Menuju konten utama

Lima Hari PDN Lumpuh, BSSN Jamin Data Masyarakat Masih Aman

Data di PDNS 2 Surabaya dalam keadaan terenkripsi sehingga tidak bisa dioperasikan oleh pihak mana pun.

Lima Hari PDN Lumpuh, BSSN Jamin Data Masyarakat Masih Aman
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian memberikan keterangan pers terkait gangguan yang terjadi pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Jakarta, Senin (24/6/2024). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/Spt.

tirto.id - Kepala BSSN, Letjen (Purn) TNI Hinsa Siburian, menjamin data yang tersimpan di dalam server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) masih dalam keadaan aman, walaupun mengalami kelumpuhan sejak Kamis (20/6/2024) akibat serangan siber ransomware.

Dia menjamin data-data publik tersebut masih tersimpan di tempat dalam keadaan terenkripsi.

"Jadi, data itu di tempat, tapi keadaan terenkripsi," kata Hinsa di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Rabu (26/6/2024).

Walaupun peretasan sudah berlangsung lima hari, Hinsa menjamin data yang ada di PDNS 2 Surabaya masih dalam keadaan aman. Salah satu indikasinya adalah, data-data tersebut saat ini belum bisa dioperasionalkan oleh pihak mana pun.

"Data ada di tempat, di data center sementara Surabaya itu. Tapi, dia dalam keadaan terenkripsi, maka tidak bisa dioperasionalkan," kata Hinsa.

Meski demikian, Hinsa menyampaikan bahwa pihaknya masih melakukan audit forensik digital terhadap kondisi PDNS. Oleh karenanya, Hinsa menyampaikan akan ada informasi terbaru yang disampaikan usai olah forensik digital.

"Forensik lagi kerja terus itu. Tapi, sementara dugaan kita karena sifatnya serangan ini mengenkripsi sehingga data itu tersandera," kata dia.

Hinsa mengklaim bahwa BSSN sebelumnya telah mengingatkan pemerintah perihal ancaman ransomware. Oleh karenanya, Hinsa mengungkap bahwa pihaknya dan pemerintah telah melakukan sejumlah antisipasi.

"Kita merilis pada Desember [2024] kemarin perkiraan ancaman serangan siber, antara lain ini ransomware masuk di dalam daftar warning kita. Bahwa di tahun 2024 ini serangan jenis ransomware menjadi salah satu yang paling besar kemungkinannya terjadi di Indonesia," kata dia.

Dalam perkembangan pemeriksaan yang dilakukan BSSN, tim forensik sedang melakukan penyelidikan untuk mengetahui jenis serangan dan identitas pelaku kejahatan siber tersebut.

"Kemudian, tentu dari situ nanti kita lakukan terus adalah investigasi ini. Kerja sama tentunya dengan Polri untuk bisa memastikan bagaimana nanti kita bisa lihat dengan teman-teman dari Kepolisian," kata dia.

Baca juga artikel terkait PERETASAN atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Flash news
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fadrik Aziz Firdausi