tirto.id - Khutbah Jumat menyambut Isra Miraj 2024 kali ini akan membahas tema "Turunnya Perintah Sholat dan Hikmahnya".
Turunnya perintah sholat dan hikmahnya menjadi salah satu tema yang dapat dipilih untuk khutbah berkaitan bulan Rajab.
Pembahasan awal khutbah dapat dimulai dengan keistimewaan bulan Rajab yang menjadi waktu istimewa untuk melakukan amalan-amalan sunah.
Pembahasan khutbah kemudian dapat masuk ke terjadinya peristiwa Isra dan Mikraj Nabi Muhammad Saw. Isra dan Mikraj menjadi peristiwa ketika Rasulullah Saw. mendapatkan perintah salat lima waktu secara langsung dari Allah Swt.
Salat merupakan rukun Islam kedua. Salat hukumnya wajib untuk dikerjakan seorang muslim yang mukalaf dan tidak beruzur syar'i.
Khutbah Jumat Isra Miraj: Turunnya Perintah Sholat dan Hikmahnya
Berikut ini contoh khutbah Jumat berkaitan Isra dan Mikraj yang membahas turunnya perintah sholat dan hikmahnya:
Khutbah I
Bismillaahirrahmaanirrahiim…
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ وَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِفَضْلِهِ وَكَرَمِهِ، وَخَذَلَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِمَشِيْئَتِهِ وَعَدْلِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَلَا شَبِيْهَ وَلَا مِثْلَ وَلَا نِدَّ لَهُ، وَلَا حَدَّ وَلَا جُثَّةَ وَلَا أَعْضَاءَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا وَعَظِيْمَنَا وَقَائِدَنَا وَقُرَّةَ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ. اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَّالَاهُ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَىٰ وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ ﴿البقرة: ٢٣٨﴾
Segala puji bagi Allah Swt., karena limpahan rahmat yang tiada terkira kepada kita semua. Selawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Saw, penutup para anbiya sekaligus sosok yang kita nantikan syafaatnya di yaumulkiamah kelak. Amin.
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Swt. dengan cara menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya. Orang yang paling mulia di sisi Allah Swt. adalah mereka-mereka yang senantiasa bertakwa.
Khatib dalam kesempatan di bulan Rajab ini akan menyampaikan khotbah tentang "Turunnya Perintah Sholat dan Hikmahnya".
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Kaum muslim tengah menapaki salah satu bulan mulia dalam Islam yakni Rajab. Rajab adalah bulan ke-7 dalam kalender hijriah dan termasuk kelompok asyharul hurum (bulan-bulan haram) sebagaimana firman Allah Swt. dalam Surah Al-Taubah ayat 36 sebagai berikut:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Arab Latinnya:
Inna ‘iddatasy-syuhūri ‘indallāhiṡnā ‘asyara syahran fī kitābillāhi yauma khalaqas-samāwāti wal-arḍa minhā arba‘atun ḥurum(un), żālikad-dīnul-qayyim(u), falā taẓlimū fīhinna anfusakum wa qātilul-musyrikīna kāffatan kamā yuqātilūnakum kāffah(tan), wa‘lamū annallāha ma‘al-muttaqīn(a).
Artinya:
“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, [sebagaimana] dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah [ketetapan] agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam [bulan yang empat] itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa,”(QS. At-Taubah [9]:36).
Bulan Rajab dikatakan mulia karena di dalamnya terdapat berbagai keistimewaan. Kaum muslim yang menjalankan amalan sunah di bulan tersebut akan mendapatkan banyak pahala serta kemuliaan. Dalam sebuah hadis, Sahabat Anas bin Malik diriwayatkan pernah bertanya kepada Rasulullah Saw. sebagai berikut:
قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ لِمَ سُمِيَ رَجَبَ؟ قاَلَ: لِأَنَّهُ يَتَرَجَّبُ فِيْهِ خَيْرٌ كَثِيْرٌ لِشَعْبَانَ وَرَمَضَانَ
Artinya:
"Dikatakan kepada Nabi Muhammad: 'Wahai utusan Allah! Kenapa disebut sebagai bulan Rajab?', lalu Nabi Muhammad menjawab: 'Karena pada bulan tersebut terdapat banyak kebaikan yang diagungkan untuk bulan Syakban dan Ramadan,'" (HR. Imam Bukhari).
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Dalam berbagai keistimewaan di bulan Rajab, terdapat salah satu peristiwa bersejarah bagi umat Islam yakni terjadinya Isra dan Mikraj Nabi Muhammad Saw. Isra adalah perjalanan Rasulullah Saw. selama satu malam dari Masjidilharam (Makkah) menuju Masjidilaqsa (Baiqtulmaqdis).
Di sisi lain, mikraj merupakan peristiwa dinaikkannya Rasulullah Saw. dari Baitulmaqdis melewati langit ke-7 menuju Sidratul Muntaha. Peristiwa Isra Mikraj menurut pendapat yang banyak digunakan terjadi pada 27 Rajab 621 Masehi, tahun ke-10 kenabian. Terjadinya Isra dan Mikraj Nabi Muhammad Saw. salah satu termuat dalam Surah Al-Isra ayat 1 sebagai berikut:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Arab Latinnya:
Subḥānal-lażī asrā bi‘abdihī lailam minal-masjidil ḥarāmi ilal-masjidil-aqṣal-lażī bāraknā ḥaulahū linuriyahū min āyātinā, innahū huwas-samī‘ul-baṣīr(u).
Artinya:
"Maha Suci [Allah] yang telah memperjalankan hamba-Nya [Nabi Muhammad] pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda [kebesaran] Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat," (QS. Al-Isra [17]: 1).
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Melalui peristiwa Isra dan Mikraj, Rasulullah Saw. mendapatkan perintah salat 5 waktu meliputi Zuhur, Asar, Magrib, Isya, dan Subuh.
Berbeda dengan amalan lain yang disyariatkan melalui Jibril, perintah salat 5 waktu disampaikan secara langsung Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. Hal ini menunjukan bahwa salat 5 waktu menjadi rukun Islam yang wajib untuk dilakukan kaum muslim.
Dalam berbagai dalil disebutkan bahwa salat adalah amalan yang penting untuk ditunaikan kaum muslim. Allah Swt. melalui Surah Al-Ankabut ayat 45 salah satunya menyebutkan sebagai berikut:
اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ ٤٥
Arab Latinnya:
Utlu mā ụḥiya ilaika minal-kitābi wa aqimiṣ-ṣalāh, innaṣ-ṣalāta tan-hā 'anil-faḥsyā`i wal-mungkar, walażikrullāhi akbar, wallāhu ya'lamu mā taṣna'ụn.
Artinya:
“Bacalah [Nabi Muhammad] Kitab [Al-Qur’an] yang telah diwahyukan kepadamu dan tegakkanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari [perbuatan] keji dan mungkar. Sungguh, mengingat Allah [salat] itu lebih besar [keutamaannya daripada ibadah yang lain]. Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan,”(QS. Al-Ankabut [29]: 45).
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Demikianlah khotbah tentang "Turunnya Perintah Sholat dan Hikmahnya". Semoga apa yang telah disampaikan memberikan kebermanfaatan kepada khatib maupun jemaah sekalian. Di samping itu, Allah Swt. menjadi rida atas segala amalan yang kita perbuat. Aamiin allahumma aamiin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah II
إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الصَّادِقِ الْوَعْدِ الْأَمِيْنِ، وَعَلٰى إِخْوَانِهِ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَارْضَ اللهم عَنْ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَآلِ الْبَيْتِ الطَّاهِرِيْنَ، وَعَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنِ الْأَئِمَّةِ الْمُهْتَدِيْنَ، أَبِيْ حَنِيْفَةَ وَمَالِكٍ وَالشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَعَنِ الْأَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ فَاتَّقُوْهُ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ غَيْرَ ضٰالِّيْنَ وَلاَ مُضِلِّيْنَ، اَللّٰهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِنَا وآمِنْ رَّوْعَاتِنَا وَاكْفِنَا مَا أَهَمَّنَا وَقِنَا شَرَّ ما نَتَخوَّفُ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبٰى ويَنْهٰى عَنِ الفَحْشٰاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَاتَّقُوْهُ يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani