tirto.id - Kantor Komunikasi Kepresidenan menyatakan program Lapor Mas Wapres didominasi pengaduan mengenai persoalan lahan sejak dibuka pada 11 November 2024, pekan lalu. Penyelesaian persoalan lahan itu sendiri akan dikomunikasikan dengan kementerian atau lembaga terkait.
“Aduan itu memang sebagian besar adalah soal lahan, pertanahan, sengketa lahan. Kalau ini kan memang butuh proses untuk ditindaklanjuti oleh kementerian dan lembaga terkait,” kata Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, di Istana Wakil Presiden, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (19/11/2024).
Total laporan yang diterima hingga hari ini sebanyak 400 aduan. Namun, saat ini masyarakat memiliki banyak kanal untuk melaporkan setiap masalahnya, bisa lewat Lapor Mas Wapres atau Lapor.go.id serta SP4N Lapor.
Dia memastikan program Lapor Mas Wapres dan Lapor.go.id tidak akan tumpang tindih. Hasan Nasbi menyebut, aduan di dua program itu tetap akan ditindaklanjuti pemerintah.
Menurut Hasan Nasbi, semua program penerimaan laporan untuk masyarakat tersebut tidak akan tumpang tindih.
"Jadi ini memperkuat, bukan menggantikan dan semua yang dicatat di sini, itu pun juga tercatat secara otomatis di input otomatis di lapor.go.id," tutur Hasan Nasbi.
Lebih lanjut, Hasan Nasbi mengatakan program Lapor Mas Wapres akan dihadirkan juga di setiap daerah. Dengan begitu, dapat mempermudah warga untuk membuat aduan dan tidak harus jauh-jauh datang ke Kantor Wapres di Jakarta.
"Nanti ke depan, kementerian, lembaga dan pemerintah daerah punya program ini juga. Tujuannya untuk meningkatkan respon atas laporan dari masyarakat," ucap dia.
Evaluasi, kata Hasan Nasbi, akan terus dilakukan untuk semakin menyempurnakan program ini. Salah satunya adalah mengenai penyaringan aduan.
Tak dipungkiri Hasan Nasbi, laporan melalui situs juga diwarnai hal-hal yang bersifat iseng. Bahkan tidak sedikit yang datang langsung ke Istana Wapres untuk mengadukan permasalahan rumah tangga.
"Jadi itu nanti tempat untuk memilah laporan, semacam filtering aduan dari masyarakat," tutur dia.
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Bayu Septianto