Menuju konten utama
Naskah Khotbah Jumat

Khutbah Jumat Singkat: Hujan Adalah Rahmat dan Berkah dari Allah

Khutbah Jumat Singkat: Hujan Adalah Rahmat dan Berkah dari Allah.

Khutbah Jumat Singkat: Hujan Adalah Rahmat dan Berkah dari Allah
Ilustrasi hujan. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Khutbah Jumat singkat pekan ini mengambil tema tetang berkah hujan dari Allah SWT.

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalamuaalaikum warahmatullaahi wabarakatuh

الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلَ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah mempertemukan kita kembali dalam majelis salat dan khotbah Jumat pada 14 Oktober 2022 ini.

Salawat dan salam tercurah atas hamba dan Rasul-Mu Muhammad, dan atas keluarga dan para sahabatnya, para pembimbing alam semesta di seluruh negeri.

Khutbah Jumat Singkat

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Saat ini kita telah memasuki musim penghujan dan hujan merupakan karunia serta hikmah luar biasa dari Allah SWT untuk makhluk ciptaannya.

Meski demikian, saat hujan masih ada banyak orang yang mengeluh karena merasa banyak pekerjaannya yang terhambat karena datangnya hujan.

Padahal Allah SWT telah jelas menerangkan dalam Al-Qur'an tentang diturunkannya berkah pada saat hujan. Allah berfirman:

وَنَزَّلۡنَا مِنَ السَّمَآءِ مَآءً مُّبٰـرَكًا فَاَنۡۢبَـتۡـنَا بِهٖ جَنّٰتٍ وَّحَبَّ الۡحَصِيۡدِ

Wa nazzalnaa minas samaaa'i maaa'am mubaarakan fa ambatnaa bihii jannaatinw wa habbal hasiid

Artinya: "Dan dari langit Kami turunkan air yang memberi berkah lalu Kami tumbuhkan dengan (air) itu pepohonan yang rindang dan biji-bijian yang dapat dipanen." (QS. Qaaf:9)

Jika kita lihat dari artinya, hujan yang diturunkan dari langit dalam bentuk air merupakan berkah dari Allah SWT bagi penghuni bumi.

Saat hujan, yang digambarkan dengan air yang tercurah, maka ada bermacam-macam pepohonan yang rindang dan biji-bijian yang dapat dipanen, seperti gandum, jagung dan sebagainya.

Pada ayat ini juga Allah menerangkan bagaimana cara menumbuhkan tumbuh-tumbuhan itu, yakni dengan diturunkannya air hujan dari langit.

Air hujan mempunyai banyak manfaatnya, di antaranya yang utama untuk menumbuhkan tanam-tanaman dan pohon-pohon yang berbuah, terutama tumbuh-tumbuhan dan biji tanamannya dapat dituai seperti padi, gandum, jagung, dan sebagainya.

Kemudian dalam surah Asy-Syura ayat 28, Allah juga memberikan wasilah bagi siapa saja merasa putus asa, maka Allah turunkan air hujan kepada hambanya.

Firman Allah SWT:

وَهُوَ الَّذِىۡ يُنَزِّلُ الۡغَيۡثَ مِنۡۢ بَعۡدِ مَا قَنَطُوۡا وَيَنۡشُرُ رَحۡمَتَهٗ‌ ؕ وَهُوَ الۡوَلِىُّ الۡحَمِيۡدُ

Wa Huwal lazii yunazzilul ghaisa mim ba'di maa qanatuu wa yanshuru rahmatah; wa Huwal Waliyyul Hamiid

Artinya: "Dan Dialah yang menurunkan hujan setelah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Maha Pelindung, Maha Terpuji. (QS. Asy-Syura: 28)

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah, sesungguhnya Allah sangatlah murah hati, salah satunya dengan cara menurunkan hujan bagi mereka yang sebelumnya merasa putus asa karena tidak mendapatkan air untuk kehidupan dan kebutuhan sehari-hari.

Ini juga berlaku bagi semua orang yang menghadapi kekeringan dalam waktu lama dan berkepanjangan, hujan merupakan rahmat terbesar dari Allah untuk mereka.

Allah menunjukkan kebesaran-Nya kepada semua makhluk dengan menyebarkan rahmat-Nya, sehingga semuanya dapat menikmati dan memperoleh manfaatnya.

Dan Dialah Allah Maha Pelindung bagi semua makhluk-Nya dari segala yang membahayakan mereka, Maha Terpuji atas segala rahmat, tindakan, dan kebijaksanaan-Nya.

Lebih jelasnya, dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia-lah yang menurunkan hujan dari langit, membantu mereka yang telah berputus asa karena air yang diharapkan datang dari langit tak kunjung datang.

Allah memberikan berkah hujan dan mendatangkan manfaat yang banyak serta menjadikan tanah subur.

Dia-lah Allah yang menguasai urusan hamba-Nya, memberikan banyak sekali manfaat bagi makhluk ciptaan-Nya. Atas rahmat besar yang dikaruniakan ini, maka Allah wajib dipuji oleh semua makhluk-Nya.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Hujan yang turun dari langit, ini juga merupakan bentuk keseimbangan alam yang Allah ciptakan, karena dengan turunnya hujan, air di bumi akan terpenuhi bagi seluruh makhluk-Nya.

Seperti disebutkan dalam surah Az-Zukruf ayat 11 berikut ini:

وَالَّذِىۡ نَزَّلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءًۢ بِقَدَرٍ‌ۚ فَاَنۡشَرۡنَا بِهٖ بَلۡدَةً مَّيۡتًا‌ ۚ كَذٰلِكَ تُخۡرَجُوۡنَ

Wallazii nazzala minas samaaa'i maaa'am biqadarin fa anshamaa bihii baldatam maitaa' kazaalika tukhrajuun

Artinya: "Dan yang menurunkan air dari langit menurut ukuran (yang diperlukan) lalu dengan air itu Kami hidupkan negeri yang mati (tandus). Seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur)." (QS. Az-Zukruf: 11)

Dalam surat ini dijelaskan, secara rinci dijelaskan bagaimana Allah menurunkan secara bertahap dan teratur air dari langit menurut ukuran yang diperlukan untuk semua makhluk-Nya yang ada di bumi.

Hikmah lain dari hujan sebagai bentuk rahmat Allah adalah hujan dapat mencukupi kebutuhan minuman semua makhluk-Nya, baik manusia, hewan, tumbuhan, dan juga untuk kebutuhan-kebutuhan yang lainnya.

Ayat ini juga menjelaskan, dengan air yang diturunkan sesuai kadarnya itu, Allah menghidupkan negeri yang mati dan tandus sehingga tumbuh-tumbuhan yang ada padanya dapat keluar dari bumi dan tumbuh dengan baik dan subur.

Allah menurunkan hujan dari langit sesuai dengan keperluan untuk menghidup-suburkan tanam-tanaman dan tumbuh-tumbuhan.

Dengan turunnya hujan dari langit sesuai dengan kadar yang diperlukan, maka hidup dan makmurlah negeri yang telah mati yang tidak lagi ditumbuhi tanam-tanaman dan pohon-pohonan.

Sebagaimana Allah kuasa menghidupkan negeri yang telah mati, begitu pula Dia kuasa menghidupkan dan mengeluarkan orang-orang mati itu dari kubur dalam keadaan hidup, sebagaimana firman Allah:

"Dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu dihidupkannya bumi setelah mati (kering)." (ar-Rum/30: 24)

Lalu Allah juga berfirman melalui surah Fathir ayat 9, yang artinya:

"Maka Kami arahkan awan itu ke suatu negeri yang mati (tandus) lalu dengan hujan itu Kami hidupkan bumi setelah mati (kering). Seperti itulah kebangkitan itu." (Fathir/35: 9)

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Proporsi air hujan tidak hanya penting dalam bentuk jumlahnya, tetapi juga kecepatan turunnya butir air hujan [menurut ukuran yang diperlukan].

Kecepatan butir air hujan tidak melebihi kecepatan standar, tidak peduli berapa ukuran butir air hujan itu.

Umumnya butiran air hujan mempunyai diameter 4,5 mm. Kecepatannya sekitar 8 meter per detik. Pada ukuran yang lebih kecil, tentunya kecepatannya lebih rendah. Pada ukuran butiran yang lebih besar dari 4,5 mm, tidak berarti kecepatannya makin tinggi. Kecepatannya tetap, yaitu sekitar 8 meter per detik.

Hal ini disebabkan karena bentuk butiran yang cair itu akan berinteraksi dengan udara dan angin sehingga bentuk butir air itu berubah sedemikian rupa yang mengakibatkan kecepatan jatuhnya menurun dan tidak melebihi kecepatan standar.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Betapa Maha Agungnya Allah dengan menciptakan hujan, mudah-mudahan kita semua dapat mengambil hikmah dari apa yang disampaikan.

Demikianlah khotbah Jumat kali ini,

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.

Baca juga artikel terkait KHUTBAH JUMAT SINGKAT atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom