Menuju konten utama

Kong: Skull Island Menang Lawan Logan Puncaki Box Office

Kong: Skull Island berhasil menduduki puncak box office dan menggeser posisi Logan. Dengan biaya produksi 185 juta dolar AS, film tersebut harus dirilis di luar AS jika Legendary dan Warner Bros. ingin mendapat keuntungan.

Kong: Skull Island Menang Lawan Logan Puncaki Box Office
Cuplikan dalam Trailer Kong: Skull Island. Foto/kongskullislandmovie.com

tirto.id - Dibanjiri dengan ulasan yang baik, "Kong: Skull Island" menduduki puncak box office domestik dengan 61 juta dolar AS, yang melampaui ekspektasi debut antara 45-50 juta dolar AS. "Kong: Skull Island" dengan kera raksasanya memenangi pertarungan melawan Wolverine.

Pada akhir pekan keduanya, "Logan" produksi Fox turun 58 persen menjadi 37,8 juta dolar AS, sehingga total di Amerika Serikat 152,6 juta dolar AS. Film yang diadaptasi dari komik tersebut merupakan penampilan terakhir Hugh Jackman setelah hampir dua dekade bermain sebagai anggota tim X-Men.

Debut "Kong: Skull Island" memang di luar ekspektasi. Namun film tersebut belum sepenuhnya dirilis secara global. Dengan biaya produksi 185 juta dolar AS, hal ini berarti film tersebut harus dirilis di luar AS jika Legendary dan Warner Bros., studio di balik film tersebut, ingin mendapat keuntungan.

Dari segi domestik, "Kong: Skull Island" juga akan menjadi lawan dari "Beauty and the Beast" milik Disney. Film dengan live-action tersebut diharapkan akan debut 120 juta dolar AS pada pekan depan. Film tersebut akan menyedot sebagian besar bioskop, sehingga diperkirakan sulit bagi film-film lain untuk memperoleh perhatian penonton.

Legendary dan Warner Bros. memiliki ambisi besar untuk King Kong. Film tersebut merupakan film kedua tentang monster dari dua studio itu. Film pertama, "Godzilla" (2014), debut dengan 93,2 juta dolar AS di Amerika Serikat sebelum menghasilkan 529,1 dolar AS secara global. Rencananya, dua makhluk tersebut akan segera bertemu dalam satu film.

"Film ini murni menyenangkan dan itu diterjemahkan dalam box office," kata Jeff Goldstein, kepala distribusi domestik Warner Bros. Dia melanjutkan dengan memprediksi bahwa film tersebut akan mendapat keuntungan dari libur musim semi dengan proyeksi 20 persen dari liburan sekolah.

Sementara itu, debut saat akhir pekan menunjukkan bahwa film tersebut ditonton oleh 56 persen laki-laki dan 35 persen di bawah usia 25 tahun. Penjualan tiket Imax menyumbang 7,5 juta dolar AS.

Karena biaya produksi dan pemasaran yang besar, "Kong: Skull Island" perlu sekitar 500 juta dolar AS secara global untuk dapat dikatakan sukses. Untuk itu, film tersebut harus debut 81,6 juta dolar AS di 65 pasar di luar AS. Ekspektasi besar ada di pasar China, pasar film terbesar kedua di dunia, di mana "Kong: Skull Island" akan dirilis dalam dua minggu.

Berlatar belakang Perang Vietnam, "Kong: Skull Island" menyelamatkan primata raksasa dalam hutan penuh kabut. Jordan Vogt-Roberts, yang menyutradarai film favorite di Sundance "Kings of Summer", mengarahkan film tersebut, bersama dengan para pemain Tom Hiddleston, Samuel L. Jackson, dan Brie Larson.

Sementara Wolverine dan King Kong berada di slot teratas, "Get Out" milik Blumhouse dan Universal tersangkut di posisi ke tiga. Film thriller berbudget rendah yang menceritakan tentang seorang pria yang berkunjung ke kampung halaman pacarnya itu memperoleh pendapatan 21,1 juta dolar AS, dengan total 111 juta dolar AS dalam tiga minggu setelah dirilis -- keuntungan fantastik untuk film berbudget 4,5 juta dolar AS.

Menutup peringkat lima besar ada "The Shack" milik Lionsgate dan "The Lego Batman Movie" milik Warner Bros., yang masing-masing menghasilkan pendapatan 10,1 juta dolar AS dan 7,8 juta dolar AS. Film drama "The Shack" telah menghasilkan 32,3 dolar AS dalam dua pekan peluncurannya. Sementara itu, film Lego terbaru telah meraup 159 dolar AS setelah lima minggu diputar di bioskop, demikian yang dilansir dari Antara, Senin (13/3/2017).

Baca juga artikel terkait BOX OFFICE atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Film
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari