tirto.id - Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan kembali berada di tiga besar survei Litbang Kompas yang dilakukan pada Januari 2023. Namun berbeda dari survei sebelumnya, elektabilitas Ganjar semakin melejit dan meninggalkan Prabowo serta Anies yang berkutat di angka belasan persen.
Survei tersebut menunjukkan Ganjar di angka 25,3 persen melonjak 2,1 persen dari data survei Oktober 2022. Kenaikan yang relatif kecil itu tidak dirasakan oleh dua kandidat capres lainnya.
Seperti Prabowo yang masih bertahan di angka 18,1 persen. Dia sempat menduduki tempat tertinggi hasil survei Litbang Kompas hingga 25,3 persen di Juni 2022. Namun tak bertahan lama dan sempat anjlok pada Oktober 2022 menjadi 17,6 persen.
Di posisi tiga, suara Anies mengalami penurunan dan semakin jauh dari elektabilitas Ganjar. Suara Anies harus turun menjadi 13,1 persen, padahal sebelumnya sempat berada di angka 16,5 persen dan menjadi angka tertinggi selama Anies menjadi kandidat capres.
Selain memiliki modal elektoral yang tinggi, nama-nama di atas (kecuali Anies) juga kerap mendapat endorse politik dari Presiden Joko Widodo. Dukungan politik itu disampaikan secara terbuka oleh Jokowi dalam sejumlah pidatonya. Namun belum ada satu nama yang mengerucut untuk menjadi pengganti Jokowi di Pilpres 2024.
“Yang saya kenal, ada Pak Prabowo, yang saya tahu juga ada Pak Erick Thohir, yang saya tahu juga ada Pak Sandiaga Uno, yang saya tahu juga ada Pak Mahfud MD, saya hampir lupa juga ada Mas AHY dan tentu saja ada ketua umum PPP," kata Jokowi di acara Harlah PPP ke-50 di BSD, Banten, Jumat (17/2/2023).
Endorsement politik yang diberikan Jokowi tersebut dibantah oleh PDIP sebagai bentuk dukungan politik. Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menjelaskan, apa yang dilakukan Jokowi hanyalah edukasi politik. Tidak lebih dari itu.
“Kalau Presiden Jokowi, kan, bagian dari pendidikan politik untuk rakyat, di situ. Bahwa pemilu itu sesuatu hal yang sangat penting untuk melihat rekam jejak calon," kata Hasto di Sekolah Partai PDIP pada Kamis (23/2/2023).
Hasto menegaskan apa yang disampaikan tidak akan menjadi putusan soal bakal capres di internal PDIP. Karena keputusan soal capres yang akan diusung PDIP berada di tangan Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri.
“Bahkan Pak Jokowi, kan, mengatakan ojo grusak-grusuk. Nah, kan, harus kita tangkap juga. Karena semua ada tahapannya," tegas Hasto.
Bagi PDIP, hasil survei hanya menjadi bahan pembelajaran atas peta pilihan masyarakat di lapangan. Akan tetapi, dia menegaskan bahwa survei tidak bisa mengintervensi keputusan soal capres PDIP.
"Sekali lagi bahwa momentum yang tepat kapan calon akan diumumkan adalah kewenangan Ketua Umum Ibu Megawati Soekarnoputri," ungkapnya.
Sikap PDIP yang tak ingin ambil pusing soal hasil survei juga ditunjukkan saat kadernya, Ganjar Pranowo memiliki elektabilitas tinggi. Walaupun sempat di-endorse oleh Jokowi dan kini hasil surveinya selalu naik, tapi Hasto menganggap hal itu adalah kerja kolektif. Bukan hasil kerja individu Ganjar semata.
“Elektoral yang tinggi itu dipersepsikan oleh seluruh masyarakat dan ditunjukkan dari survei itu buah dari kaderisasi dan penggemblengan antara kader PDIP dengan rakyat," ujarnya.
Berbeda dengan PDIP, Gerindra lebih optimistis dibandingkan PDIP dalam menyikapi soal survei Litbang Kompas. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburrokhman menyebut, survei itu menambah semangat bagi Gerindra walaupun selisih dengan Ganjar mencapai 7 persen.
Terlebih selama 2023, kata dia, hubungan Jokowi dan Prabowo kian mesra. Terakhir, Prabowo berjanji akan meneruskan seluruh program yang sudah diciptakan oleh Jokowi selama dua periode kepemimpinan.
"Itu dinamika survei. Naik sedikit ya wajar. Tapi yang jelas Pak Prabowo sudah stabil," kata Habiburrokhman saat dihubungi Tirto pada Jumat (24/2/2023).
Prospek Dukungan Jokowi Menuju Ganjar atau Prabowo?
Endorsement Jokowi dari yang sebelumnya dipersepsikan diberikan kepada Ganjar, kini berubah haluan menuju Prabowo. Salah satu tanda yang menunjukkan hal itu adalah dukungan Relawan Jokowi Mania (Joman) kepada Prabowo. Bahkan kelompok yang dipimpin Immanuel Ebenezer ini mengganti nama dari Joman menjadi Prabowo Mania 08 atau disingkat menjadi PM 08.
Di kelompok relawan lain, Pro Jokowi (Projo) masih belum menentukan sikap. Mereka masih menggelar Musyawarah Rakyat (Musra) sebagai upaya mengumpulkan suara masyarakat. Karena mereka yakin Musra menjadi representasi atas akar rumput soal pilihan capres dan akan melaporkannya kepada Jokowi.
Meski sudah menggelar Musra di sejumlah provinsi, namun Projo belum bisa menyebut hasil Musra secara keseluruhan. Sekjen Projo, Handoko menjelaskan, masih ada 11 Musra lagi yang harus digelar. Namun dia membocorkan hasil Musra Jawa Tengah yang mengunggulkan nama Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto dengan selisih yang tipis.
“Di Jawa Tengah ada Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto dengan hasil teratas dan selisihnya tipis," kata Handoko saat ditemui Tirto di Kantor DPP Projo pada Jumat (24/2/2023).
Prospek dukungan Jokowi soal capres juga ditunjukkan dari hasil survei Litbang Kompas. 80,3 persen pemilih Ganjar mendukung kinerja pemerintah saat ini. Adapun pemilih Prabowo yang mendukung pemerintahan Jokowi saat ini sebesar 68,3 persen. Jumlah itu lebih rendah dari pemilih Tri Rismaharini yang tercatat 69,2 persen di antaranya mendukung kinerja pemerintahan saat ini.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengungkapkan, endorsement Jokowi kepada Prabowo dan sebelumnya sempat diberikan ke Ganjar berpotensi menjadikan mereka berdua sebagai kandidat capres dan cawapres. Potensi itu semakin menguat saat PDIP belum segera mengumumkan nama calonnya, dan Prabowo dinilai semakin dilirik untuk mendampinginya sebagai cawapres.
“Prabowo minat, bahkan Nasdem juga minat ingin menduetkan dengan Anies Baswedan, bahkan dulu konon proposal utamanya dari Nasdem itu ingin menduetkan Ganjar Pranowo dengan Anies," kata Adi.
Walaupun endorse Jokowi ikut berpengaruh pada elektabilitas Prabowo, namun menurut Direktur Indo Strategic research and Consulting, Arif Nurul Iman menyebut, ada hal lain yang ikut memberi dampak pada elektabilitas.
Hal itu disebabkan oleh posisi Prabowo sebagai Menteri Pertahanan yang membuatnya memiliki kesempatan untuk keliling dan konsolidasi di masyarakat.
“Konsolidasi dan berkunjung menyapa masyarakat yang semakin intensif dilakukan," kata Arif dalam keterangan tertulis.
Arif menambahkan bahwa sikap PDIP yang belum mengumumkan Ganjar sebagai capres juga membuat sejumlah pendukung Jokowi lebih memilih pindah ke Prabowo daripada ke Ganjar.
“Dukungan tersebut diperkuat saat Ketua Umum Joman Immanuel Ebenezer mendeklarasikan diri untuk pembentukan Prabowo Mania 08 sebagai wujud dukungan kepada Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024 mendatang," imbuhnya.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Abdul Aziz