tirto.id - Lagu 17 Agustus "Hari Merdeka" erat dengan perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI). Lagu tersebut hampir selalu berkumandang dalam peringatan hari kemerdekaan RI.
Hampir semua lembaga atau kelompok masyarakat yang menggelar upacara 17 Agustus mengagendakan sesi menyanyikan lagu "Hari Merdeka". Tujuannya adalah membangkitkan gairah nasionalisme di momen HUT RI.
Hal ini selaras dengan lirik lagu 17 Agustus 1945 "Hari Merdeka" yang mengandung diksi-diksi tegas dengan nada semangat. Lalu, bagaimana teks lagu 17 Agustus 1945?
Lirik Lagu Hari Merdeka 17 Agustus 1945 dan Penciptanya
Pencipta lagu 17 Agustus "Hari Merdeka" adalah Husein Mutahar atau yang lebih dikenal dengan H. Mutahar. Lagu tersebut diciptakan setahun setelah hari kemerdekaan RI. Berikut lirik lagu nasional 17 Agustus.
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Mer—de—ka
Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih dikandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan In-do-ne-si-a
Kita tetap setia tetap sedia
Membela negara kita
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Mer—de—ka
Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih dikandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan In-do-ne-si-a
Kita tetap setia tetap sedia
Membela negara kita
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Mer—de—ka
Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih dikandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan In-do-ne-si-a
Kita tetap setia tetap sedia
Membela negara kita
Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan In-do-ne-si-a
Kita tetap setia tetap sedia
Membela negara kita
Sejarah Lagu "Hari Merdeka" dan Maknanya
Lagu "Hari Merdeka" ciptaan H. Mutahar tidak hanya berfungsi sebagai pelengkap di acara HUT RI. Lirik lagu 17 Agustus menyimpan sejarah yang sekaligus meneguhkan hari lahirnya bangsa ini.
Dalam konteks penciptaannya, lagu "tujuh belas Agustus" dibuat melalui proses panjang, bahkan dalam situasi yang tidak mudah.
Terciptanya lagu "Hari Merdeka" berawal dari ketika H. Mutahar masih menjadi ajudan Presiden Sukarno. Pagi-pagi benar, tahun 1946, Sukarno memanggil Mutahar dan meminta dibuatkan aubade (nyanyian atau musik penghormatan pada pagi hari).
Atas perintah itu, Mutahar kemudian meminjam orkes keraton. Ia mengonduktori permainan musiknya dengan semangat sembari naik ke atas meja reot.
Menurut buku 100 Konser Musik Indonesia (2018:31) yang ditulis Anas Syahrul Alimi dan Muhidin M. Dahlan, saat itu situasi Indonesia masih dalam fase genting perang revolusi kemerdekaan di Yogyakarta.
Saat lagu "Hari Merdeka" dimainkan pada upacara 17 Agustus, Sukarno pun merasa senang dan memuji kepiawaian Mutahar dalam menciptakannya.
Makna lagu "Hari Merdeka" berkaitan dengan semangat masyarakat setelah kemerdekaan RI berhasil diraih. Oleh karena itu, lirik lagu 17 Agustus 1945 ini mengandung diksi yang tegas dengan beberapa nada yang menghentak.
Setahun sebelum "Hari Merdeka" lahir, Husein Mutahar, menciptakan lagu nasional berjudul "Syukur". Lagu ini terinspirasi saat ia menyaksikan banyak warga Semarang yang makan bekicot untuk mempertahankan hidup di masa penjajahan Jepang.
Setelah menyaksikan peristiwa itu, pada sore hari, Mutahar masuk kelas musik dan langsung bermain organ sambil menangis.
"Dari yakinku teguh. Hati Ikhlasku penuh. Dari yakin 'ku teguh. Hati ikhlas 'ku penuh. Akan karunia-Mu. Tanah air pusaka. Indonesia merdeka. Syukur aku sembahkan. Kehadirat-Mu, Tuhan," begitu potongan liriknya.
Dua lagu ciptaan Mutahar itu begitu populer hingga saat ini. Lirik lagu 17 Agustus 1945 selalu dilantunkan saat upacara hari kemerdekaan di berbagai daerah, baik instansi negeri, swasta hingga komunitas masyarakat sampai saat ini. Adapun lagu "Syukur" diajarkan di sekolah-sekolah sebagai lagu nasional.
Pencipta lagu 17 Agustus, H. Mutahar, meninggal pada 9 Juni 2004 saat usianya menginjak 87 tahun. Ia lahir di Semarang pada 5 Agustus 1916.
Selain sebagai pencipta lirik lagu 17 Agustus 1945, H. Mutahar merupakan tokoh kepanduan Indonesia selama periode 1945-1961. Ia juga merupakan penggagas berdirinya Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Fadli Nasrudin