tirto.id - Pengamat politik dari Populi Center, Usep M. Achyar, menilai klaim Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bahwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin semata upaya menarik suara kelompok yang berpotensi tidak memilih (golput).
"Itu istilahnya mau mengatakan bahwa 'ngapain lo pada kecewa? gue aja nggak.' Tetap pilih pak Jokowi," kata Usep kepada Tirto, Senin (13/8/2018).
Para pendukung Ahok memang bisa jadi kecewa dengan sikap Jokowi yang memilih Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden. Soalnya, Ma'ruf turut terlibat dalam pemenjaraan Ahok karena pasal penistaan agama.
Ma'ruf adalah orang yang mendorong keluarnya fatwa MUI bahwa Ahok telah menista agama ketika berpidato di Kepulauan Seribu, 27 September 2016. Selain itu Ma'ruf Amin merupakan salah satu saksi yang memberatkan Ahok. Ma'ruf, langsung atau tidak, turut serta menjebloskan Ahok ke penjara.
Suara Jokowi dan suara Ahok itu beriris, kata Usep. Siapa yang mendukung Ahok, bisa jadi juga mengidolakan Jokowi. Oleh karena itu, ujaran Luhut dapat diartikan sebagai upaya untuk menyatukan kembali suara yang tercecer itu, meski belum jelas apakah memang Ahok mengatakan itu atau tidak.
Selain itu, menurut Usep, pernyataan Luhut juga bakal meningkatkan citra Ahok di mata publik. Mantan Bupati Belitung Timur itu akan disebut sebagai seorang negarawan dan bukan pendendam.
Minggu (12/8/2018) kemarin, dalam deklarasi kelompok relawan Jokowi bernama CAKRA19, Luhut mengatakan kalau Ahok tak marah dan mendukung pencalonan Jokowi-Ma'ruf. Lebih dari itu Ahok juga disebut berminat ikut kampanye ketika sudah bebas. "Jadi enggak ada [Ahok marah]," singgung Luhut.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Rio Apinino