Menuju konten utama

Masyarakat Adat Wanti-Wanti Peredaran Narkoba Pindah ke IKN

Syaharie Jaang mewanti-wanti dampak negatif dari kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN).

Masyarakat Adat Wanti-Wanti Peredaran Narkoba Pindah ke IKN
Suasana lapangan upacara yang akan digunakan pada HUT RI di kawasan Istana Kepresidenan IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Sabtu (27/7/2024).ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom.

tirto.id - Ketua Umum Persekutuan Dayak Kalimantan Timur, Syaharie Jaang, mewanti-wanti dampak negatif dari kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN). Salah satunya adalah kehadiran dunia malam dan juga peredaran narkoba di wilayah Kalimantan Timur.

"Kebaikan itu pasti akan banyak datang (dari IKN), tapi hal tidak baik juga kita jaga dunia malam narkoba jangan sampai seperti itu berpindah ke Kalimantan Timur khususnya," kata dia dalam diskusi IKN dan Makna Kemerdekaan, Sabtu (10/8/2024).

Sisi lainnya, lanjut Jaang, proyek pembangunan IKN juga turut memberikan dampak positif terhadap lapangan kerja. Selain itu, setiap ada kegiatan peninjauan dari Otoritas IKN seluruh penginapan di wilayah tersebut penuh. Hal ini memberikan dampak positif bagi warga sekitar tyang menyewakan tempat tempat tinggalnya.

"Untuk mencari tempat tinggal di sana saja baru 2-3 hari kita pesan sudah tidak dapat. Artinya begitu di sana luar biasa bahkan rumah masyarakat di petak sederhana dibersihin disiapkan untuk menjadi penginapan tempat tinggal itu hampir tidak ada yang sepi," jelasnya.

Belum lagi dampak positif lain dari UMKM yang menjajakan makanan dan minuman hingga sayur-sayuran. Ini jelas memberikan multiplier effect terhadap ekonomi yang luar biasa.

Di sisi lainnya, masih ada kekhawatiran bagi masyarakat sekitar dan masyarakat adat daerah proyek IKN justru merebut tempat tinggalnya atau penggusuran. Namun kekhawatiran itu, langsung dibantah oleh Dirjen IKP Kominfo, Usman Kansong.

"Intinya masyarakat lokal masyarakat adat tidak terpinggirkan dengan kehadiran IKN," ujarnya menimpali.

Baca juga artikel terkait IKN atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang