Menuju konten utama

Gibran Tangani 20 Kasus Warga yang Mengadu ke Lapor Mas Wapres

Kepala PCO, Hasan Nasbi, mengatakan, laporan yang paling banyak ditangani secara cepat adalah masalah penebusan ijazah yang ditahan sekolah.

Gibran Tangani 20 Kasus Warga yang Mengadu ke Lapor Mas Wapres
Salah seorang ibu yang dibantu oleh Wapres Gibran untuk menebus ijazah anaknya dan dimasukkan ke data DTKS, Selasa (19/11/2024). tirto.id/Ayu Mumpuni

tirto.id - Wakil Presiden (Wapres) RI, Gibran Rakabuming Raka, memberikan bantuan percepatan penyelesaian masalah yang dilaporkan melalui program Lapor Mas Wapres. Setidaknya 20 orang telah dibantu menyelesaikan permasalahannya.

“Yang hari ini diselesaikan yang bisa dengan cepat, (persoalan tebus) ijazah paling banyak,” kata Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (19/11/2024).

Dia menjelaskan, Wapres Gibran menyalami satu per satu masyarakat yang permasalahannya diselesaikan hari ini. Kepada masyarakat yang mendapat bantuan itu, Gibran menyampaikan bahwa ini merupakan arahan dari Presiden Prabowo Subiyanto.

Menurut Hasan Nasbi, warga yang mendapat bantuan terbanyak dalam kondisi ijazah anaknya yang sempat ditahan 1-2 tahun oleh sekolahnya karena kekurangan biaya. Kebanyakan dari mereka menyekolahkan anaknya di sekolah swasta.

Salah satu yang dibantu adalah seorang ibu berprofesi sebagai pengamen. Selain ijazah anaknya yang ditahan, namanya juga tidak terdaftar jadi penerima bantuan sosial pemerintah daerah.

"Kemudian beliau melapor ke kantor Wapres bahwa beliau dikeluarkan dari data DTKS dan minta dimasukkan kembali ke dalam data DTKS di kabupaten yang baru, domisili yang baru," ujar Hasan Nasbi.

Dalam menyelesaikan kasus ibu itu pun turut disertakan dari Kementerian Sosial (Kemensos). Hasan Nasbi mengungkapkan bahwa kartu DTKS langsung diserahkan kepada yabg bersangkutan.

Ibu yang menerima bantuan itu pun menyampaikan terima kasih atas penyelesaian permasalahan oleh Wapres Gibran. Dia mengaku bahwa selama ini memang dia bekerja mengamen untuk menyekolahkan anaknya, namun tidak pernah satu kali pun mendapat bantuan dari pemerintah.

“Saya pengen mayak orang-orang dapat beras, tapi saya cuma pengamen. Engga ada bantuan-bantuan dari pemerintah. Ini berat nyari uang buat sekolah anak saya di swasta, mahal. Makanya makasih banget,” ucap ibu tersebut.

Baca juga artikel terkait KABINET PRABOWO-GIBRAN atau tulisan lainnya dari Ayu Mumpuni

tirto.id - Politik
Reporter: Ayu Mumpuni
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Andrian Pratama Taher