Menuju konten utama

FSGI: Indonesia Kurang Guru SMK Produktif karena Minim Insentif

FSGI menilai guru produktif SMK minim, karena insentif dari pemerintah yang masih kurang.

FSGI: Indonesia Kurang Guru SMK Produktif karena Minim Insentif
Sejumlah siswa mengisi formulir masuk ke perguruan tinggi pada acara Career Day yang diprakarsai oleh Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) Provinsi DKI Jakarta di Gedung Balai Kartini, Jakarta, Selasa (8/01/2019). Pameran dan seminar yang diikuti 53 universitas negeri dan swasta tersebut untuk memperkenalkan perguruan tinggi kepada siswa yang akan melanjutkan pendidikan setelah lulus SMA. ANTARA FOTO/Dede Rizky Permana/wsj.

tirto.id - Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriwan Salim merespons Pejabat Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudyaan soal kekurangan guru produktif di SMK.

Menurut Satriawan, salah satu penyebabnya karena insentif yang diberikan belum maksimal.

"Berikan insentif yang lebih kepada guru mata pelajaran produktif agar mereka itu tertarik menjadi guru," ujar dia saat ditemui di Jakarta Pusat, Senin (13/5/2019).

Sebab, menurut dia, SMK itu memiliki klasifikasi yang beragam dengan tingkat kualitas serta pembayaran upah yang tidak merata.

Hal ini, lanjut dia, dipicu mayoritas SMK swasta yang kemampuan finansialnya berbeda-beda.

"Bahkan banyak SMK yang kelas bawah. Bukan pemerintah yang menggajinya, yang SMK swasta kelas bawah digaji oleh yayasan. Sedangkan kemampuan yayasan berbeda-beda," ujar dia.

FSGI, kata dia, juga mengusulkan kepada Kemendikbud, agar memberdayakan guru-guru yang mengikuti pelatihan singkat ke-12 negara selama tiga minggu.

"Bagaimana kalau dimanfaatkan saja teman-teman [guru] yang berpresetasi ini untuk melatih guru, apalagi dengan skema zonasi nanti. Itu sumber daya yang kita punya sebenarnya," kata dia.

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK Agus Sartono mengatakan ketersediaan guru produktif di Indonesia untuk mengajar, khususnya di SMK, masih sangat minim sekali.

"Pemerintah sejak tiga tahun terakhir fokus pada upaya revitalisasi pendidikan vokasi mencakup SMK dan poltek. Hanya persoalannya, SMK mengalami kekurangan guru produktif hingga 100 ribu lebih," kata Agus.

Baca juga artikel terkait PENDIDIKAN INDONESIA atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Zakki Amali