tirto.id - Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Agus Sartono mengatakan, setiap tahun jumlah lulusan SMA/SMK di atas 3,5 juta orang.
Hal ini, kata dia, tidak sebanding dengan daya tampung di perguruan tinggi sebanyak 1,8 juta orang per tahun.
Menurut dia, kondisi angkatan kerja di Indonesia belum mengalami perbaikan. Ia mencatat angkatan kerja saat ini 65 persen dari lulusan SD/SMP, 25 persen lulusan SMA/SMK, dan 10 persen lulusan perguruan tinggi.
Ia juga menuturkan kondisi ini perlu dibenahi. Salah satunya dengan meningkatkan kapasitas perguruan tinggi, baik taraf universitas atau politeknik.
"Belajar dari negara-negara maju bahwa politeknik vokasi harus berimbang dengan perguruan tinggi umum," ujar dia, di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (13/5/2019).
Menurut dia, untuk peningkatan kapasitas politeknik, pemerintah telah menyusun rencana periode 2020-2024 dengan
Politeknik yang akan didirikan ini, kata dia, khusus untuk bidang-bidang yang sejalan dengan revolusi industri 4.0 dan sesuai dengan kebutuhan industri di setiap kawasan.
"Kalau kapasitas [politeknik] tidak kami perbesar, angka lulusan SMK dan SMA yang tidak kuliah akan tetap bahkan bisa meningkat," ujar dia.
Asumsinya, kata dia, dengan penambahan kapasitas politeknik, akan memperkecil lulusan-lulusan SMA/SMK yang harus masuk ke pasar tenaga kerja yang tak punya kualifikasi pendidikan minimal D3 dan S1.
"Kami berharap daya tampung poltek bertambah dari 900.000 menjadi naik sampai 1.500.000. Kalau bisa ditingkatkan lagi maka harapannya 2,6 juta sudah ditampung poltek," ujar dia.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Zakki Amali