Menuju konten utama
Banjir Semarang

Lapas Perempuan Semarang Kebanjiran, Blok Hunian Napi Tergenang

Lapas Perempuan Kelas IIA Semarang dilanda banjir selama empat tahun terakhir dan banjir kali ini yang terparah.

Lapas Perempuan Semarang Kebanjiran, Blok Hunian Napi Tergenang
Napi Lapas Perempuan Semarang beraktivitas di tengah banjir. (FOTO/Baihaqi Annizar)

tirto.id - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Semarang kebanjiran sejak Rabu (13/3/2024) sore akibat intensitas hujan yang tinggi. Genangan air bahkan sampai memasuki blok hunian narapidana.

Berdasarkan pengamatan pada Kamis (14/3/2024) siang, banjir masih menggenang meskipun kini sudah berangsur-angsur surut.

"Air mulai masuk kamar tadi malam. Kami sempat panik, terus barang-barang seperti baju kami evakuasi biar tidak basah," ujar salah satu warga binaan atau napi berinisial SC.

"Ketinggian air kalau di dalam kamar setumit, tapi di luar sampai selutut orang dewasa," imbuh SC yang menghuni Blok Cut Nyak Dhien. Di lapas ini terdapat 10 blok hunian napi.

Meskipun banjirnya tidak parah tetapi membuat warga binaan kerepotan beraktivitas. Saat air mulai surut, mereka bergotong royong membersihkan kamar hunian dan lingkungan lapas.

"Tadi pagi bersih-bersih. Tapi ini belum semuanya surut," ujar warga binaan lain berinisial PD.

Kepala Lapas Perempuan Semarang Kristiana Hambawani menegaskan, semua warga binaan dalam keadaan aman meskipun lapasnya kebanjiran.

Kata Kristin, sapaannya, banjir membuat beberapa pelayanan terhambat seperti kunjungan tatap muka, warung telepon (wartel), hingga kegiatan tadarusan dan tausiyah Ramadhan.

"Dapur aman, walaupun di lantai tergenang tapi kami bisa memasak untuk sahur dan makan bagi yang tidak berpuasa," jelasnya.

Banjir Lapas Perempuan Semarang

Napi Lapas Perempuan Semarang beraktivitas di tengah banjir. (FOTO/Baihaqi Annizar)

Lapas Perempuan Perlu Direlokasi

Kristin mengungkap, Lapas Perempuan Semarang atau Lapas Wanita Bulu bukan kali pertama kebanjiran. Setidaknya banjir melanda pada empat tahun terakhir dan banjir kali ini yang terparah.

Menurutnya, lapas tempatnya bekerja kerap banjir lantaran areanya lebih rendah dari drainase dan badan jalan.

Peninggian bangunan untuk menangani banjir juga tidak bisa dilakukan. Sebab, kawasan Lapas Perempuan Semarang masuk daftar bangunan cagar budaya yang tidak bisa sembarangan direnovasi.

Kristin pun kembali menyuarakan perlunya relokasi. "Kami harap segera direlokasi ke tempat yang lebih layak lagi agar tidak kebanjiran," ucapnya saat ditemui.

Selain banjir, relokasi Lapas Perempuan Semarang mendesak dilakukan karena alasan keamanan. Sebab, lapas ini berada di tengah permukiman berlantai dua sehingga dinilai rawan.

Ia menyebut rencana relokasi sudah digaungkan sejak lama tetapi belum ada kejelasan hingga kini.

Sementara itu, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkumham Jawa Tengah Kadiyono sebenarnya juga mendukung adanya rencana relokasi Lapas Perempuan Semarang.

Menurutnya, sudah saatnya lapas ini pindah tempat karena kondisinya memprihatinkan. "Harus segera direlokasi karena sudah tidak layak, baik dari sisi bangunan pun ketinggian bangunan," paparnya.

Kadiyono berharap pemerintah setempat bisa menyediakan lahan yang lebih strategis. Menurut informasi, dulu sempat ada wacana penyediaan lahan untuk relokasi, yakni di daerah Cepoko, Kecamatan Gunungpati.

Banjir Lapas Perempuan Semarang

Napi Lapas Perempuan Semarang beraktivitas di tengah banjir. (FOTO/Baihaqi Annizar)

Baca juga artikel terkait BANJIR SEMARANG atau tulisan lainnya dari Baihaqi Annizar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Baihaqi Annizar
Penulis: Baihaqi Annizar
Editor: Maya Saputri