tirto.id - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menuturkan akan melakukan segala upaya agar harga tandan buah segar (TBS) sawit petani naik ke Rp2.400 per kilogram. Hal itu seiring dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang sudah menghapus sementara pungutan ekspor minyak sawit dan turunannya.
"Dasar penghitungan kata mereka yang menghambat, dasar penghitungan itu biasanya dua sebulan sekali ini kita pendekkan menjadi dua minggu sekali. Jadi tidak ada alasan lagi harga buah tandan ini nantinya akan jadi di bawah Rp2.000/kg. Kalau itung-itungan saya harusnya Rp2.000 sampai Rp2.400 harga TBS di tingkat petani," katanya usai Rapat Terbatas di Istana Merdeka, Senin (18/7/2022).
Dia mengklaim butuh waktu untuk mencapai harga tersebut. Karena penghapusan pungutan ekspor baru diberlakukan per 15 Juli 2022.
"Tentu perlu waktu ya karena ini kan baru berlaku 2-3 hari ini. Sekarang Saya dengar sudah Rp1.600 sekarang minggu depan mungkin sudah bisa sesuai dengan yang kita harapkan," tambahnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan alasan di balik anjloknya harga TBS yang sudah terjadi beberapa bulan lalu hingga saat ini. Dia mengklaim tangki pengolahan di pabrik pengolahan sawit penuh, sementara TBS petani melimpah. Hal tersebut yang membuat harga TBS di beberapa wilayah anjlok.
"Sawit CPO itu kan total produksi kita 52 juta, untuk B30 9 juta, untuk migor dalam negeri dan turunannya itu 9 juta. Nah lainnya itu sebenarnya sudah hilir, sudah diproses ada yang dalam bentuk minyak, margarine dan lain-lainnya itu 30,6 juta," ungkapnya.
"Jadi CPO itu kira-kira hanya 3,4 juta. Kemudian yang diekspor dalam bentuk CPO itu hanya 3,4 juta sebetulnya. Sedikit. Tapi itu pun sebenarnya masih terjadi hambatan tangki penuh, sehingga tandan buah segar ini menjadi harganya menjadi murah," pungkasnya.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Intan Umbari Prihatin