tirto.id - Saham PT Pertamina Geothermal Tbk (PGEO) dinilai kurang menarik dan rentan dipermainkan market maker. Hal itu, karena rendahnya likuiditas dan PGEO memiliki free float rendah, sehingga menurunkan potensi keuntungan berupa capital gain dari hasil transaksi.
Head of Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menilai, investor tidak bisa mengharapkan imbal hasil (return) jangka pendek pada saham PGEO. Apalagi jika perseroan tidak mampu meningkatkan kinerja fundamental, terutama sisi profitabilitas.
“Walaupun masih ada prospek, tapi perseroan belum akan mampu bersaing langsung secara kinerja dengan emiten energi non-EBT karena biaya pengembangan yang mahal,” katanya saat dihubungi, Kamis (2/3/2023).
Wawan menuturkan jika diamati, rasio profitabilitas perseroan memang terbilang minim. Dengan perolehan laba Rp2,2 triliun pada kuartal III-2022, dan ekuitas sebesar Rp29,3 triliun pasca-IPO, maka ROE PGEO hanya sekitar 7,5 persen.
Lebih lanjut, dia menuturkan semakin sedikit saham yang beredar di pasar, maka volatilitas harga saham akan tinggi pula. Kondisi tersebut biasanya memberikan ruang kepada pihak yang memiliki intensi memainkan saham tersebut.
Wawan menilai likuiditas saham menjadi salah satu hal penting yang dipertimbangkan oleh para investor. Jika diperhatikan, saham PGEO sendiri tergolong saham dengan likuiditas rendah.
“Salah satu cara untuk menarik minat investor terutama yang fokus trading ya harus punya swing lebar. Dengan banyaknya transaksi juga akan memberikan status likuid yang merupakan syarat untuk masuk ke banyak indeks,” ujarnya.
Sejak empat hari diperdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PGEO belum juga menunjukkan kinerja positif. Secara kumulatif, saham anak usaha Pertamina itu masih terkoreksi 4,37 persen dan belum beranjak dari keterpurukan setelah 4 hari melantai di bursa.
Mengutip prospektus perseroan dinyatakan industri panas bumi tidak memiliki metodologi yang dibakukan sebagai standar tunggal secara internasional mengenai cara data cadangan sumber daya panas bumi diperkirakan, dicatat dan disertifikasi.
Oleh sebab itu, penentuan cadangan sumber daya panas bumi merupakan kegiatan yang bersifat probabilitas atau kemungkinan, sehingga tidak terdapat jaminan bahwa data cadangan sumber daya panas bumi perseroan dapat mencerminkan hasil aktual yang dimiliki perseroan secara akurat.
“Seluruh perkiraan cadangan sumber daya panas bumi bersifat tidak pasti dan karenanya hanya merupakan informasi yang digunakan untuk memperkirakan cadangan sumber daya panas bumi yang akan menghasilkan pendapatan bagi perseroan,” tulis manajemen dalam prospektusnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin