tirto.id - Teks khutbah Jumat terbaru kali ini akan membahas tentang Isra Miraj dan maknanya dalam kehidupan.
Isra dan Mikraj adalah peristiwa yang mengandung banyak makna kehidupan. Salah satu makna yang paling penting dari peristiwa Isra dan Mikraj Nabi Muhammad Saw. adalah perintah salat lima waktu saban hari.
Makna Isra dan Mikraj dalam kehidupan lainnya seperti kasih sayang Allah Swt. begitu besar kepada hamba yang bersabar hingga sebagai bentuk uji keimanan kaum muslim.
Bahasan tentang makna Isra Mikraj dapat dijadikan topik dalam pidato, ceramah, hingga khotbah Jumat.
Khutbah Jumat tentang Isra Miraj dan Maknanya dalam Kehidupan
Berikut ini contoh khotbah Jumat tentang Isra Mikraj dan maknanya dalam kehidupan:
Khutbah I
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Bismillaahirrahmaanirrahiim...
إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
Segala puji hanya milik Allah Swt. Selawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad Saw, yang dinantikan syafaatnya di yaumulkiamah kelak. Amin.
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Swt. dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi laranganNya.
Khatib dalam kesempatan ini akan menyampaikan khotbah tentang Isra Miraj dan maknanya dalam kehidupan.
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Isra dan Mikraj adalah salah satu peristiwa bersejarah dalam Islam yang diperingati sebagian kaum muslim di bulan Rajab. Berdasarkan pendapat yang banyak digunakan di masyarakat, peristiwa Isra dan Mikraj terjadi pada 27 Rajab 621 Masehi, tahun ke-10 kenabian.
Isra adalah perjalanan Rasulullah Saw. selama satu malam dari Masjidilharam (Makkah) menuju Masjidilaqsa (Baiqtulmaqdis). Di sisi lain, mikraj merupakan peristiwa dinaikkannya Rasulullah Saw. dari Baitulmaqdis melewati langit ke-7 menuju Sidratul Muntaha. Allah Swt. menceritakan terjadinya peristiwa Isra dan Mikraj Nabi Muhammad Saw. salah satunya dalam Surah Al-Isra ayat 1 sebagai berikut:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Arab Latinnya:
Subḥānal-lażī asrā bi‘abdihī lailam minal-masjidil ḥarāmi ilal-masjidil-aqṣal-lażī bāraknā ḥaulahū linuriyahū min āyātinā, innahū huwas-samī‘ul-baṣīr(u).
Artinya:
"Maha Suci [Allah] yang telah memperjalankan hamba-Nya [Nabi Muhammad] pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda [kebesaran] Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat," (QS. Al-Isra [17]: 1).
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Peristiwa Isra dan Mikraj menyimpang banyak makna yang dapat dijadikan pembelajaran dalam kehidupan. Makna pertama dalam peristiwa Isra dan Mikraj adalah kasih sayang Allah Swt.
Sebelum melakukan peristiwa Isra dan Mikraj, Nabi Saw. mengalami tahun kesedihan. Dua orang terdekat Rasulullah Saw. meliputi Paman Abu Thalib dan Istri Khadijah meninggal dunia.
Isra dan Mikraj adalah bentuk hadiah atas kesedihan yang telah menimpa Rasulullah Saw. Allah Swt. dalam Surah Al-Qiyamah ayat 22-23 berfirman sebagai berikut:
وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ نَّاضِرَةٌۙ اِلٰى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ ۚ
Arab Latin:
Wujūhuy yauma'iżin nāḍirah(tun). Ilā rabbihā nāẓirah(tun).
Artinya:
"Wajah-wajah [orang mukmin] pada hari itu berseri-seri [karena] memandang Tuhannya,"(QS. Al-Qiyamah [75]: 22-23).
Di sisi lain, hadiah Isra dan Mikraj kepada Rasulullah Saw. menjadi himbauan untuk kaum muslim tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Allah Swt. berfirman dalam Surah Ali Imran ayat 139 sebagai berikut:
وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
Arab Latinnya:
Wa lā tahinū wa lā taḥzanū wa antumul-a‘launa in kuntum mu'minīn(a).
Artinya:
"Janganlah kamu [merasa] lemah dan jangan [pula] bersedih hati, padahal kamu paling tinggi [derajatnya] jika kamu orang-orang mukmin,"(QS. Ali-Imran [3]: 139).
Tidak berlarut-larut dalam kesedihan adalah bukti kita bersabar, rida, dan tidak berputus asa dari kasih sayang Allah Swt. Dalam Surah Ali Imran ayat 146, Allah Swt. berfirman sebagai berikut:
وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ
Arab Latinnya:
Wa ka`ayyim min nabiyying qātala ma'ahụ ribbiyyụna kaṡīr, fa mā wahanụ limā aṣābahum fī sabīlillāhi wa mā ḍa'ufụ wa mastakānụ, wallāhu yuḥibbuṣ-ṣābirīn.
Artinya:
"Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut[nya] yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak [pula] menyerah [kepada musuh]. Allah menyukai orang-orang yang sabar," (QS. Ali Imran [3]: 146).
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Makna kedua yang dapat diambil dari peristiwa Isra dan Mikraj adalah uji keimanan kaum muslim. Tidak semua hal dalam agama Islam dapat diterima logika manusia. Bukan karena kelemahan ajaran Islam, melainkan bukti bahwa keberadaan kekuasaan Allah Swt adalah hak. Allah Swt. berfirman dalam Surah Al-Ankabut ayat 2 sebagai berikut:
اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ
Arab Latinnya:
Aḥasiban-nāsu ay yutrakū ay yaqūlū āmannā wa hum lā yuftanūn(a).
Artinya:
"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan [hanya dengan] berkata, “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji?"(QS. Al-'Ankabut [29]: 2).
Isra Mikraj adalah peristiwa yang berada di luar kemampuan akal manusia. Terlebih pada masa itu, kendaraan yang ada hanyalah unta, tidak secanggih masa sekarang. Membutuhkan waktu berhari-hari untuk menempuh jarak dari Masjidilharam (Makkah) ke Masjidilaqsa (Baiqtulmaqdis). Meskipun demikian, Rasulullah Saw. atas kuasa Allah Swt. dapat melakukannya hanya dengan sebagian dari waktu malam.
Imam Ibnu Katsir dalam kitab Bidayah wa Nihayah, menjelaskan bahwa Rasulullah Saw. menceritakan peristiwa Isra dan Mikraj kepada Kaum Quraisy, namun mayoritas dari mereka ingkar. Tidak hanya itu, sebagian kaum tersebut ada yang kembali murtad setelah mendengar cerita Rasulullah Saw. Di sisi lain, Abu Bakar justru membenarkan dan percaya dengan peristiwa Isra dan Mikraj Nabi Muhammad Saw.
"Sungguh aku percaya terhadap berita dari langit, apakah yang hanya tentang berita Baitul Maqdis aku tidak percaya?".
Semenjak kejadian itu, Abu Bakar mendapatkan julukan "Ash-Shiddiq (yang sangat jujur)".
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Demikianlah khotbah tentang Isra Miraj dan maknanya dalam kehidupan. Semoga apa yang telah disampaikan memberikan kebermanfaatan kepada khatib maupun jemaah sekalian. Di samping itu, Allah Swt. menjadi rida atas segala amalan yang kita perbuat. Aamiin allahumma aamiin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah II
إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الصَّادِقِ الْوَعْدِ الْأَمِيْنِ، وَعَلٰى إِخْوَانِهِ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَارْضَ اللهم عَنْ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَآلِ الْبَيْتِ الطَّاهِرِيْنَ، وَعَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنِ الْأَئِمَّةِ الْمُهْتَدِيْنَ، أَبِيْ حَنِيْفَةَ وَمَالِكٍ وَالشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَعَنِ الْأَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ فَاتَّقُوْهُ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ غَيْرَ ضٰالِّيْنَ وَلاَ مُضِلِّيْنَ، اَللّٰهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِنَا وآمِنْ رَّوْعَاتِنَا وَاكْفِنَا مَا أَهَمَّنَا وَقِنَا شَرَّ ما نَتَخوَّفُ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبٰى ويَنْهٰى عَنِ الفَحْشٰاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَاتَّقُوْهُ يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani