Menuju konten utama

Korsel Usut Kasus Kematian 2 Orang Usai Terima Vaksin Astra Zeneca

Kasus kematian dua orang setelah menerima suntikan vaksin AstraZeneca di Korea Selatan saat ini sedang diinvestigasi otoritas di negara itu.

Korsel Usut Kasus Kematian 2 Orang Usai Terima Vaksin Astra Zeneca
Ilustrasi vaksin Covid-19. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Otoritas berwenang di Korea Selatan sedang menginvestigasi kasus kematian 2 orang yang terjadi beberapa hari setelah mereka menerima suntikan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca. Langkah investigasi ini diwartakan Kantor Berita Yonhap pada Rabu (3/3/2021).

Kedua orang itu dikabarkan sudah mempunyai komorbid sebelumnya. Yonhap mewartakan kasus pertama dialami lansia yang berumur 63 tahun. Ia sebelumnya memiliki penyakit serebrovaskular, gangguan terkait pembuluh darah di otak.

Pasien tersebut dilaporkan sempat mengalami sejumlah gejala, termasuk demam tinggi, setelah menerima suntikan vaksin AstraZeneca.

Meski sempat dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar pada Selasa (2/3/2021), pasien lansia tersebut meninggal setelah mengalami gejala pnemonia dan keracunan darah.

Sementara kasus kematian kedua dialami orang berusia 50-an tahun, yang diketahui sebelumnya telah memiliki masalah gangguan jantung dan diabetes.

Sehari setelah menerima vaksin AstraZeneca, orang itu meninggal dunia pada Rabu (3/3/2021). Sebelum meninggal, orang itu mengalami beberapa kali serangan jantung.

Sementara merujuk laporan Reuters, Direktur Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) Jeong Eun-kyeong sempat menyinggung penyelidikan ini dalam sebuah pernyataannya.

"KDCA sedang melakukan survei epidemiologi bersama otoritas lokal yang relevan [...] guna memastikan adanya hubungan dengan inokulasi," kata Eun-kyeong.

Namun, petinggi KDCA tersebut belum mengonfirmasi apakah memang ada hubungan kausalitas antara 2 kasus kematian tadi dengan vaksin AstraZeneca.

KDCA memang mengakui telah menemukan 207 kasus efek samping merugikan akibat vaksinasi, termasuk tiga kasus reaksi alergi parah, yang dikenal sebagai anafilaksis. Namun, Jeong menyebut tidak ada kasus kematian akibat vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca ataupun Pfizer.

Sementara pihak AstraZeneca mengatakan sudah mengetahui adanya penyelidikan oleh Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA), tetapi menegaskan keamanan vaksin telah dipelajari secara ekstensif dalam uji klinis dengan data yang mengonfirmasi bahwa efek samping secara umum dapat ditoleransi dengan baik.

Di sisi lain, beberapa saat sebelum kabar 2 kasus kematian tadi diwartakan oleh Yonhap, Perdana Menteri Chung Sye-kyun menginstruksikan agar izin penggunaan vaksin AstraZeneca untuk orang berusia 65 tahun ke atas di Korea Selatan mulai dipertimbangkan.

"Hasil penelitian baru telah diungkapkan, dan menunjukkan vaksin AstraZeneca juga efektif untuk lansia," kata perdana menteri dalam pertemuan harian antarlembaga di Seoul pada Rabu pagi.

"Korea Selatan belum mengizinkan vaksin AstraZeneca untuk orang berusia 65 atau lebih, tetapi saya meminta KDCA mengumpulkan pendapat para ahli lagi karena telah ada perubahan kebijakan [tentang masalah ini] di negara lain," dia menambahkan.

Sye-kyun mencontohkan langkah Prancis yang baru-baru ini mengizinkan vaksin AstraZeneca bisa digunakan untuk lansia berumur 65-74 tahun. Tambah dia, tinjauan berkelanjutan Jerman tentang penggunaan vaksin untuk orang usia 65 ke atas juga menjadi latar belakang instruksi terbarunya.

Korsel telah memulai program vaksinasi Covid-19 nasional sejak pekan lalu. Hingga Selasa malam (2/3/2021), 85.904 orang telah menerima suntikan vaksin AstraZeneca dosis pertama. Sementara 1.524 orang lainnya telah menerima vaksin Pfizer.

Baca juga artikel terkait VAKSIN COVID-19 atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Agung DH