Menuju konten utama

Menag Temui Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Ini Bahasannya

Menteri Agama, Nasaruddin Umar membahas tiga hal saat bertemu Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F Al Rabiah di Jeddah, Senin (13/1/2025).

Menag Temui Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Ini Bahasannya
Menteri Agama Nasaruddin Umar saat menemui Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al Rabiah di Jeddah, Senin (12/1/2025). foto/Dok. Kemenag

tirto.id - Menteri Agama, Nasaruddin Umar bertemu dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F Al Rabiah di Jeddah, Senin (13/1/2025). Dalam pertemuan tersebut, Nasaruddin dan Tawfiq membahas tiga hal terkait peningkatan layanan jemaah haji Indonesia.

Hal ini disampaikan Nasaruddin usai memimpin rapat di Kantor Urusan Haji (KUH) pada Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Rabu (15/1/2025).

"Pembicaraan kami itu tadi ada tiga komponen. Itu semua dalam rangka meningkatkan layanan jemaah haji Indonesia," kata Nasaruddin dalam keterangan yang diterima, Rabu.

Tiga hal yang dibahas, yakni penambahan petugas haji Indonesia. Menurut Nasaruddin, jemaah Indonesia menunggu sangat lama untuk bisa beribadah haji. Banyak di antara mereka yang tergolong lansia.

Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) pada Ditjen PHU Kemenag, jemaah lansia dengan usia 65 tahun ke atas yang berhak melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2025 berjumlah 42.000 orang. Selain itu, ada sekitar 10.000 kuota prioritas yang juga dialokasikan bagi jemaah lansia pada haji 2025.

Sebagian dari jemaah lansia itu disebut memiliki keterbatasan yang membutuhkan pendamping. Sementara itu, kuota petugas haji Indonesia saat ini hanya berjumlah 2.210 orang.

"Kalau kita hanya punya jumlah petugas seperti sekarang, satu pesawat rencananya hanya didampingi tiga petugas kloter. Bagaimana mungkin 400 orang atau 300 orang lebih, hanya dibimbing oleh tiga orang," ucap Nasaruddin.

Nasaruddin juga mempersoalkan pembagian petugas laki-laki dan perempuan. Menurut dia, tak mungkin laki-laki melayani perempuan.

"Jadi, harus ada. Ini poinnya yang laki-laki dan perempuan harus kami hitung kembali," tutur Nasaruddin.

Terkait rencana pembatasan usia 90 tahun ke atas bagi jemaah haji, Nasaruddin berharap yang dijadikan patokan bukan usia, melainkan syarat istithaah. Sebab, banyak jemaah dengan usia 90 tahun ke atas dengan kondisi fisik yang sehat dan mampu beraktivitas.

Nasaruddin juga meminta para petugas dibebaskan dari biaya masuk Masyair atau Arafah-Muzdalifah-Mina. Pasalnya, ketentuan biaya masuk itu dikabadkan berlaku pada musim haji 2025.

"Kami sampaikan itu kalau bisa kami free of charge seperti tahun lalu," kata Nasaruddin.

Nasaruddin menyampaikan skema tanazul kepada Tawfiq. Menurut dia, skema tanazul adalah memberi kesempatan kepada jemaah yang tinggal di sekitar Jamarat untuk kembali ke hotelnya alias tidak menempati tenda di Mina saat fase Mabit.

Mereka nantinya akan mengambil kesempatan Mabit di area sekitar Jamarat. Setelah itu, mereka kembali ke hotel masing-masing untuk beristirahat.

"Skema ini akan mengurangi kepadatan di Mina. Jumlah jemaah haji Indonesia sangat banyak dan skema ini dirasa akan berpengaruh dalam mengurangi kepadatan," tukas Nasaruddin.

Ia menambahkan, banyak negara yang menilai manajemen penyelenggaraan haji Indonesia tergolong baik. Oleh karena itu, banyak negara yang disebut datang untuk belajar bagaimana pengelolaan haji di Indonesia.

Baca juga artikel terkait HAJI 2025 atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama