tirto.id - Lagu "Gugur Bunga" menjadi salah satu lagu wajib yang dinyanyikan dalam merayakan Hari Pahlawan 10 November. Lirik lagu "Gugur Bunga" menggambarkan suasana duka cita dan penghormatan bagi pahlawan yang gugur dalam membela bangsa.
Lagu nasional ini diciptakan oleh musikus Ismail Marzuki yang juga menciptakan sederet judul lagu nasional lainnya. Beberapa lagu terkenal gubahan Ismail Marzuki lainnya adalah, "Halo-Halo Bandung", "Rayuan Pulau Kelapa", "Indonesia Pusaka", dan masih banyak lagi.
Dulunya, lagu "Gugur Bunga" dikenal dengan nama lengkap "Gugur Bunga di Taman Bakti." Ini sesuai dengan potongan lirik lagu "Gugur Bunga" yang berbunyi:
Gugur bungaku di taman bakti
Di haribaan pertiwi
Harum semerbak menambahkan sari
Tanah air jaya sakti.
Lirik Lagu Gugur Bunga untuk Merayakan Hari Pahlawan
Lagu "Gugur Bunga" selalu dinyanyikan dalam berbagai kegiatan di Hari Pahlawan, mulai dari momen upacara peringatan hingga ziarah dan tabur bunga di taman makam pahlawan.
Berikut lirik lagu gugur bunga yang diciptakan Ismail Marzuki untuk merayakan Hari Pahlawan:
Betapa hatiku takkan pilu
Telah gugur pahlawanku
Betapa hatiku takkan sedih
Hamba ditinggal sendiri
Siapakah kini plipur lara
Nan setia dan perwira
Siapakah kini pahlawan hati
Pembela bangsa sejati
Telah gugur pahlawanku
Tunai sudah janji bakti
Gugur satu tumbuh seribu
Tanah air jaya sakti
Gugur bungaku di taman bakti
Di haribaan pertiwi
Harum semerbak menambahkan sari
Tanah air jaya sakti.
Makna Lirik Lagu Gugur Bunga karya Ismail Marzuki
Lirik lagu "Gugur Bunga" berisi rangkaian kata yang menggambarkan kisah tentang meninggalnya sosok pahlawan. Ada peristiwa bersejarah dibalik penciptaan lagu "Gugur Bunga."
Hani Widiatmoko dan Dicky Maulana dalam buku Kumpulan Lagu Wajib Nasional, Tradisional, & Anak Populer (2017) menuliskan bahwa lagu "Gugur Bunga" ditulis untuk menghargai para pahlawan yang gugur pada Revolusi Nasional Indonesia.
Revolusi Nasional Indonesia adalah periode di mana negara mengalami berbagai konflik bersenjata dengan pihak penjajah Belanda setelah memproklamasikan kemerdekaan. Mereka membawa tentara pasukan sekutu yang diwakili Inggris untuk kembali menaruh pengaruhnya di Indonesia.
Situasi tersebut terjadi setelah Jepang, yang sejak 1942 menguasai Indonesia, menyerah tanpa syarat pada tahun 1945. Namun, rakyat Indonesia tidak mau menerima pengaruh Belanda begitu saja dan memilih untuk melawan.
Menurut Perpustakaan Nasional RI periode Revolusi Nasional Indonesia terjadi antara 1945 hingga 1949. Puncaknya, pada 10 November 1945 terjadi pertempuran besar di Surabaya yang menjadi cikal bakal ditetapkannya Hari Pahlawan.
Karena sengitnya perlawanan bersenjata serta perjuangan diplomatik, Belanda berhasil dibuat tertekan untuk mengakui kemerdekaan Indonesia. Selanjutnya, kondisi Tanah Air mengalami revolusi besar yang disebut Revolusi Nasional Indonesia.
Revolusi ini melibatkan perubahan struktur sosial dan politik di Indonesia, yang sebelumnya dipimpin oleh raja-raja kini beralih dipimpin oleh pemerintahan dalam sistem demokrasi.
Editor: Yantina Debora