tirto.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeklaim sampai hari ini, Rabu, 27 Juli 2022, Indonesia belum menemukan kasus konfirmasi cacar monyet (monkeypox) atau nihil dan sempat memiliki 9 kasus suspek cacar monyet, tetapi hasilnya negatif.
Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara atau Jubir Kemenkes Mohammad Syahril via Zoom dalam konferensi pers daring bertajuk “Update Penanganan Monkeypox di Indonesia”, yang disiarkan langsung lewat kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI, Rabu (27/7/2022).
“Nah alhamdulillah, sampai dengan hari ini, sejak diumumkannya kasus pertama di Inggris yang lalu, kita belum ada kasus konfirmasi, probable, maupun suspek ya. Kemarin itu ada 9 kasus yang kita suspek gitu ya, tapi ternyata mereka dikeluarkan dari ini dan setelah di-WGS [whole genome sequencing] atau di-sequencing, hasilnya negatif tidak ditemukan cacar monyet,” kata Syahril.
Adapun data yang dilihatkan oleh Kemenkes menunjukkan, terdapat 2 orang terlapor kontak erat yang masih dalam penyelidikan. Syahril pun tidak menjelaskan lebih lanjut terkait dua orang tersebut.
Dia menuturkan, World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia telah menerbitkan rekomendasi dengan membagi 4 klasifikasi negara. Klasifikasi 1 yaitu negara yang belum melaporkan kasus cacar monyet atau negara yang pernah melaporkan kasus, namun tidak melaporkan lagi selama 21 hari terakhir.
Klasifikasi 2 adalah negara yang sudah mengalami kasus impor dan terjadi transmisi dari manusia ke manusia. Lalu klasifikasi 3 yaitu negara yang mengalami transmisi antara hewan dan manusia. Terakhir, klasifikasi 4 adalah negara yang memiliki kapasitas produksi untuk diagnostik, vaksin, dan agen terapi.
Syahril menerangkan bahwa Indonesia sekarang masuk ke klasifikasi 1. “Nah Indonesia, saat ini masuk klasifikasi 1, karena belum pernah melaporkan kasus monkeypox ini ke WHO. Ada klasifikasi 2, 3, dan 4 ya, kita masuk di klasifikasi 1,” ucap dia.
Kemudian Syahril menegaskan, penularan cacar monyet ini dapat melalui kontak langsung dan tidak langsung. Kontak langsung artinya bersentuhan, misalnya seseorang bersentuhan dengan orang yang sedang sakit cacar monyet.
“Bisa cipika-cipiki, bisa salaman, bisa berpelukan, bahkan lebih dari itu. Yang kedua, kontak tidak langsung, yaitu apabila kita bersentuhan, kena, kepada alat-alat atau benda-benda di sekitar penderita,” sambung dia.
Contohnya, beber Syahril, yaitu orang yang merawat pasien cacar monyet. Misalnya orang yang merawat pasien ini mengganti sprei pasien, mengganti sarung bantal, serta mengganti handuk.
“[Bila] seseorang itu tidak hati-hati, itu bisa kena. Jadi kedua hal ini yang paling penting ya,” kata dia.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri