tirto.id - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membuka crisis center di Terminal 1B Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng dan Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang. Crisis center tersebut diperuntukkan bagi keluarga penumpang pesawat Lion Air JT-610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang.
Pesawat JT-610 yang dilaporkan hilang kontak sejak pukul 06.33 WIB tadi diduga kuat jatuh di sekitaran Karawang, Jawa Barat. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Pramintohadi telah membenarkan ihwal kabar jatuhnya pesawat tersebut.
“Telah diterima informasi dari vts Tanjung Priok atas nama bapak Suyadi, tug boat AS JAYA II (rute : Kalimantan Selatan - Marunda) melihat pesawat Lion Air diduga jatuh di sekitar Tanjung Karawang,” kata Pramintohadi melalui keterangan tertulis pada Senin (29/10/2018).
Menurut Pramintohadi, pesawat mempunyai Certificate of registration issued 15/08/2018 expired 14/08/2021. Certificate of air worthiness issued 15/08/2018 expired 14/08/2019.
Pramintohadi mengatakan pencarian pesawat tersebut masih dilakukan tim dari Basarnas.
“Rescuer Kansar Jakarta dan RIB 03 Kansar Jakarta bergerak ke lokasi koordinat kejadian untuk melakukan operasi SAR,” ujar Pramintohadi.
Pesawat JT-610 dilaporkan hilang kontak sekitar pukul 06.33 WIB, pada posisi : 05 48.934 S 107 07.384 E dan radial : 40.21 degree / 23.81 NM.
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan jumlah penumpang di pesawat Lion Air GT 610 yang jatuh di perairan tanjung Kawarang sebanyak 189 orang. Pesawat itu berangkat dari Jakarta ke Pangkal Pinang dan hilang kontak pada pukul 06.33 wib.
"Pesawat take off jam 06.20, jumlah penumpang 178 dewasa, 1 anak, dua bayi infant, kru 2 orang, 6 awak kabin. 189 total," kata Soerjanto.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yulaika Ramadhani