tirto.id - Dirjen Aplikasi dan Informatika Kemenkominfo, Semuel Pangerapan, mengatakan pemerintah terus menginvestigasi dugaan pegawai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) Surabaya menyebar kata kunci server sehingga menyebabkan peretasan dan gangguan.
"Pastinya ada yang bekerja. Semua bekerja dari BSSN bekerja, cyber crime juga bekerja. Semua pasti diinvestigasi," kata pria yang karib disapa Semmy di Gedung Kemenkominfo, Jakarta, Kamis (4/7/2024).
Kabar keterlibatan pihak internal muncul dari cuitan akun @kafiradikalis. Dalam unggahan tersebut, ia mengklaim memegang data telak bahwa kebocoran PDN diduga kuat berasal dari orang dalam sejak 11 Oktober 2022 dengan nama Dicky Prasetya Atmaja. Dicky disebut bekerja di PT LintasArta dan menjadi saksi mahkota.
Semmy tidak menjawab saat dikonfirmasi soal temuan tersebut. Ia hanya mengatakan pemerintah terus melakukan investigasi sehingga belum ada temuan awal.
Semmy mengatakan, pemerintah sudah menerima kunci peretasan dari kelompok peretas. Kunci yang diberikan pun sesuai dengan sampel spesimen data yang dikunci. Pihak Kominfo pun masih menelusuri kecocokan kunci dengan data di PDNS Surabaya.
Semmy pun menjawab soal ancaman data disebar ke pihak ketika setelah kunci diberikan. Ia hanya mengatakan pemerintah belum menerima semua kunci. Pemerintah, kata Semmy akan memberikan keterangan lebih lanjut khusus setelah penerimaan kunci tersebut. Ia pun memastikan tidak akan mengawal kasus ini karena pengganti akan segera dipilih.
"Bagaimana caranya (mengawal kasus)? Kan saya mundur. Kan pasti ada penggantinya," kata Semmy.
Kemenkominfo menjadi sorotan setelah PDNS 2 Surabaya diserang oleh ransomware LockBit 3.0 buatan Brain Chipper. Pelayanan publik mengalami gangguan dan pihak peretas meminta uang 8 juta dolar AS.
Namun, terkini, pihak Brain Chipper selaku peretas berjanji membuka data PDNS secara gratis beserta proses pelatihan. Mereka pun meminta pemerintah untuk memperbaiki SDM mereka dan menaruh atensi di masalah keamanan siber.
Terbaru, Dirjen Aptika Kemenkominfo Semuel Pangerapan mengumumkan pengunduran diri dari kursi Dirjen Aptika Kominfo, Kamis (4/7/2024). Semmy beralasan, pengunduran diri adalah bentuk pertanggungjawaban atas kegagalan melaksanakan transformasi digital serta insiden peretasan lewat Ransomware PDNS Surabaya.
"Kejadian ini bagaimana pun juga secara teknis adalah tanggung jawab saya sebagai dirjen pengampu dalam proses transformasi pemerintahan. Secara teknis jadi saya mengambil tanggung jawab ini secara moral dan saya menyatakan harusnya selesai di saya karena ini adalah masalah yang harus saya tangani dengan baik," tegas Semmy.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Anggun P Situmorang