tirto.id - Lirik Tumbal Proyek Sukatani santer jadi bahan perbincangan usai lagu band bergenre alternatif itu dijadikan sebagai original soundtrack (OST) untuk film horor Indonesia terbaru berjudul Angkara Murka. Film tersebut akan tayang di bioskop mulai Kamis hari ini, 22 Mei 2025.
Industri perfilman Tanah Air kembali kedatangan film horor bioskop terbaru berjudul Angkara Murka. Film ini digarap oleh sutradara Eden Junjung di bawah naungan rumah produksi Forka Films.
Film horor misteri berdurasi 1 jam 29 menit itu, mengisahkan tentang perjuangan seorang istri bernama Ambar, yang menemukan rahasia mistis di balik hilangnya sang suami saat bekerja di sebuah tambang pasir.
Film Angkara Murka diisi oleh sederet aktor dan aktris ternama Indonesia, seperti Raihaanun, Aksara Dena, Simhala Avadana, Whani Darmawan, Rukman Rosadi, dan lainnya.
Berbarengan dengan dirilisnya film bioskopAngkara Murka, para penikmat sineas dibuat heboh dengan lagu alias Original Soundtrack (OST) yang digunakan untuk film tersebut.
Diketahui, OST film Angkara Murka adalah lagu milik band Sukatani berjudul Tumbal Proyek. Lagu tersebut dirilis Sukatani pada April 2025.
Sukatani sendiri dikenal sebagai band yang kerap menuangkan bait-bait lirik yang kritis, terutama mengenai sosial. Hal tersebut sekaligus menjadi latar belakang pembuatan lagu Tumbal Proyek.
Mengenai penggunaan lagu Tumbal Proyek sebagai soundtrack film Angkara Murka, sutradara film horor misteri tersebut menyebut karena adanya kesamaan soal tema yang diangkat. Sehingga, pesan dari film tersebut juga dapat tersampaikan dengan baik kepada para penonton.
Di samping penggunaan lagu Tumbal Proyek milik Sukatani menjadi OST film Angkara Murka, banyak publik yang penasaran mengenai lirik hingga makna lagunya. Untuk mengetahui lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini.
Lirik Lagu Tumbal Proyek - Sukatani
Dadi ana cerita
Ganu pas inyong cilik
Ana proyek bangun jembatan
Desane inyong mesti
Suasanane mencekam
Wong-wong tuane pada was-was
Kon aja metu umah
Ana rumor sing beredar
Proyek kue membutuhkan tumbal
Lah masa ijig-ijig
Tanggane ana sing ilang
Apakah jadi tumbal proyek?
Apakah jadi tumbal proyek?
Dijaman yang sekarang
Proyek merajalela
Rakyat yang jadi tumbal proyek
Proyek kekuasaan
Proyek keserakahan
Rakyat yang jadi tumbal proyek
Rakyat yang jadi tumbal proyek
Rakyat yang jadi tumbal proyek
Rakyat yang jadi tumbal proyek
Rakyat yang jadi tumbal proyek.
Terjemah Bahasa Indonesia Lagu Tumbal Proyek - Sukatani
Ada sebuah cerita yang saya ingat
Dari masa ketika saya masih muda
Tentang sebuah jembatan yang coba dibangun
Desaku mulai merasa tegang
Udara terasa berat dan penuh ketakutan
Para tetua mulai cemas
Menyuruh kami untuk tidak meninggalkan rumah kami
Desas-desus menyebar dari rumah ke rumah
Proyek ini membutuhkan pengorbanan
Lalu suatu hari tanpa tanda
Tetangga tiba-tiba hilang
Apakah jadi tumbal proyek?
Apakah jadi tumbal proyek?
Dijaman yang sekarang
Proyek merajalela
Rakyat yang jadi tumbal proyek
Proyek kekuasaan
Proyek keserakahan
Rakyat yang jadi tumbal proyek
Rakyat yang jadi tumbal proyek
Rakyat yang jadi tumbal proyek
Rakyat yang jadi tumbal proyek
Rakyat yang jadi tumbal proyek.
Makna Lirik Lagu Tumbal Proyek oleh Sukatani
Makna lagu Tumbal Proyek milik Sukatani menggambarkan soal kritik sosial terhadap praktik pembangunan di suatu wilayah. Akan tetapi, dalam praktik tersebut kerap mengorbankan nyawa manusia demi kepentingan proyek infrastruktur.
Makna lagu tersebut juga tak hanya menyinggung soal mitos, melainkan ada kaitannya dengan peristiwa sejarah, tepatnya kerja paksa pada zaman Romusha. Saat itu, para pekerja kerap dijadikan sebagai korban demi kelancaran proyek yang sedang dibangun.
Lebih dari itu, Sukatani menyoroti soal praktik pembangunan yang kerap menelan korban jiwa, namun tanpa adanya tindakan lebih lanjut. Meskipun pekerja yang menjadi korban itu meninggal karena kecelekaan atau ketidaksengajaan, tetap saja nyawa pekerja adalah harga yang tak bisa ditukar dengan apapun.
Akibat kurangnya tindakan tersebut, kejadian tersebut kemudian beralih menjadi fenomena mistis bagi masyarakat lokal. Bahkan, tak banyak yang meyakini bahwa tumbal proyek ini menjadi syarat wajib agar proyek pembangunannya dapat berjalan lancar.
Adapun demikian, Sukatani sendiri tidak berfokus pada mitos yang berkembang, melainkan menyoroti proyek-proyek yang kerap menelan korban, baik manusia, hewan, maupun lingkungan.
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Wisnu Amri Hidayat