Menuju konten utama

Komandan Hamas & Keluarga Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon

Israel turut menyerang kamp pengungsi Palestina di utara untuk pertama kalinya demi menargetkan pejuang Hizbullah dan Hamas.

Komandan Hamas & Keluarga Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon
Asap mengepul setelah serangan udara Israel menargetkan desa Khiam di Lebanon Selatan dekat perbatasan dengan Israel Utara. (Stringer/dpa via Reuters Connect)

tirto.id - Ledakan besar pecah di Beirut bagian selatan, Sabtu (5/10/2024) malam, akibat perluasan pemboman Israel di Lebanon. Israel turut menyerang kamp pengungsi Palestina di utara untuk pertama kalinya demi menargetkan pejuang Hizbullah dan Hamas.

Akibatnya, ribuan warga sipil di Lebanon, termasuk pengungsi Palestina, terpaksa keluar dari wilayah tersebut untuk menghindari konflik. Dilansir VOA, ledakan kuat dilaporkan terjadi menjelang tengah malam setelah militer Israel meminta warga untuk mengungsi dari daerah Haret Hreik dan Choueifat di Beirut.

"Kami belum selesai," kata Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Sabtu (5/10/2024).

Sementara itu, serangan Israel di kamp Beddawi utara menewaskan seorang pejabat sayap militer Hamas bersama dengan istri dan dua putrinya yang masih kecil. Hal itu diketahui dalam keterangan resmi Hamas.

Hamas turut mengatakan anggota sayap militer lainnya tewas dalam serangan Israel di Lembah Bekaa di timur Lebanon. Sebanyak 1.400 warga Lebanon termasuk warga sipil, petugas medis, dan pejuang Hizbullah tewas akibat serangan Israel dalam dua pekan terakhir. Sebanyak 1,2 juta warga terusir dari rumah mereka karena konflik di Lebanon.

Pekan lalu, Israel melancarkan operasi darat terbatas ke Lebanon selatan setelah serangkaian serangan menewaskan pemimpin lama Hizbullah, Hassan Nasrallah. Serangan Israel ke Lebanon disebut sebagai yang terburuk sejak Israel dan Hizbullah terlibat perang singkat pada tahun 2006.

Serangan Israel Ke Lebanon

Asap mengepul dari lokasi yang menjadi sasaran penembakan Israel di desa Dhayra di Lebanon selatan pada 4 Juli 2024. - (Foto oleh Kawnat HAJU / AFP)

Untuk diketahui, dikutip dari Antara, Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi, menuturkan, lebih dari 200.000 warga Suriah dan Lebanon mengungsi ke Suriah untuk menghindari dampak serangan Israel ke Lebanon yang berlangsung sejak 23 September. Melalui pernyataannya di media sosial X, Grandi mengatakan upaya bantuan kemanusiaan dari Pemerintah Suriah, misi Bulan Sabit Merah setempat, Badan Pengungsi PBB (UNHCR), serta badan lainnya tengah menuju perbatasan.

Menyusul invasi darat Israel ke Lebanon Selatan, baku tembak antara tentara Israel dan pejuang Hizbullah Lebanon terus berlangsung.

Kementerian Luar Negeri Suriah menyebutkan serangan udara Israel ke pos perbatasan Masnaa di Lebanon pada Jumat turut menyebabkan lalu lintas di jalan raya Beirut-Damaskus berhenti total dan memutus jalur utama yang dilalui para pengungsi.

Sebelumnya, Rabu (2/10/2024), Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengatakan sekitar 1,2 juta orang di Lebanon, termasuk pengungsi Suriah, terpaksa mengungsi akibat serangan Israel tersebut.

Sementara, Menteri Kesehatan Lebanon, Firass Abiad, menuturkan hampir 2.000 orang tewas dan 9.000 lainnya terluka akibat serangan Israel ke sejumlah daerah di Lebanon.

Baca juga artikel terkait ISRAEL atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Intan Umbari Prihatin