Menuju konten utama

Ketahui Gejala Khas Pada Lansia & Komorbid yang Terinfeksi COVID-19

Gejala khas yang muncul pada pasien positif lansia dan komorbid salah satunya adalah nafsu makan hilang tiba-tiba.

Ketahui Gejala Khas Pada Lansia & Komorbid yang Terinfeksi COVID-19
Ilustrasi corona virus. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Lansia serta orang yang memiliki penyakit penyerta (komorbid) paling rentan untuk terinfeksi COVID-19.

Apalagi gejala umum yang biasa dialami pasien positif COVID-19 sama sekali tidak muncul pada lansia dan komorbid yang terkonfirmasi positif.

Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Czeresna Heriawan Soejono, mengatakan lansia terkonfirmasi positif COVID-19 tidak memiliki kekhasan gejala alias tidak jelas.

Mantan Direktur Utama RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta itu menyebutkan gejala batuk-batuk, sesak nafas, atau hilangnya indera penciuman dan perasa yang umumnya dialami pasien positif COVID-19 sama sekali tidak muncul pada lansia dan komorbid.

"Lansia dan komorbid ini perlu perhatian khusus, lebih ketat monitoringnya karena gejalanya khas sekali," papar Soejono dilansir dari laman Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dalam talkshow "Mengapa Lansia dan Komorbid Rentan Terinfeksi COVID-19" di Media Center Satgas COVID-19 Graha BNPB Jakarta pada Rabu (14/10/2020).

Sojoeno menambahkan gejala khas yang muncul pada pasien positif lansia dan komorbid seperti nafsu makan hilang tiba-tiba, terjadi perubahan perilaku yang tidak biasa, dan kesadarannya hilang.

Di tambah penyakit penyerta yang dialami semakin memperberat pasien lansia.

"Pengalaman kami bisa mengatasi virusnya tapi kadang inveksi sekunder itu muncul ketika hasil negatifnya," kata Soejono.

Kepala Staf Medik Fungsional Pulmonologi Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta, Adria Rusli, mengatakan perhatian keluarga sangat penting bagi lansia dan komorbid untuk menghindari paparan virus corona.

Lingkungan yang bersih, makanan sehat, dan istirahat cukup harus diterapkan bagi lansia dan komorbid.

"Kalau sudah kena berat sekali dan tinggi angka kematiannya," ujar Adria.

Dukungan keluarga terutama dalam menerapkan protokol kesehatan, khususnya bagi orang terdekat di sekitarnya, sangat penting.

Adria mencontohkan jika lansia tinggal bersama cucu dan pengasuhnya maka harus diperhatika protokol kesehatannya. Hal sama juga perlu diawasi terhadap pengantar makanan jika memesan dari luar.

"Ini juga berlaku untuk yang mengantar makanan, misalnya asisten rumah tangga atau supir pribadi, perlu dipastikan protokol kesehatannya," ujarnya.

Perawat di Bagian Geriatri RSUP RSCM Jakarta Eva Rischta Magdalena mengatakan rata-rata pasien lansia dan komorbid terpapar COVID-19 merasa tersisihkan dari keluarga.

Ruang isolasi, tempat perawatan pasien COVID-19, memang tidak diperbolehkan dikunjungi keluarga. Namun keberadaan perawat memberi dukungan penuh untuk kesembuhan pasien.

"Perawat membantu support system dan membantu mengkomunikasikan pasien dengan keluarga memanfaatkan teknologi," ujar perawat yang sudah 18 tahun bertugas di RSCM.

Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH