tirto.id - Polri dan TNI menggelar konferensi pers menjelaskan kronologi bentrok di Tanah Abang dan sekitarnya pada 21-22 Mei 2019. Konferensi pers digelar di Kemenko Polhukam pada 10.40 WIB.
Setidaknya tiga poin klarifikasi disampaikan Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen M Iqbal terkait sejumlah isu yang berkembang di media sosial.
Pertama, aparat kepolisian dan TNI tidak pernah menyerang masjid. Kedua, semua personel Brimob yang bertugas merupakan warga negara Indonesia. Ketiga, Kapolri dan Panglima TNI menginstruksikan personel pengamanan dalam demonstasi dua hari ini tidak dibekali dengan peluru tajam.
"Kami yakinkan, kalau ada yang megggunakan peluru tajam , itu bukan personel TNI-Polri," sebut Iqbal.
Dalam konferensi pers, Iqbal mengatakan bahwa demonstrasi telah berlangsung sejak Selasa (21/5/2019) pukul 10.00 WIB. Demonstrasi berlangsung kondusif hingga malam hari, meskipun menurut aturan, demonstrasi dibolehkan hanya sampai pukul 18.00. Kelonggaran itu, menurut Iqbal, diberikan karena melihat aspek sosiologis-psikis massa di bulan Ramadan.
"Setelah tarawih, sekitar pukul 21.00, Kapolres Jakpus memberi himbuauan kepada massa aksi untuk membubarkan diri. Dari beberapa himbauan, korlap bekerja baik, aktif, kooperatif, dan akhirnya membubarkan diri," sebut Iqbal.
Namun, Iqbal mengatakan massa lain datang pada pukul 23.00. Mereka menyerang petugas, melempari petugas dengan molotov dan petasan. Aparat kepolisian terus mengawal massa dan menghimbau kepada mereka untuk membubarkan diri selama 5 jam. Sekitar pukul 3.00, Rabu (22/5), aparat mendorong massa untuk membubarkan diri karena tidak kunjung kooperatif.
"Sewaktu pendorongan, massa pecah menjadi dua. Ada yang ke arah Jalan Sabang dan ke beberapa gang kecil. Dari insiden tersebut Polda Metro Jaya mengamankan 58 orang diduga provokator. Dugaan sementara mayoritas massa tersebut dari luar Jakarta," ujar Iqbal.
Pukul 3.00, Rabu (22/5/2019), Iqbal menuturkan, 200 orang berkumpul di Jalan K.S. Tubun. "Kami duga massa tersebut sudah disiapkan, disetting. Seperti biasa, kami lakukan himbauan," sebut Iqbal.
Himbuan dilakukan Polres Jakarta barat dibantu tokoh Front Pembla Islam (FPI) karena lokasi massa dekat markas FPI. Namun, ini tidak mencegas massa bergerak. Mereka berjalan menuju Asrama Brimob Petamburan. Mereka menyerang asrama tersebut dengan melempari batu, molotov, dan petasan.
"Masa bukan mundur, tapi terus masuk melakukan perusakan. Ini yang brutal lagi, membakar kendaraan yang terparkir disana, baik kendaraan pribadi dan dinas," sebut Iqbal.
Iqbal mengakui memang sejumlah massa meninggal dunia. Selain itu, 11 unit mobil rusak dan 14 unit mobil dibakar.
Proses pembubaran massa telah berlangsung sejak Selasa (21/5/2019) pukul 22.30. Semula dengan negosiasi, tapi massa tak kunjung bubar. Polisi lalu menggunakan gas air mata, tapi massa melawan dengan melempar batu, petasan, dan bom molotov.
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Gilang Ramadhan & Rio Apinino