
Penulis: Fadli Nasrudin
Editor: Abdul Hadi