Menuju konten utama

Loyalis Anas Tuding Keluarga SBY Bawa Pengaruh Buruk ke Demokrat

Loyalis Anas Urbaningrum menuding SBY dan anak-anaknya yang justru membawa pengaruh buruk bagi Partai Demokrat.

Loyalis Anas Tuding Keluarga SBY Bawa Pengaruh Buruk ke Demokrat
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) bersama keluarga berfoto setelah berpidato dalam malam kontemplasi di Pendopo Puri Cikeas, Bogor, Senin (9/9/2019). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/nz.

tirto.id - Koordinator Nasional Sahabat Anas Urbaningrum, Muhammad Rahmad tak setuju bila Anas Urbaningrum dianggap sebagai bagian dari sejarah kelam Partai Demokrat. Menurutnya keberadaan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan anak-anaknya yang justru membawa pengaruh buruk bagi Partai Demokrat.

Rahmad menilai pernyataan terkait Anas Urbaningrum yang disampaikan Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra tidak tepat.

"Ia [Herzaky] juga tidak tahu cara membaca data dan melihat fakta di dalam Partai Demokrat," kata Rahmad dalam keterangannya kepada Tirto, Selasa (4/4/2023).

Ia menuding sejarah kelam Demokrat justru terjadi ketika SBY dan anak-anaknya yaitu, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyon (Ibas) membawa partai yang awalnya sangat demokratis, merakyat, dan milik rakyat, berubah menjadi partai keluarga, otoriter, sewenang-wenang, dan pura-pura merakyat.

"Sejarah kelam kedua adalah perolehan suara pemilu dan kursi DPR RI terendah sepanjang sejarah Demokrat, terjadi ketika SBY menjadi Ketua Umum dan ketika AHY dan Ibas diserahi tugas memenangkan pemilu," ucap Rahmad.

Rahmad juga menyebut sejarah kelam ketiga adalah ketika SBY mengaku sebagai pendiri Partai Demokrat dan mendaftarkannya ke Kemenkumham secara diam-diam.

"Sejarah kelam keempat Partai Demokrat terjadi ketika AD ART Partai Demokrat tahun 2020 dibuat oleh kroni-kroni SBY-AHY menjadi partai antidemokrasi yang pura-pura demokratis," tutur Rahmad.

Lebih lanjut, Rahmad mengatakan jika publik mau membuktikan, dirinya menantang Ketum Partai Demokrat AHY debat terbuka.

"Untuk membuktikan bahwa sejarah kelam itu terjadi di masa siapa. Masa Anas atau masa SBY dan AHY," tegas Rahmad.

Herzaky sebelumnya mengatakan Demokrat saat ini sudah bersih-bersih dari kelompok-kolompok yang membuat rusak partai berlambang mercy itu di masa lalu.

"Itu tidak ada lagi di partai ini. Sudah bersih-bersih," ucap Herzaky.

Ia mengatakan sisa dari pihak yang ingin merusak Partai Demokrat ialah upaya kudeta yang dilakukan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko di Kongres Luar Biasa (KLB) pada 2021 yang hendak merebut Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY.

Moeldoko dkk saat ini pun disebut sudah mengajukan peninjauan kembali (PK) atas putusan kasasi di Mahkamah Agung (MA).

Herzaky mengatakan Partai Demokrat saat ini telah belajar berhati-hati dari masa lalu itu. Demokrat, klaim dia, saat ini antikorupsi.

"Bagi kami, alhamdulillah generasi baru sudah belajar dari masa lalu, lebih hati-hati, sehingga kita tidak ingin ada petualang-petualang politik yang mendompleng, apalagi ada upaya melakukan korupsi. Nah itu yang tidak kami ingin, kami antikorupsi," tutur Herzaky.

Lebih lanjut, Herzaky mengatakan bagi Demokrat, Anas hanyalah masa lalu. Demokrat tak gentar sedikitpun ketika Anas bebas dari jeruji besi pada 10 April 2023 nanti.

"Kalau mau ngomong pendek, aduh Anas itu hanya masa lalu Demokrat. Sebetulnya tidak ada kaitan sama sekali dengan Demokrat begitu," kata Herzaky.

Baca juga artikel terkait PARTAI DEMOKRAT atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - Politik
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Bayu Septianto