Menuju konten utama

Komnas HAM: Tulang Dada Siyono Patah ke Arah Jantung

PP Muhammadiyah, tim dokter dari Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia cabang Jawa Tengah, dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) di Jakarta memaparkan hasil autopsi jenazah terduga teroris Siyono.

Komnas HAM: Tulang Dada Siyono Patah ke Arah Jantung
Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas (tengah), Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Ahzar (kiri) dan Komisioner Komnas HAM Hafid Abbas (kanan) bersiap memaparkan hasil aotopsi jenazah terduga teroris asal Klaten, Siyono di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (11/4). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

tirto.id - PP Muhammadiyah, tim dokter dari Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia cabang Jawa Tengah, dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) di Jakarta memaparkan hasil autopsi jenazah terduga teroris Siyono, Senin (11/4/2016).

Berdasarkan hasil autopsi dari tim dokter forensik tersebut, ditemukan fakta bahwa jenazah terduga teroris Siyono belum pernah dilakukan autopsi sebelumnya. Hasil autopsi juga menunjukkan adanya tulang dada yang patah dan mengarah ke jantung sehingga mengakibatkan kematian.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan bahwa autopsi yang dilakukan oleh dokter forensik cabang Jawa Tengah merupakan yang pertama kali.

"Autopsi dokter Gatot (pemimpin proses autopsi) adalah yang pertama," kata Dahnil dalam konferensi pers pemaparan hasil pemeriksaan peristiwa kematian Siyono di Ruang Pengaduan Komnas HAM Jakarta, Senin (11/4/2016).

Sebelumnya Komnas HAM bekerja sama dengan PP Muhammadiyah telah melakukan serangkaian tindakan pemantauan dan penyelidikan termasuk autopsi terkait kematian terduga teroris Siyono. Autopsi forensik terhadap jasad Siyono dilakukan oleh sembilan dokter forensik dari Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia cabang Jawa Tengah dan satu dokter forensik dari Polda Jawa Tengah. Tim forensik tersebut diketuai oleh dokter Gatot Suharto.

Autopsi dilakukan pada Minggu (3/4) pagi di tempat pemakaman Siyono di Klaten, Jawa Tengah. Hasil autopsi muncul setelah tujuh hari pascaautopsi karena dilakukan pemeriksaan mikroskopis.

Pada kesempatan yang sama, Komisioner Komnas HAM Siane Indriani membenarkan bahwa jasad Siyono tidak pernah dilakukan autopsi sebelumnya.

"Kematian Siyono adalah akibat dari tulang dada patah ke arah jantung sehingga mengakibatkan kematian. Ada luka di kepala tapi tidak menyebabkan kematian. Tidak ditemukan adanya perlawanan dari almarhum karena tidak ada luka defensif," katanya.

Siane juga menyebutkan bahwa hasil autopsi menunjukkan ada memar pada bagian tubuh belakang, analisisnya ada indikasi tindak kekerasan yang dilakukan ketika korban sedang menyandar ke sesuatu.

Sementara itu, dokter

sebagai pemimpin proses autopsi mengemukakan pihaknya menemukan adanya luka yang bersifat intravital atau terjadi ketika hidup pada jenazah Siyono.

"Kami mantapkan dengan pemeriksaan mikroskopis, yang hasilnya mendukung hal tersebut," ucapnya.

Sementara itu, Ketua bidang Hukum dan HAM PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas menyatakan autopsi tersebut bertujuan agar masyarakat terdidik dengan hasil autopsi yang jernih dan tanpa rekayasa.

"Karena ini langkah akademis dan ilmiah," kata dia.

Terduga teroris Siyono, warga Dukuh, Desa Pogung, Kabupaten Klaten setelah ditangkap oleh Densus 88 Mabes Polri dikabarkan meninggal dunia di Jakarta, Jumat (11/3). Pihak keluarga, terutama istri Siyono, Suratmi, meminta keadilan terkait dengan meninggalnya suaminya.

Komnas HAM mencatat Siyono menjadi orang yang ke-121 yang tewas setelah ditangkap Densus 88 Antiteror sejak satuan khusus Polri untuk penanggulangan terorisme itu dibentuk 26 Agustus 2004. (ANT)

Baca juga artikel terkait GATOT SUHARTO atau tulisan lainnya

Reporter: Agung DH