Menuju konten utama

Kisah Bayi 1,5 Kg Meninggal di Tasikmalaya, Sempat Foto Newborn

Kisah bayi dengan berat 1,5 meninggal dunia usai sempat mengikuti sesi foto newborn. Diduga klinik bersalin melakukan malpraktik.

Kisah Bayi 1,5 Kg Meninggal di Tasikmalaya, Sempat Foto Newborn
Ilustrasi bayi prematur. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Seorang bayi prematur dengan berat badan 1,5 kg di Tasikmalaya yang meninggal dunia menjadi perbincangan viral di sosial media.

Pasalnya, pihak keluarga menduga ada malpraktik di klinik bersalin Alifa tempat bayi itu dilahirkan. Ketika menjalani persalinan di klinik Alifa, pihak keluarga juga mengaku mendapat pelayanan buruk.

Bayi prematur itu merupakan anak laki-laki dari pasangan suami istri Erlangga Surya berusia 23 tahun dan Nisa Armila berusia 23 tahun yang lahir pada Senin, 13 November 2023 pukul 22.00 WIB.

Menurut keterangan keluarga yang disampaikan melalui akun Instagram kakak kandung perempuan dari ayah bayi @nadiaanastasyasilvera, bayi tidak mendapatkan perawatan khusus dan intensif sebagaimana yang harus didapatkan oleh bayi prematur.

Untuk itu, pihak keluarga memutuskan untuk mengadukan klinik Alifa dan petugas kesehatan yang menangani persalinan ke Dinas kesehatan Tasikmalaya dan melaporkan kasus ini ke Polres Tasikmalaya.

“Sudah laporan ke Polres Tasikmalaya Kota, semoga mendapatkan keadilan Ya Alloh, Aamiin Ya Alloh Ya Robbal'alamin,” tulis Nadia Annastasya, kakak kandung Erlangga di akun Instagram pada Senin (20/11/2023).

Paur Humas Polres Tasikmalaya Kota Ipda Jajang Kurniawan pada Selasa, 21 November 2023 membenarkan adanya laporan dari pihak keluarga bayi.

Jajang bilang mereka menerima pengaduan pada Senin, lalu pada Selasa pagi tim dari Satreskrim berangkat ke rumah keluarga korban.

Pihaknya kata Jajang melakukan upaya jemput bola karena ibu bayi masih dalam keadaan lemah usai melahirkan.

Namun demikian, Jajang belum bisa menyimpulkan duduk perkara kasus ini, sebab mereka sedang melakukan penyidikan dan pendalaman perkara.

Kronologi Bayi Prematur 1,5 kg Meninggal di Tasikmalaya

Dirangkum dari keterangan tertulis Erlangga, ayah dari sang bayi yang diunggah pada akun Instagram @nadiaanastasyasilvera.

Pada Senin sore sekitar pukul 16.00 WIB, Erlangga membawa istrinya ke klinik Alifa, tempat mereka sering kontrol kesehatan kehamilan.

Bayi lahir setelah kontrol pada Senin malam pukul 22.00 WIB. Erlangga merasakan pelayanan buruk sejak saat itu karena dia menyaksikan bidan yang menangani istrinya tidak berhenti main handphone.

Kemudian, kata Erlangga bayinya dijadikan bahan praktek mahasiswa yang sedang magang di klinik tersebut. Saat itu, bidan menunjukkan hal-hal berkaitan dengan mata kuliah kebidanan kepada mahasiswi praktik.

Selanjutnya, pelayanan yang membuat Erlangga sakit hati adalah ketika istrinya yang baru selesai melahirkan diminta untuk buang air kecil dan bersih-bersih sendirian, bidan tidak memperdulikan kondisi istrinya sama sekali. Bahkan bidan tidak membersihkan bekas darah bersalin yang menempel di tubuh istrinya.

Lantas, anaknya yang memiliki bobot kurang dari 2 kg itu tidak dimasukkan ke incubator sesuai standar medis, melainkan hanya alat inkubator sederhana saja. Ketika di dalam inkubator itu, bayi dalam posisi memakai baju dua lapis, pakai sarung tangan, dan pernel bayi.

Bidan saat itu mengatakan kepada kakak dari Erlangga untuk menunggu hasil observarsi terlebih dahulu, apakah si bayi akan dirujuk ke rumah sakit atau tidak.

Erlangga yang sudah menunggu selama empat jam menemui bidan yang sedang berjaga, saat itu Erlangga mengkhawatirkan anaknya yang belum diberi ASI.

Bidan lantas mengatakan bahwa belum ada jawaban dari pihak rumah sakit, lalu memberitahukan bahwa bayi sudah bisa diberikan ASI. Tapi bayi tidak mampu menyusu kepada ibunya. Hingga sampai waktu subuh bayi masih dipangku oleh ibunya, saat itu bidan yang berjaga belum juga bangun dari tidurnya.

Pukul 07.00 WIB bayi dimandikan oleh bidan yang menurut Erlangga dalam waktu yang sangat lama sekali, dia lantas curiga anaknya dijadikan bahan praktek lagi. Pukul 08.30 WIB bayi selesai dimandikan, dia lantas menerima pemberitahuan bahwa ibu dan bayi sudah boleh pulang.

Meski ragu dengan kondisi anaknya yang memang memiliki badan di bawah standar, Erlangga lalu membawa anak dan istrinya pulang karena bidan menyebutkan bahwa bayi sehat, normal, dan tidak perlu dibawa ke rumah sakit dan tidak perlu dihangatkan di rumah.

Setelah dibawa pulang, bayi masih belum masuk ASI, saat itu ASI dari ibu tidak keluar. Erlangga lalu menghubungi bidan, yang menyarakankan untuk memberikan susu formula dengan merek tertentu, dia lalu membelinya dan mencoba memberikan bayinya makan. Lalu pada pukul 21.00 WIB ibu bayi mendapati bahwa detak jantung bayinya sudah berhenti.

Mereka lantas menuju klinik Alifa yang ternyata sedang tutup. Lalu setelah digedor muncul seorang laki-laki yang melihat kondisi bayi dan menyatakan si bayi sudah meninggal.

Erlangga yang tak puas lalu memboyong anaknya ke IGD Rumah Sakit Jasa Kartini dan diberikan pertolongan medis. Ketika di rumah sakit itu dokter menimbang kembali bayi yang ternyata memiliki berat badan 1,5 kg.

Pihak rumah sakit pun mempertanyakan mengapa bayi dengan bobot 1,5 kg sudah diperbolehkan pulang. Padahal harusnya berada di inkubator selama tujuh hingga 10 hari.

“Minimal inkubator untuk bayi dengan BB 1,5 kg adalah selama tujuh hari atau sepuluh hari menurut suster di Rumah Sakit Jasa Kartini, mereka menanyakan melahirkan di mana karena kaget kok bayi dengan BB tersebut dibolehkan pulang, saya bilang klinik Alifa, suster dan dokter geleng-geleng kepala sangat menyayangkan kenapa dipulangkan yang harusnya diberikan perawatan intensif dan diberikan banyak ASI, ini malah bidan menyarankan tidak boleh diberikan ASI,” tulis Erlangga.

“Kami sekeluarga bukan tidak menerima takdir, karena kami tahu takdir sudah ada yang mengatur. Hanya saja yang sangat kami sayangkan yaitu pelayanan dan perawatan yang sangat buruk yang menyebabkan anak saya meninggal dunia. Anak saya bukan binatang, binatang saja dilayani dengan baik oleh dokter hewan, saya ke klinik Alifa tidak gratis, saya bayar,” tulis Erlangga.

Hal yang mengejutkan lainnya, ternyata bayi itu juga sempat difoto untuk dijadikan konten klinik tanpa izin dari keluarga.

“Bayi 1,5KG kalian beginikan tanpa ada ijin dari pihak keluarga,tanpa ada pemberitahuan dari pihak keluarga. Yang harus nya ini bayi di inkubator dan di berikan perawatan yang intensif malah kalian buat review dan konten. Dimana hati nurani kalian ????????? Ini manusia loh bukan binatang !!!,” tulis Nadia di akun Instagramnya.

Baca juga artikel terkait BAYI PREMATUR atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra