tirto.id - Koalisi warga untuk LaporCOVID-19 mencatat jumlah pasien infeksi virus Corona COVID-19 yang meninggal saat isolasi mandiri (isoman) atau meninggal di luar rumah sakit (RS) sampai dengan Kamis 22 Juli 2021 jumlahnya mencapai 2.313 orang.
“Angka kematian di luar RS dan isoman sejauh ini ada 2.313,” kata Ketua Bidang Data LaporCOVID-19 Said Fariz Hibban saat jumpa pers daring, Kamis (23/7/2021).
Said menjelaskan 2.313 itu merupakan angka total hasil rekap pendataan yang dilakukan oleh LaporCOVID-19 sebanyak 740, kemudian Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) yang melakukan pendataan di 100 puskesmas di Jawa Barat hasilnya ada 412 kematian.
Data terbaru berasal dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat 1.161 kematian dari awal Juni sampai 21 Juli 2021.
Dengan sejumlah tambahan data tersebut maka hingga saat ini kata Said sudah ada 16 provinsi terlacak sebagai penyumbang kasus kematian pasien COVID-19 saat isoman atau di luar RS.
Provinsi temuan terbanyak kasus kematian saat isoman dan di luar RS adalah DKI Jakarta yakni sebanyak 1.214. Angka itu berasal dari data Dinkes DKI Jakarta yang ditambah temuan-temuan dari LaporCOVID-19 sebelumnya.
“Kota Jakarta Timur sebagai kota terbanyak [penyumbang kasus kematian saat isoman dan di luar RS] sebanyak 403 dan kabupaten terbanyak di Klaten sebanyak 99 kasus,” kata Said.
Data yang dikumpulkan oleh LaporCOVID-19 ini kata Said bersumber dari informasi personal atau lembaga, chatbot LaporCOVID-19, Instagram, Twitter, dan berita online.
Angka kematian saat isoman dan di luar rumah sakit yang dilaporkan LaporCovid-19 pada hari ini mengalami kenaikan yang tajam. Pekan lalu, Kamis 15 Juli 2021, LaporCovid-19 mencatat jumlah pasien infeksi virus Corona yang meninggal saat isoman sebanyak 617 orang.
Co-Inisiator LaporCOVID-19 Ahmad Arif dalam kesempatan yang sama mengatakan pendataan mengenai jumlah pasien COVID-19 yang meninggal saat isoman atau di luar RS ini diharapkan juga jadi acuan dalam penanganan pandemi.
Sebab menurutnya jika acuannya hanya berdasarkan okupansi atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit rujukan COVID-19 yang naik atau turun, kemudian angka kasus COVID-19 yang naik atau turun.
“Sehingga polemik mengenai risiko kematian orang dengan COVID-19 ini tidak hanya dibatasi oleh BOR saja atau kasus saja,” kata Arif.
Kasus kematian akibat COVID-19 memang terus mengalami kenaikan, berdasarkan data dari Satgas Penanganan COVID-19.
Penambahan kasus kematian menyentuh rekor tertinggi pada hari ini, Kamis (22/7/2021) yakni 1.449. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya yakni 16 Juli 1.205 kematian; 17 Juli 1.092 kematian dan 18 Juli 1.093 kematian, 19 Juli 1.338 kematian, 20 Juli 1.280 kematian dan 21 Juli 1.383 kematian.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Bayu Septianto